Mohon tunggu...
Grace Maretta
Grace Maretta Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis Dewasa

Psikolog di Mudah Nyaman - Healing and Development Service @mudahnyaman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Menyemangati Orang yang Berduka, Mengapa?

20 Juli 2021   21:32 Diperbarui: 20 Juli 2021   21:41 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak ada orang yang siap menghadapi kehilangan. Pandemi telah mengajarkan kita untuk melewati beragam kejadian yang menguras pikiran dan perasaan, di tengah ketidakberdayaan dan keterbatasan. 

Tak dipungkiri lelah rasanya bertahan dalam ketidakpastian, apalagi harus menanggung kedukaan.  Tunjukkan dukungan supaya mereka yang terbeban merasa sedikit lebih ringan. Ada kalanya kita boleh merasakan dan mengakui kelemahan, supaya di hari esok, kita sudah lebih kuat untuk kembali berjuang.

 

Daftar Pustaka :

Corpuz, J.C.G. 2021. From Grieving to Healing: Moving Forward a Year after COVID-19. Journal of Public Health, Volume 43, Issue 2, June 2021, Pages e403--e404.

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. 2021. Peta Sebaran. https://covid19.go.id/peta-sebaran diakses pada 20 Juli 2021.

Oxley, J.C. 2011. The Moral Dimension of Empathy. London : Palgrave Macmillan.

Yap, J.F.C., Garcia, L.L., Alfaro, R.A., Sarmiento, P.J. 2021. Anticipatory Grieving and Loss during the COVID-19 Pandemic. Journal of Public Health Vol.43 No.2 pp e279-e280.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun