Mohon tunggu...
Alifah Putri Karina
Alifah Putri Karina Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika Suara Jadi Gangguan: Menelisik Dampak Gelombang Bunyi Dalam Kehidupan Sehari-hari

10 Oktober 2025   03:30 Diperbarui: 10 Oktober 2025   02:35 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sound Horeg (Sumber: Jatimtimes)

Beberapa waktu terakhir, istilah “sound horeg” menjadi topik hangat di Malang dan sekitarnya. Suara dentuman bass keras dari truk atau gerobak berisi tumpukan speaker itu bukan lagi hal asing di jalanan. Tradisi ini muncul sebagai bagian dari budaya pawai dan hiburan masyarakat. Dalam bahasa Jawa, “horeg” berarti bergetar atau berguncang, di mana menggambarkan suara bass yang begitu dalam hingga tubuh dan bangunan di sekitar ikut bergetar.

Namun, popularitas “sound horeg” kini memunculkan polemik. Banyak warga melaporkan rumahnya ikut bergetar, kaca retak, hingga muncul konflik saat karnaval berlangsung. Pemerintah Kota Malang bahkan telah melarang kegiatan “sound horeg”, sementara MUI Jawa Timur juga mengeluarkan fatwa haram karena dianggap mengganggu ketertiban dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, fenomena ini menarik untuk dikaji dari sudut pandang fisika materi gelombang bunyi, di mana frekuensi, amplitudo, dan resonansi bisa menjelaskan getaran yang terjadi dalam peristiwa ini.

Penjelasan Umum

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, di mana partikel medium bergetar sejajar dengan arah rambat gelombang. Sumber bunyi, misalnya mesin motor, pengeras suara, atau alat konstruksi dapat menghasilkan getaran yang kemudian merambat melalui udara hingga mencapai telinga kita. Secara ilmiah, suara memiliki tiga karakteristik utama, antara lain:

  • Frekuensi (f), yaitu jumlah getaran per detik, satuannya Hertz (Hz). Frekuensi menentukan tinggi rendahnya nada. Semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi nada suara yang terdengar.

  • Amplitudo (A), yaitu menunjukkan besar energi gelombang. Semakin besar amplitudo, semakin kuat atau nyaring bunyinya.

  • Panjang gelombang (λ), yaitu jarak antara dua puncak tekanan yang berurutan dan berhubungan dengan kecepatan rambat bunyi melalui persamaan di bawah ini.

v = λ  f

Semakin besar amplitudo, maka semakin kuat energi bunyi yang dihantarkan. Oleh karena itu, suara bass dari “sound horeg” mampu mengguncang kaca dan dinding rumah meski jarak sumbernya cukup jauh.

Fenomena Fisika yang Terjadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun