Salah satu ikon wisata Lampung adalah Air terjun Putri Malu. Tinggi air terjun ini hampir mencapai 80 meter, bahkan ada yang menyatakan sekitar 100 meter dpl.Â
Di bawahnya, terdapat kolam yang cukup luas. Pengunjung dapat berenang sepuasnya, jika ingin menikmati siraman si putri malu yang sejuk, bahkan cenderung dingin.Â
Tidak ada lubang goa di dalam kolam ini sehingga pengunjung yang ingin berenang, tidak perlu khawatir akan terperangkap dalam pusaran air akibat adanya lubang itu.Â
Kekuatan air yang terjun ke bawah begitu keras dan menyatu, seolah enggan berpisah sebelum mencapai batas terbawah untuk bersatu dengan aliran sungai lainnya, lalu bersama mengalir menuju ke laut lepas.Â
Di sebelah air terjun putri malu ini, ada satu air terjun yang lebih kecil lagi, sehingga pengunjung bisa masuk dan berdiri tepat di bawahnya untuk berfoto ria sambil membiarkan dirinya diterpa oleh guyuran putri malu yang 'turun dari langit'.
Konon, air terjun yang merupakan hulu Way (sungai) Umpu ini, dimiliki oleh Raja Juku yang gagah perkasa, yang menguasai Kerajaan Bukit Menanga Siamang. Lokasinya berada di atas bukit. Dari atas puncak bukit ini, semua lokasi sawah dan kelokan sungai dapat diamati, termasuk pergerakan manusia menuju ke lokasi kerajaan ini.
Air Terjun Putri Malu berlokasi di dalam hutan register 24, termasuk dalam wilayah administrasi Kampung (desa) Juku Batu, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan -Lampung.Â
Perjalanan ke lokasi bisa melalui Kasui atau Baradatu. Memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan dari Baradatu. Lebih baik kalau menggunakan sepeda motor agar bisa masuk sampai ke lokasi.Â
Selain menikmati terjalnya jalan, pengunjung juga dapat menikmati deretan tanaman kopi yang tumbuh sepanjang perjalanan, dalam puluhan hektare. Sayangnya, kondisi jalan masih belum bagus.Â
Kadang berbatu, kadang hanya berupa tanah merah, yang banyak berdebu di musim kemarau dan berlumpur di musim hujan. Walaupun medannya masih sulit, para penikmat alam tidak surut niatnya untuk mencapai Putri Malu untuk sekedar menikmati pemandangan dan berfoto sepuasnya.
Selain menikmati hutan kopi sepanjang bukit, pengunjung juga bisa menyaksikan puluhan sarang lebah yang bergantungan di bebatuan air terjun tersebut. Lebah-lebah hutan ini merasa nyaman sekali, karena sulit dijangkau oleh pemangsa madu, termasuk manusia. Sarang berwarna coklat ini semakin menambah semarak alam kawasan hutan register 24 ini.
Karcis masuk lokasi sebesar lima ribu rupiah, dibayar pada penjaga yang berada sekitar pondok yang sengaja dibuat untuk berteduh, sekaligus sebagai tempat parkir sepeda motor. Areal yang dikelola oleh dinas kehutanan ini sudah dilengkapi dengan dua bangunan untuk berganti pakaian. Namun belum tersedia toilet.Â
Pengunjung harus menahan keinginan membuang hajat karena ketiadaan fasilitas itu. Tidaklah mengherankan, jika dua kamar ganti yang ada, beraroma tidak sedap karena menjadi sasaran buang air kecil oleh pengunjung.
Sangatlah pantas, jika Pemprov Lampung dan Pemkab Way Kanan berusaha untuk memperbaiki jalan menuju air terjun ini. Juga membangun fasilitas untuk melayani kebutuhan dasar pengunjung.Â
Jika jalan menjadi baik, maka pengunjung pun akan bertambah banyak yang pada gilirannya, juga dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Ayo sahabat penikmat panorama alam. Sempatkanlah dirimu untuk berkunjung ke Kampung Juku Batu. Nikmatilah kelokan air terjun Putri Malu yang meliuk-liuk sebelum jatuh dan menghempas bebatuan di bawah kolam bentukannya.Â
Saksikan si Putri Malu yang seolah-olah turun dari langit untuk mengunjungi dan menyapa anda semua, penikmat alam nan indah ini.