Mohon tunggu...
Good Gal
Good Gal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komunikasi itu Apa?

17 Februari 2017   20:11 Diperbarui: 17 Februari 2017   20:14 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya seorang mahasiswa jurusan bahasa, lebih tepatnya bahasa asing. Mengapa saya memilih jurusan ini? alasannya karena saya ingin bisa menggunakan bahasa tersebut dengan orang asing yang tidak pernah saya temui sebelumnya, sehingga saya bisa mengetahui banyak hal diluar pengetahuan saya saat ini. Pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa bahasa itu adalah sesuatu yang sangat vital. Tanpa bahasa kita tak bisa mengetahui apa-apa. Tanpa bahasa kita hanya akan saling bertukar pandang atau malah acuh tak acuh dengan satu sama lainnya sama seperti apa yang kita lakukan pada saat kita bertemu mantan (ah sudahlah).

Bagaimana jadinya dunia ini tanpa bahasa? Untuk itu aku berterima kasih kepada mereka yang telah membuat bahasa sehingga semua manusia saat ini bisa berbahasa satu sama lainnya, walaupun terkadang masih saja ada yang "miss communication" padahal bahasa yang digunakan sama. 

Sering saya merasa heran kepada individu yang memilih diam 1000 bahasa saat dihadapkan dengan suatu masalah. Padahal kunci dari masalah tersebut mungkin hanya "komunikasi". Dengan berkomunikasi kita dapat memecahkan suatu permasalahan tanpa ada salah satu pihak yang harus "baper"(bawa perasaan, a.k.a makan hati). Komunikasi tidak hanya penting bagi sepasang kekasih yang sedang cek-cok tetapi juga bagi siapa saja dan dalam hal apa saja. 

Contohnya dalam hal hubungan pekerjaan, disini kita dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan baik terhadap teman se-kantor dan atasan kita. Bagaimana cara kita mengemukakan suatu ide-ide baru atau sekadar mengajak teman kantor kita untuk makan nasi goreng diluar saat waktu makan siang tiba, semua itu butuh suatu komunikasi yang baik.

Komunikasi juga berlaku bagi hubungan kita dengan orang tua, yang namanya orang tua bisanya mereka suka memegang teguh pada prinsip mereka dan dibutuhkan kemampuan khusus untuk bisa meluluhkan mereka. Kemampuan khusus yang saya maksud disini adalah bagaimana cara kita berkomunikasi dengan mereka, agar apa yang bisa menjadi tujuan kita bisa "lulus sensor" (granted).  Inilah sepenggal contoh kecil, tetang pengaruh komunikasi di dalam kehidupan kita sehari-hari.

Menyinggung sedikit tentang politik yang saat ini sedang panas, menurut saya alangkah lebih indahnya jika mereka yang saat ini sedang memupuk kebencian untuk duduk bersama, menyingkirkan ego dan mulai berkomunikasi, ungkapkan apa yang menjadi uneg-uneg di dalam hati. Mungkin jika semua orang bisa berbuat demikian kita tidak perlu melakukan orasi di depan istana negara dan memotong ayam yang tidak bersalah. Mirisnya mereka yang melakukan hal-hal tersebut adalah orang-orang berpendidikan tinggi yang pastinya mengerti dan tahu cara berkomunikasi yang baik itu seperti apa. 

Muncul sebuah pertanyaan didalam kepala saya, bagaimana bisa sesuatu yang kita sebut "ego" bisa memakan akalsehat kita, sehingga kita tak lagi bisa berkomunikasi dengan baik kepada sesama. Sebesar itukah pengaruh ego, sehingga kita tetap berkeras hati membenci mereka yang tak bersikap atau melakukan seperti yang kita inginkan?

Saya tidak tahu 100% dengan ilmu komunikasi, tetapi jika di-nalar, kunci dari semua permasalahan yang ada pada diri kita saat ini hanyalah komunikasi. Anda marah kepada pasangan karena ia tak bisa mengerti anda, cobalah untuk di komunikasikan bersama, jika tak ingin melihat wajahnya dan juga tak ingin mendengar suaranya, mungkin pilihan untuk berkomunikasi melalui BBM,WA,Line atau email bisa menjadi pilihan terbaik. Setiap permasalahan memiliki 3 sisi. Dari sisi anda, sisi dia dan dari sisi kebenaran. 

Bagi mereka yang saat ini sedang mengutuk pemerintah, cobalah untuk mengirimkan surat terbuka, tuliskan apa yang ingin anda utarakan, dan jika ber-orasi itu penting, lebih baik menggunakan cara-cara yang unik agar pemerintah mau menoleh sebentar kepada anda. Seperti contoh melakukan pertunjukan wayang sehari semalam di depan istana, mungkin Pak Jokowi dan Pak Yusuf akan ikut gabung menonton pertunjukan tersebut, manfaatkanlah kesempatan itu untuk berbicara, bukan dengan cara memotong ayam yang baru menetas kemarin sore lalu mencucurkan darahnya pada foto kepala negara kita. Saya rasa itu hal yang sangat tidak mencerminkan apa yang disebut "mahasiswa" (malu sama siswa SD).

Jadi sebenarnya komunikasi gunanya untuk  apa? 

Dan mengapa sangat sulit sekali kita berkomunikasi antar satu dan lainnya padahal kita menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun