Mohon tunggu...
Granada Meylano Alvinit
Granada Meylano Alvinit Mohon Tunggu... Mahasiswa UMM Prodi Bhs. Inggris

Mahasiswa UMM prodi Bhs. Inggris

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pelestarian Bahasa Minoritas melalui Dokumentasi dan Revitalisasi

17 Oktober 2025   08:20 Diperbarui: 17 Oktober 2025   08:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa minoritas adalah bahasa yang digunakan oleh kelompok kecil masyarakat. Bahasa ini punya nilai budaya dan sejarah yang sangat penting. Sayangnya, banyak bahasa minoritas yang hampir punah karena semakin sedikit orang yang menggunakannya. Anak muda cenderung lebih sering memakai bahasa nasional atau bahasa asing, sehingga bahasa daerah atau bahasa minoritas makin jarang dipakai. Kalau hal ini terus dibiarkan, bahasa-bahasa itu bisa benar-benar hilang dan tidak bisa dipelajari lagi oleh generasi berikutnya.

Untuk mencegah kepunahan bahasa, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dokumentasi bahasa. Dokumentasi ini berarti mencatat dan merekam bahasa dari penutur aslinya, seperti kosakata, cara pengucapan, tata bahasa, dan cerita-cerita rakyat. Hasil dokumentasi ini kemudian disimpan dalam bentuk digital supaya bisa digunakan untuk belajar di masa depan. Dengan begitu, bahasa tersebut tidak akan benar-benar hilang meski penuturnya sedikit. Dokumentasi juga bisa menjadi sumber belajar yang menarik untuk anak muda.

Selain dokumentasi, revitalisasi bahasa juga penting. Revitalisasi artinya menghidupkan kembali bahasa yang mulai jarang dipakai. Caranya bisa dengan mengajarkannya di sekolah, membuat komunitas belajar, atau menggunakan media sosial dan teknologi modern. Bahkan sekarang sudah ada aplikasi khusus untuk belajar bahasa daerah. Dengan cara ini, anak muda bisa ikut menjaga bahasa dan budaya leluhur mereka. Upaya ini bukan hanya melestarikan bahasa, tapi juga memperkuat rasa bangga terhadap identitas bangsa sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun