Mohon tunggu...
grace purwo nugroho
grace purwo nugroho Mohon Tunggu... advokat -

penggiat sosial dan politik. Lampung

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menafsir Masa Depan Indonesia

13 Mei 2019   20:38 Diperbarui: 13 Mei 2019   20:45 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia yang juga biasa disebut juga nusantara, sebuah republik dengan konsep archipelago yakni satu kesatuan kepulauan yang terdiri atas laut, udara dan daratan dalam satu kesatuan wilayah terutama untuk wilayah laut dalam yang menjadi penghubung antar pulau sebagai bagian integral negara Indonesia/Nusantara.  Sebagai negara kepulauan, punya lima pulau besar yakni Sumatera,Jawa,Kalimantan,Sulawesi, Papua dan ribuan pulau  yang mengelilingi, bisa disebut negara kepulauan terbesar di dunia.  Isi dari kepulauan itu ya segala jenis manusia dari sisi etnis, sub etnis, bahasa, tradisi, agama, warna kulit, kuliner dan masih banyak hal lain mengenai kehidupan dari lahir sampai mati di setiap daerah tersebut.

Satu keunggulan Indonesia adalah dalam pencapaian Indonesia merdeka adalah tuntasnya integrasi bahasa Indonesia kedalam semua suku bangsa sebagai bahasa resmi negara dan bahasa pengantar antar suku yang berbeda-beda, proses integrasi bahasa ini ada jauh sebelum Indonesia merdeka, setidaknya sumpah pemuda 1928 sebagai peristiwa sejarah yang mulai membakukan tata bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.  Proses yang menyangkut bahasa sangat sulit untuk negara yang multietnis, sebagai gambaran Burma/Myanmar sampai sekarang sulit melakukan  penyamaan/penyatuan bahasa dan tulisan nasional karena masing-masing wilayah punya bahasa sendiri, dan banyak negara punya kesulitan dalam penyatuan bahasa, komprominya seperti Bangladesh, India yang selain punya bahasa utama (setempat) juga punya bahasa kedua (biasanya bahasa Inggris).  Dan beruntungnya lagi klaim negara kepulauan sebagai satu kesatuan (archipelago) diakui sejak jaman kolonial belanda oleh sesama kolonial saat itu, misalnya Inggris, Perancis, Portugis, Spanyol, mereka mempunyai semacam etika jajahan, sesama kolonial/imperialism menghormati wilayah jajahan masing-masing bahkan ada kalanya tukar menukar daerah jajahan diantara mereka (contoh Inggris dan Belanda sering melakukan itu).  Bisa dibayangkan jika nusantara di jajah berbeda-beda, Sumatera Inggris, Jawa oleh Belanda, NTT oleh Portugis, Kalimantan oleh Perancis dst.. maka Indonesia tidak akan terbentuk seperti sekarang ini, karena jika hanya dengan alasan jejak histori Majapahit atau Sriwijaya yang menjadi legenda penyatuan nusantara wilayahnya sukar di verifikasi datanya.

Ciri khas negara kepulauan tidak ada pintu depan atau belakang sebagai cover bangsa, semua batas laut kepulauan adalah pintu bagi siapapun, dan beruntungnya lagi jaman dulu masuk wilayah tidak ada prosedur administrasi serumit sekarang, semua bisa masuk, dan penduduk pulau akan menerima jika negosiasi dapat di terima dan saling menguntungkan, di tambah dijajah oleh eropa (Belanda) dimana juga ikut mengalami pencerahan eropa yang akan mempengaruhi kaum terdidik daerah jajahan, termasuk cara berdagang,  agama, tradisinya, ideologi sangat dinamis, dan satu sama lain akan mempunyai ciri khas mulai dari Aceh sampai Papua sehingga untuk wisata budaya, Indonesia lah pusatnya.

Demikian juga  agama-agama baik Hindu, Budha, Islam dan Kristen masuk karena interaksi dengan pihak luar secara terus menerus dengan berbagai cara, melalui perdagangan, penjajahan dll.  Demikian juga konsep hidup berbangsa, nasionalisme, komunisme dan bercampur dengan sisa feodalisme bercampur-campur didaerah pada awal abad 20 an, hal ini terjadi seiring mulai menguatnya gagasan demokrasi dan hak asasi manusia pasca aufklarung (pencerahan) di eropa. Inilah yang menjadi kompleksitas sejarah Indonesia pra kemerdekaan, seperti yang banyak ditulis oleh Soekarno dan Hatta dipengasingan maupun ditempat pendidikan. Banyaknya unsur pembentuk bangsa ini menjadikan butuh waktu yang cukup untuk melakukan konsolidasi kebangsaan, karena masing-masing isme-isme membawa konsep negara, Hindu-Budha dan turunanya (kebatinan) banyak digunakan pada masa feudal/kerajaan, Islam saat itu seluruh dunia berkiblat pada khilafah  Utsmaniyah, komunisme juga mulai berkembang pasca keberhasilan revolusi di Rusia, negara-negara barat yang juga sebagai penjajah membawa konsep demokrasi atau setidaknya monarki konstituonal (kerajaan di gabungkan dengan konsep demokrasi parlementer) seperti Inggris dan Belanda yang  tentu saja demokrasi dengan teman dekatnya yakni sekularisme ala barat (pemisahan agama dan negara).

Mari kita lihat secara lebih dekat isme-isme yang berkembang didunia dengan konteks nusantara atau Indonesia, kita tidak membahas lebih jauh mengenai konsep feodal karena sudah berlalu, kalaupun masih ada hanya untuk urusan adat istiadat belaka, klaim jumlah kerajaan di nusantara juga masih banyak tetapi rata-rata tidak mempunyai wilayah kekuasaan lagi (kecuali kesultanan Yogyakarta yang memiliki otonomi khusus). Indonesia pernah ditawarkan berbagai gagasan mengenai konsep bernegara, mulai dari sosialisme/komunisme, negara islam, nasionalisme, demokrasi terpimpin , bahkan demokrasi semi junta militer pernah kita lalui (orde baru)

Gagasan Sosialisme/Komunisme 

Kita selalu sukar memahami apa hubungan sosialisme dan komunisme dalam istilah yang sering kali pakai, komunisme adalah sebuah keadaan dimana terbentuk masyarakat tanpa kelas, struktur kelas didalam komunisme adalah antara yang  dihisap (tenaga dan produksinya) dan penghisap (borjuis, pemilik modal dan kekuasaan), penjelasan lebih kongkrit adalah adanya hubungan buruh dan pemilik pabrik yang tidak memiliki pembagian yang lebih adil terhadap nilai tambah barang yang di produksi. Karl Marx sebagai penggagas ide komunisme ini melakukan evaluasi total terhadap hubungan buruh dan pemilik modal yang tidak adil,sehingga dibutuhkan redifinisi ulang hubungan ekonomi, sosial, politik dalm rangka menuju masyarakat komunis.  Tetapi Karl Marx tidak membuat kerangka yang lebih jelas bagaimana cara menempuh itu, dan kemudian Lenin lah yang mencoba menyusun langkah dengan menguasai negara dengan sistem pemerintahan yang akan menata proses menuju komunisme dengan merebut kekuasaan negara dengan merubah dengan sistem politik menjadi milik rakyat, dan membentuk diktator proletar yang akan menata hubungan produksi antara buruh dan pemilik modal (secara paksa tentunya), dimana tahapan ini biasa disebut sosialisme (ada bentuk negara yang akan menjadi penghantar), yang tugasnya  menata dan memastikan semua kaum mendapatkan hak berdasarkan kebutuhan dan keperluannya, diktaktor proletariat akan menata semua dalam sebuah model pemerintahan hingga kemudian akan mencapai sebuah kondisi masyarakat tanpa kelas yang disebut komunis (komune) yang proses entah sampai kapan . sehingga sering kita kenal negara-negara komunis menamakan diri sebagai republic sosialis, sebagai bentuk negara penghantar untuk mencapai yang ditulis dalam manifesto komunisme Karl Marx. Dalam praktek gagasan ini tidak hanya dikembangkan dalam masyarakat industry,  tetapi juga masyarakat petani seperti yang dilakukan Mao Tse Tung di RRC dan Ho Chi Minh di Vietnam yang mayoritas penduduknya adalah petani.  Konsrp negara sosialis ini juga menjadi lawan atau antitesa kapitalisme yang merupakan turunan dari liberalisme ekonomi yang berkembang di eropa

Di Indonesia sejak tahun 1920-an gagasan juga sudah dikenalkan Henk Snievlet seorang sosialis warga Belanda. dengan membentuk ISDV  di Surabaya yang menjadi cikal bakal Partai sosialis hindia belanda yang kemudian juga sempat menyusup kedalam organisasi Syarikat Islam oleh kadernya sendiri yang bernama Semaun dan Darsono, bisa masuknya gagasan sosialisme dikalangan islam adalah karena kesamaan ide anti kolonialisme dan kapitalisme  di negeri terjajah. SI yang demikian kemudian terpecah dengan sebutan SI merah yang berpusat disemarang. Para aktivisi kiri ini (sebutan untuk kelompok komunis), kemudian membentuk partai pergerakan, sebagai cikal bakal partai komunis, dan sempat melakukan pergerakan dan mencetuskan pemberontakan kepada kolonial belanda pada tahun 1926, dengan lokasi di Silungkang Sumatera Barat, Banten dan beberapa daerah lain.  Pemberontakan ini dapat ditumpas oleh kolonial belanda dan kemudian para aktivis komunis banyak dibuang dan diasingkan ke Digul, Irian Jaya (Papua), ciri khas belanda melakukan hukuman politik dilakukan dengan cara diasingkan (diisolasi), hanya sebagian saja yang dihukum dalam penjara.

Pasca 1926 gerakan komunisme Indonesia menjadi gerakan bawah tanah, dan tetap berkoordinasi dengan Komunis Internasional (Komintern) dipimpin republik sosialis Soviet yang baru saja berhasil melakukan revolusi dinegaranya, tokoh yang lumayan rajin mengikuti pertemuan ini adalah Tan Malaka.  Hingga jelang kemerdekan 1945, gerakan komunisme tidak nampak dipermukaan, tetapi pemikiran-pemikiran mengenai semangat anti kolonialisme  mengelora dalam pergerakan kebangsaan di Hindia Belanda dan juga pelajar yang menempuh pendidikan dinegeri Belanda, antara lain juga Soekarno yang banyak menulis berbagai mengenai semangat anti kolonial, yang terkenal dalam tulisan Indonesia Menggugat sebagai pembelaan dalam sidang pengadilan kolonial sebelum di asingkan di Bengkulu.  Kumpulan tulisan yang terkenal dikompilasi dalam dua jilid buku dibawah bendera revolusi. Sehingga Soekarno langsung tidak langsung sangat tertarik dengan gagasan marxisme dan mencoba mengkombinasikan dengan konsteks lokal.

Komunisme pasca kemerdekaan juga berupaya untuk tetap masuk dalam proses, hanya memang gagasan demokrasi melalui pemilu tidak dapat diterima, karena model kekuasaan diktator proletariat tidak dapat ditempuh dengan model pemilu atau menempuh jalan demokrasi yang dianggap produk liberal.  Tahun 1948 Komunis Indonesia juga melakukan upaya perebutan melalui kekuatan bersenjata di Madiun dan sekitarnya, tetapi  upaya tersebut gagal tetapi komunis tetap melakukan proses konsolidasi, Partai Komunis Indonesia tetap eksis, hingga memutuskan ikut pemilu 1955, sesuatu anomali, menolak demokrasi liberal, tetapi ikut dalam kontestasi pemilu, dan memperoleh 4 besar peroleh suara setelah PNI, NU, Masyumi. Hal ini kemudian menjadi tanda komunisme Indonesia mengalami moderasi dan pelunakan, karena memang tidak semua elemen bisa menerima konsep komunisme, mengingat begitu pluralnya masyarakat Indonesia.  Komunisme di Indonesia hanya dapat bertahan hingga tahun 1965, ketika peristiwa pembunuhan jenderal terjadi, dan PKI yang dituduh menjadi dalang, yang diikuti kemudian kejatuhan Soekarno sebagai presiden.  Komunisme Indonesia hancur ditengah dimulainya dengan sengit perang dingin antara blok barat yang liberal (Amerika) dan blok timur (Soviet)  yang komunis.

Dari cerita sepintas mengenai kegagalan komunisme di Indonesia, banyak faktor yang dianggap berpengaruh dalam kegagalan tersebut yakni :  Sebagai negara kepulauan besar, Indonesia memiliki perbedaan kondisi masing lokasi, tingkat pendidikan, budaya bahkan taraf hidup masyarakatnya sehingga melakukan mobilisasi kesadaran akan hidup bersama dengan menolak kolononialisme dan imperialism, dan mempraktekan gagasan-gagasan sosialisme adalah sesuatu yang sulit.  Antar pulau berbeda adat dan etnis, coba perhatikan negara --negara sosialis yang ada lebih mudah digerakan karena dari sisi bahasa, kultur, etnis nyaris sama (china, Vietnam, Korut) mereka  dapat berhasil dalam negara satu wilayah daratan bukan kepulauan yang akses masuk informasinya luas.  Hendak membangun negara sosialis di negara kepulauan seperti nusantara adalah sesuatu susah dan hampir mustahil, jika hanya membangun negara sosialis  satu pulau saja misalnya Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali masih bisa memungkinkan, karena masih bisa dikontrol secara langsung contohnya Kuba, dan beberapa negara sosialis di Amerika Latin.  Komunisme di Indonesia melakukan kontrol Jawa sebagai sentral kekuasaan saja tidak bisa, apalagi yang lain.  Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah bahwa konsep kepulauan sebagai satu kesatuan tak terpisahkan antara air, darat dan udara sudah mendapat pengakuan dunia, bahkan sewaktu  masih dalam jajahan kolonial belanda, memisahkan diri dari nusantara juga bukan hal mudah (pengecualian adalah Timor Leste, karena daerah awal di anggap jajahan Portugis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun