Bahasa minoritas adalah bahasa yang digunakan oleh kelompok kecil masyarakat. Bahasa ini punya nilai budaya dan sejarah yang sangat penting. Sayangnya, banyak bahasa minoritas yang hampir punah karena semakin sedikit orang yang menggunakannya. Anak muda cenderung lebih sering memakai bahasa nasional atau bahasa asing, sehingga bahasa daerah atau bahasa minoritas makin jarang dipakai. Kalau hal ini terus dibiarkan, bahasa-bahasa itu bisa benar-benar hilang dan tidak bisa dipelajari lagi oleh generasi berikutnya.
Untuk mencegah kepunahan bahasa, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dokumentasi bahasa. Dokumentasi ini berarti mencatat dan merekam bahasa dari penutur aslinya, seperti kosakata, cara pengucapan, tata bahasa, dan cerita-cerita rakyat. Hasil dokumentasi ini kemudian disimpan dalam bentuk digital supaya bisa digunakan untuk belajar di masa depan. Dengan begitu, bahasa tersebut tidak akan benar-benar hilang meski penuturnya sedikit. Dokumentasi juga bisa menjadi sumber belajar yang menarik untuk anak muda.
Selain dokumentasi, revitalisasi bahasa juga penting. Revitalisasi artinya menghidupkan kembali bahasa yang mulai jarang dipakai. Caranya bisa dengan mengajarkannya di sekolah, membuat komunitas belajar, atau menggunakan media sosial dan teknologi modern. Bahkan sekarang sudah ada aplikasi khusus untuk belajar bahasa daerah. Dengan cara ini, anak muda bisa ikut menjaga bahasa dan budaya leluhur mereka. Upaya ini bukan hanya melestarikan bahasa, tapi juga memperkuat rasa bangga terhadap identitas bangsa sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI