Mohon tunggu...
Gora Indiraja Shafa
Gora Indiraja Shafa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Amatiran yang masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Film

"I Want To Eat Your Pancreas": Anime Movie yang Cukup Menguras Air Mata

16 Juli 2019   14:40 Diperbarui: 16 Juli 2019   15:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Sebelum memulai, gue ingin mengingatkan kalian semua bahwa post ini mengandung Spoiler ! Jadi kalau lo pada belom nonton harap berhati hati wkwkw 

Gue udah menunggu film ini sejak lama, mungkin hampir setahun. Dan ketika film ini resmi tayang di Indonesia pada tanggal 26 Desember 2018, gue gak sabar untuk segera menonton film ini. Akhirnya, gue pun berkesempatan untuk menyaksikan ini film beberapa waktu yang lalu, dan sungguh gue gatahan ingin menceritakan pengalaman gue nonton ini film wkwkwk.

Mungkin ketika pertama kali mengetahui bahwa film ini adalah film anime, kalian langsung merasa kalau ini adalah film wibu. But hold that opinion, because this film has more to offer than you thought. Ya, mungkin judul filmnya terlalu aneh untuk sebagian dari kalian. Namun, tenang aja di review ini gue gabakal makan organ apapun dari lu pada kok wkwkw. gue cukup terkesima dengan ini film. That's why, I want to ensure you why you should watch this film !

Sebelum kita bahas lebih lanjut filmnya, mari kita baca sinopsisnya terlebih dahulu : 

Seorang kutu buku yang biasa menyendiri menemukan sebuah buku di ruang tunggu rumah sakit yang pada sampulnya bertuliskan : "Hidup dengan sekarat". Ia segera menemukan bahwa itu adalah buku harian milik teman sekelasnya yang sangat popular dan ceria, Sakura Yamauchi, yang mengungkapkan padanya bahwa dia diam-diam menderita penyakit pancreas dan hanya memiliki waktu yang tersisa. Pada saat inilah dia mendapatkan hanya satu orang lagi untuk berbagi rahasianya. Berusaha mempertahankan kehidupan yang normal sebanyak mungkin, Sakura bertekad untuk menjalani hidup sepenuhnya sampai hari terakhir. Saat semangat bebasnya dan tindakan yang tak terduga membuat pria itu gelisah, hatinya mulai berubah secara bertahap.

Ya, sekilas kalau membaca sinopsisnya, alur ceritanya mudah sekali untuk ditebak kemana arahnya, dan ceritanya menyimpan banyak sekali klise.Tetapi, pesan menyeluruh yang ingin disampaikan dari film ini adalah salah satu yang membuat gue benar-benar merenung setelah melihat film ini. 

Kalau lo pada udah baca manga-nya atau light novelnya, atau menonton live actionnya --yang tayang pada tahun 2017--, pasti akan mengerti asal usul dari judul filmnya. Gue sebelumnya belum pernah menyentuh satupun dari ketiganya sehingga gue berasumsi bahwa film ini adalah film yang menceritakan tentang penyakit pancreas, dan visualnya yang indah adalah strategi marketing untuk menyembunyikan film ini dari hal yang berbau kanibalisme. Itu hanya sebuah asumsi, awalnya. Tapi tokoh protagonist kita, Sakura, sama sekali tidak menyembunyikan kesukaannya terhadap jeroan. Namun, ia sangat berusaha keras untuk menyembunyikan penyakitnya dari siapapun.

Hingga suatu hari, tokoh Utama kita menemukan diary milik Sakura yang berjudul "Hidup dengan Sekarat". Sakura memutuskan untuk mengatakan semuanya padanya dan ia berjanji untuk menjaga penyakit Sakura sebagai rahasia. Tetapi, pengetahuan ini membuat mereka berdua -- yang sebelumnya tak pernah berbicara sama sekali -- menjadi sangat dekat, dan film ini menunjukkan hubungan mereka yang semakin meningkat di saat saat terakhir hidupnya Sakura.

Kematian adalah bayangan yang terus tumbuh dan menyeluruh yang menembus dalam film ini, memotong setiap momen manis dan lucu yang kedua tokoh lakukan sebagai pengetahuan tentang kematian Sakura yang sudah dekat berada di setiap sudut, membuat film ini secara keseluruhan terasa pahit. Namun kesedihan itu selalu diimbangi oleh humor, dan bagaimana dua tokoh yang sifatnya saling berlawanan ini --dimana Sakura ekstrovert dan tokoh Utama kita sangat introvert--  menghadapi satu sama lain membuat beberapa adegan menjadi terasa sangat romantis. 

Ada beberapa hal yang membuat gue terpana, seperti momen ketika hujan turun. Ketika cerita mencapai klimaksnya, animasinya berubah menjadi potongan-potongan gambar yang dikemas untuk membawa kita terbawa akan suasananya, terutama saat adegan kembang api. Itu adalah momen terbaik di film ini, momen tersebut dikemas dengan visualisasi yang sangat mengagumkan hingga membuat bulu kuduk turut berdiri menyaksikan momen tersebut, membuat gue berharap ending yang lebih baik. Hingga bagaimana tokoh Sakura yang ceria dan menyimpan kesedihan dapat digambarkan semua sekaligus melalui voice acting yang sangat apik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun