Bantuan tak melulu dalam bentuk uang. Begitu banyak orang yang tak memiliki pakaian yang layak pakai. Apabila pakaian kita masih bagus namun sudah tak dipakai lagi, maka selayaknya tak dibakar atau dibuang. Dapat disumbangkan lewat organisasi-organisasi yang seringkali mengumpulkan pakaian layak pakai. Atau diberikan langsung kepada saudara kita yang membutuhkannya..Â
Banyak juga yang berkekurangan dalam memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari. Makan ala kadarnya, seringkali menahan lapar. Sebungkus nasi, atau sekerat roti yang kita berikan tentu saja membuat mereka bahagia. Dan kita pun akan berbahagia manakala melihat mereka bahagia saat menerima pemberian kita. Kegembiraan yang tak dibuat-buat, tulus.
Berbagi dapat pula dilakukan dengan tenaga. Dari kecil, kita diajarkan untuk membantu orang lain membawakan barang bawaannya. Entah itu orang yang lebih tua dari kita atau pun sahabat. Bahkan menawarkan bantuan pada orang asing untuk menyeberang jalan, termasuk menuntun orang tuna netra. Apabila perkara kecil ini dapat kita lakukan dengan baik dan senang, maka kepada kita akan diberikan perkara-perkara besar untuk diurus oleh kita.
Ilmu pun dapat kita bagi pada sesama. Ilmu dan pengalaman tidak untuk disimpan. Tetapi diamalkan. Â Semakin banyak kita berbagi, semakin banyak pula kita mendapatkan ilmu baru. Tak perlu takut. Pemahaman terhadap suatu ilmu boleh sama. Namun cara kerja dan kreatifias setiap orang itu berbeda. Punya ciri khas dan hasil akhir yang berbeda.Â
Contohlah para guru. Begitu banyak ilmu yang mereka berikan pada kita. Tak hanya untuk mendapatkan nilai tinggi di sekolah. Tetapi lebih daripada itu, menanamkan nilai-nilai kehidupan sebagai bekal anak sekolah di masa depan. Tanpa mengharapkan balas jasa.
Para guru tak pernah berharap banyak, kecuali menginginkan anak didiknya berhasil di masa depan. Dan mereka tentunya begitu bahagia ketika dikunjungi atau minimal mendapatkan khabar gembira tentang perkembangan anak-anak didiknya.
Akhir Kata
Pada akhirnya, kebiasaan berbagi merupakan bagian dari ucapan syukur kita. Ketika kita mengucap syukur, maka ada rasa damai dan nyaman. Kita menjadi bahagia.Â
Jadi kebahagiaan itu bukan datangnya dari berlimpahnya harta, atau begitu banyak gelar yang kita miliki. Namun karena rasa syukur atas apa yang kita miliki dan apa yang dapat kita bagikan kepada orang lain.