Anak-anak muda jaman sekarang sering membicarakan topik-topik seperti healing dan penyembuhan diri. Terutama bagi mereka yang berada dalam situasi hancur seperti karena perpisahan, perceraian, bencana, dan peristiwa traumatis lainnya.Â
Selain itu, kepenatan pekerjaan kantor atau aktivitas hari-hari lainnya seringkali mendorong kita untuk melakukan proses healing ini. Kamu mungkin mencoba untuk "melarikan diri" dari situasi yang runtuh dari kehidupan sehari-hari. Maka healing bisa jadi salah satu caranya.
Memahami Arti Healing
Dalam hal ini, arti healing berasal dari akar kata "heal" dan berarti membuat sembuh, menyembuhkan, membuat waras. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan "penyembuhan" adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengurangi dan memulihkan tekanan psikologis individu.
Proses pemulihan dari tekanan psikologis biasanya datang dalam bentuk pandangan positif dan realistis tentang diri sendiri.
Dari arti istilah healing, penyembuhan ini berarti proses penyembuhan, tetapi tidak selalu demikian. Penyembuhan sebenarnya hanya disebut pemulihan, itu tidak benar-benar menyembuhkan.Â
Hal ini karena tidak ada luka emosional atau pengalaman traumatis seseorang yang bisa disembuhkan 100%. Penyembuhan ini sebenarnya sangat bermanfaat bagi kehidupan seseorang, tanpa memandang usia, pekerjaan, atau di mana pun ia tinggal.Â
Mustahil bagi seseorang untuk bebas dari peristiwa traumatis dan luka emosional sepanjang hidupnya. Namun sayangnya, tidak semua orang mampu menjalani proses penyembuhan ini karena beberapa kendala. Itulah sebabnya benar-benar mendapat manfaat healing tidaklah mudah.Â
Manfaat Healing Bagi Kesehatan Mental
Manfaat healing secara keseluruhan adalah mampu membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang tindakannya dan menjadi lebih produktif dalam pekerjaan apa pun. Dalam praktiknya, manfaat healing juga bergantung dari karakter seseorang tersebut.Â
1. Buat Keputusan yang Lebih Bijaksana
Manfaat pertama yang didapat dari proses healing adalah dinilai lebih bijak dalam hidup, terutama dalam memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan. Setelah berusaha untuk pulih dari ketegangan mental ini, tentu kita merasa "kosong".
Jika kita diminta untuk merundingkan sesuatu, kita lebih percaya diri dalam mengambil keputusan itu. Pikiran kita "bersih", seolah-olah tidak ada ketegangan mental, jadi kami tidak lagi menyesali keputusan yang dibuat.