Di balik ramainya destinasi ikonik seperti Malioboro, Parangtritis, dan Merapi, Yogyakarta masih menyimpan sudut-sudut tenang yang jarang dijamah wisatawan. Salah satunya adalah Nanggulan, sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Nanggulan bukanlah kawasan wisata yang dipadati pengunjung, namun justru di situlah letak pesonanya. Alamnya masih asri, jalannya relatif sepi dan bersih, udaranya segar, serta suasananya sangat cocok bagi siapa pun yang ingin bersepeda santai sambil menyatu dengan alam.
Salah satu rute favorit di kawasan ini adalah jalur Pronosutan. Di sepanjang jalur ini, pengunjung akan melewati jalan pedesaan yang panjang dan mulus, membelah hamparan sawah dengan latar Pegunungan Menoreh yang megah. Banyak yang menyebut jalur ini sebagai salah satu spot terbaik untuk bersepeda di pagi hari sambil menikmati matahari terbit, maupun di sore hari saat matahari mulai tenggelam. Jalurnya datar, teduh, dan relatif bebas dari lalu lintas kendaraan bermotor, sehingga cocok untuk semua kalangan---mulai dari pesepeda santai hingga yang lebih berpengalaman.
Tidak membawa sepeda? Tak perlu khawatir. Tersedia banyak tempat penyewaan sepeda di sekitar Nanggulan dan Pronosutan, mulai dari sepeda biasa, sepeda listrik, hingga skuter. Pengunjung dapat memilih sistem sewa harian maupun per jam. Beberapa tempat bahkan menawarkan paket lengkap termasuk pemandu dan rute yang telah ditentukan---sangat cocok bagi pemula.
Beberapa titik menarik di jalur Pronosutan antara lain:
1. Pronosutan View                  Â
Jalan ikonik yang membelah sawah. Di pagi hari, suasana terasa hangat dan menenangkan, sementara sore hari memberikan nuansa yang tenang dan romantis.
2. Jembatan Sungai Progo      Â
Spot foto favorit saat senja. Siluet bukit dan aliran sungai menciptakan latar yang estetis untuk berfoto.
3. Kafe dan Warung Estetik di Pinggir Jalan a
Bnyak tempat singgah menarik bagi pesepeda. Mulai dari kopi lokal hingga jajanan tradisional tersedia di sini.
4. Kebun dan Warung Warga
Beberapa warga membuka warung kecil atau bahkan mengajak mampir langsung ke teras rumah untuk menikmati kopi. Suasana yang hangat dan bersahaja ini menjadi nilai tambah tersendiri.Â
Salah satu hal yang membuat pengalaman bersepeda di Nanggulan semakin berkesan adalah keramahan masyarakat lokal. Banyak warga yang menyapa dengan senyum, menawarkan tempat duduk, bahkan menyediakan minuman. Tidak sedikit pula yang membuka homestay atau warung sederhana bagi pesepeda yang ingin menginap semalam. Tak hanya menyegarkan tubuh, pengalaman ini juga menenangkan jiwa.
Selain itu, Nanggulan juga dikenal dengan deretan kafe-kafe unik yang tersebar di tengah sawah atau lereng Pegunungan Menoreh. Konsepnya beragam---mulai dari industrial, rustic, hingga kafe yang dibuka langsung di area kebun. Setelah bersepeda, pengunjung bisa bersantai sambil menikmati kopi atau teh bersama teman, dalam suasana yang sejuk, estetik, dan tentunya sangat Instagramable.
Dari pusat Kota Yogyakarta, perjalanan menuju Nanggulan dapat ditempuh dalam waktu 1 hingga 1,5 jam dengan kendaraan bermotor. Rute yang disarankan adalah melalui Jalan Godean, kemudian belok ke arah Kalibawang hingga mencapai kawasan Pronosutan. Kondisi jalan cukup baik dan pemandangan sepanjang perjalanan pun sudah memanjakan mata.
Nanggulan merupakan destinasi ideal bagi siapa pun yang ingin bersepeda sambil sejenak rehat dari hiruk-pikuk kota. Jalurnya bersahabat, pemandangannya menenangkan, dan suasananya membuat siapa pun betah berlama-lama. Dalam satu pagi yang santai, seluruh keindahan dari Pronosutan dapat dinikmati secara utuh---sebuah pengalaman sederhana namun berkesan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI