Mohon tunggu...
William Gosal
William Gosal Mohon Tunggu... Guru - Penulis Novel (Newbie)

Everything in this world belongs to God. Let's humble ourselves and worship Him with all we have, our heart. Nothing is impossible to God.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Zaman Para Dewa

23 Maret 2020   12:32 Diperbarui: 30 Maret 2020   15:29 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Alam Semesta dan Bumi beserta Isinya

Pada mulanya alam semesta hampa dan gelap gulita. Tak satupun ada tata surya yang membentuk galaksi. Matahari pun tak ada. Tidak juga planet atau asteroid. Makhluk hidup pun tak ada. Semuanya sungguh hampa dan gelap. Satu-satunya yang ada adalah Roh Allah itu sendiri. RohNya bercahaya menyinari kegelapan itu.

Roh Allah termenung diam dalam kehampaan itu memikirkan solusi terhadap kekacauan ini. Setelah berpikir sejenak, Kebijaksanaan, Pengertian dan Pengetahuan ada padaNya. Kemudian Dia bangkit berdiri dan berkata dalam hatiNya: “Saatnya untuk bekerja.”

Roh Allah berfirman: “Jadilah terang.”

Jari telunjukNya menunjuk ke atas dan sumber cahaya bermunculan dari reaksi fusi nuklir yang semakin membesar dan berputar sangat cepat pada intinya membentuk bola panas raksasa yang disebut sebagai matahari. Reaksi fusinya tak pernah berhenti meledak dan percikannya terlempar keluar ke berbagai arah menjadi bagian kecil yang besarnya berbeda satu sama lain.

Salah satu percikan tersebut jatuh ke tempat di mana Roh Allah berada. Namun panas itu tak berdampak apapun padaNya, sebab Dia adalah Roh. Setiap percikan membentuk reaksi fusi nuklir serupa dengan matahari dan terus berputar pada porosnya sendiri sambil mengitari matahari sebagai pusat tata surya. Setelah beberapa waktu lamanya, reaksi fusi nuklir mulai berkurang dan suhunya mendingin membentuk bola daratan yang disebut sebagai planet.

Segera setelah planet tempat Roh Allah berada terbentuk, Dia berkata dalam hatiNya: “Akan Kujadikan bumi sebagai singgasana kerajaanKu.” Air adalah sumber kehidupan. Maka bumi dipenuhiNya dengan air di seluruh permukaannya.

Saat itu Roh Allah melayang di atas permukaan air di bumi.

Lalu Dia berfirman: “Jadilah langit di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” Semua air di bawah kakiNya terpisah menjadi dua bagian: sebagian menjadi lautan dan sebagiannya lagi menguap ke atas menjadi udara di langit. Matahari menyinari bumi dan cahayanya dibiaskan oleh udara sehingga warna langit berubah menjadi kebiruan. Dengan adanya udara, kehidupan mulai bermunculan.

Roh Allah berfirman: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Hanya dengan berfirman, semua jenis tumbuhan ada di bumi. Melihat semuanya itu baik, Dia melanjutkan pekerjaanNya.

Lalu Dia berfirman: “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi langit. Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan udara di langit.”  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun