Mohon tunggu...
Grace Miranda Siregar
Grace Miranda Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang berusaha mencapai gelar sarjana sosial

Aku Ada untukmu tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepanjang Malam

8 Juli 2020   18:51 Diperbarui: 9 Juli 2020   11:48 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Betapa sulitnya Bapak menafkai aku dan mama. Demi sesuap nasi Bapak rela banting tulang bekerja sebagai Buruh Tani. Sudah 18 tahun ayah bekerja sebagai buruh tani di sebuah PT . perkebunan kopi. 

Bapak selalu pergi pagi sekali bahkan aku tidak sempat mencium tangannya ketika pamit pergi kesekolah. Kadang ketika ayahku pulang dari kebun Wak Budi pemilik PT perkebunan itu. Bajunya Bapak bersimbah lumpur atau tanah sambil membawa cangkul di bahunya. Aku sangat mengerti Bapak dan mama begitu lelah ketika kembali ke rumah. Ketika mereka pulang, aku sudah menyiapkan makanan untuk disantap bersama. Jika Bapak atau Mama sedang duduk santai di depan Televisi sambil menonton berita. Aku selalu memijat bahu mereka. 

Walau kami hidup pas-pasan. Aku bahagia melihat kedua orangtuaku tetap harmonis. Masih diberikan Tuhan kesehatan dan kekuatan untuk menafkaiku.

 Kadang aku berfikir Ingin sekali aku segera lewati proses hidup dan aku  berada ditangga aku telah memiliki pekerjaan yang mapan.

"Argghhhh, jika sudah selarut ini. Pikiranku sudah sangat liar. " Aku menggerutu dalam hati. Kalang kabut pikiranku, Segenggam harapan Semoga esok adalah hari baikku. Aku bisa bayangkan betapa bahagianya orang tuaku kelak melihat anaknya lulus dan masuk seleksi Perguruan Tinggi Negeri. 

Aku menutup layanan Google di ponselku, Aku menyimpan kembali ponselku kedalam tas yang akan kugunakan esok pagi. 

Aku tertegun sejenak, aku tidak boleh seperti ini aku harus mengendalikan hati dan pikiranku. 

Aku sudah bertekad, Aku sudah Menunggu momen ini selama satu tahun aku harus Bisa. Akhirnya dengan sedikit sugesti yang kusiramkan ke otak dan hatiku. Kutarik kembali selimutku, kupeluk erat bantal gulingku. 

"Kukuruyuk...Kukuruyuk..kukuruyuk" Bunyi suara ayam jantan berkokok itu artinya sebentar lagi pagi akan segera menjelang. Tidak terasa hari sudah subuh. 

Aku pernah membaca, bahwa ketika Ayam berkokok di waktu subuh itu adalah sebuah bahasa. Bahasa menandakan Sang Malaikat Sedang menunggu permohonan umat manusia untuk disampaikan kepada Tuhan. 

Kekuatan hanya ada pada Tuhan manusia tidak berdaya. Suara ayam memberikan informasi keadaan alam yang Sedang terjadi Untuk melangkah Memulai rencana di pagi itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun