Mohon tunggu...
Senjin Haryanto
Senjin Haryanto Mohon Tunggu... -

Murah senyum, pengertian, sabar, penyayang sesama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketua MPR, Jubir Presiden Ya?

23 Januari 2010   03:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:19 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiemas: Pemakzulan Cuma Memecah Belah Bangsa Sabtu, 23 Januari 2010 | 10:09 WIB Ketua MPR Taufiq Kiemas mengatakan tidak setuju dengan adanya upaya pemakzulan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, karena hal itu hanya akan memecah- belah bangsa. "Jangan ada pemakzulan," kata Ketua MPR Taufiq Kiemas kepada wartawan di Balikpapan, Kaltim, Sabtu. Ketua MPR Taufiq Kiemas menyampaikan pernyataan tersebut saat ditanyakan kemungkinan adanya pemakzulan terhadap Presiden dan Wakil Presiden terkait kasus Bank Century. Lebih lanjut Taufiq Kiemas menjelaskan memiliki pengalaman sejarah pahit terkait persoalan pemakzulan ini. Taufiq menceritakan saat turunnya Presiden HM Soeharto, kemudian Presiden BJ Habibie serta pemakzulan Presiden Gus Dur. "Hubungan antarsesama anak bangsa menjadi tidak baik. Pemakzulan ini hanya membuat bangsa ini terpecah-belah," kata Taufiq Kiemas yang juga ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Karena itu, Taufiq mengharapkan ke depan tidak ada lagi pemakzulan jika hanya akan memecah- belah anak-anak bangsa. Taufiq juga menjelaskan bahwa dalam politik harus ada tiga hal yakni; pertama, mau minta maaf. Kedua, mau memaafkan. "Ketiga, tidak boleh ada dendam, bahwa dalam politik ada perbedaan. Perbedaan itu perlu," katanya. Dalam kesempatan itu Taufiq Kiemas juga menjelaskan soal pertemuan lembaga negara di Istana Bogor baru-baru ini. Menurut Taufiq dalam pertemuan tersebut dibicarakan persoalan-persoalan bangsa. Taufiq menegaskan para pimpinan lembaga  negara sepakat menanamkan kembali empat pilar kehidupan bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Aneh ni Ketua MPR kita ini. Belum apa2 sudah bicara pemakzulan. Emang siapa yang mau dimakzulkan? Terus kalo pun emang harus ada, kenapa sampe parno gitu sich? Dulu zaman Gus Dur aja ada pemakzulan biasa aja tuh. Lah justru aneh kalo ada pejabat yang melanggar hukum terus dibiarkan saja. Posisi Ketua MPR bukanlah penentu terjadinya Sidang Istimewa. Tetap saja suara anggota yang menentukan. Malah jadi pertanyaan baru, Ketua MPR itu jubir presiden atau bukan?


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun