Mohon tunggu...
Hadi Mustafa
Hadi Mustafa Mohon Tunggu... -

Green Party Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tips Jitu Memilih CaLeg

16 Januari 2014   18:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Helo Guys, edisi kali ini Beta  mau kasih tips bagaimana memilih CALEG dengan baik, benar dan tepat, so ndak usah galau... dan ndak perlu golput juga, karena kehadiran kita lima menit di TPS untuk mencoblos itu sangat menentukan nasib kita lima tahun kedepan.Yuks langsung aja check it out ;

1)Jangan Terjebak Dengan Nama

Biasanya kita terkesima dengan nama besar dan nama panjang, yang dimaksud nama besar semisal dia adalah keturunan Presiden, Menteri, Gubernur, Camat, Lurah bahkan Pak RT, sehingga karena ketenaran bapak,kakek, dan buyutnya itu, nama mereka dipasang dibelakang nama CALEG tersebut... ini modus yang biasa terjadi!!!

Patut diingat ya gan, kita tidak lagi hidup di sistem feodalisme, dimana estafet pemerintahan harus dipegang oleh, untuk dan dari darah biru. Meskipun familinya entah itu bapak, kakek dan buyutnya itu orang ngetop, tetapikita lihat prestasinya bukan embel-embel prestasi bokapnya.Apa kita mau ketipu lagi dengan orang yang jarang hadir di parlemen, trus mengundurkan diri karena ke tangkap wartawan titip absen eh.. tanpa malu dia mencalonkan diri menjadi CALEG lagi ?

Lanjut, yang dimaksud nama panjang adalah title academic yang berderet panjang bagaikan ketera api.Bisa jadi dia adalah orang yang terpelajar bisa jadi sebaliknya, ibarat tanaman padi gan, makin berisi makin berunduk, makin tawadu’ bahasa pesantrennya mah.Banyak kok orang yang pinter tapi tanpa gelar dan title. Untuk lebih jelasnya kita searching aja di intrernet atau tanya ke teman, sahabat, pacar atau tetangga kita tentang sosok CALEG yang dimaksud, syukur-syukur Agan kalo ada waktu main-main ke posko CALEG tersebut dan beriteraksi langsung dengan CALEG yang bersangkutan atautimsuksesnya. Sebagai anak muda kita harus kritis gan.

2) Perhatikan Visi Misi

Banyak CALEG yang menjanjikanhal-hal yang palsu gan, dan irrasional terwujud, semisal ketika dia berjanjijika tembus dapat kursi di DPR/DPRD dia akan membangun sekolah, membangun jalan, membangun tempat ibadah, rumah sakit, pendidikan gratis, biaya kesehatan gratis dan lain sebagainya, pertanyaannya simple gan, emangnya tugas anggota dewan itu apa sih, kok bisa membangun macem-macem?Di Indonesia tugasnya DPR/DPRD sebagai legislator ialah, menyusun anggaran, menyusun peraturan/perundang-undangan dan yang terakhirmengadakan pengawasan.Jadi sangat iirasional ketika CALEG punya visi-misiyang sama dengan gubernur dan bupati selaku eksekutif

3) Amati Stategi Pemenangan CALEG

Berbagai upaya dilakukan CALEG demi mendapatkan apa yang diimpikan untuk mendapatkana kursi; menjalani beragam ritual, mandi kembang,mendatangi dukun, bertapa di gua, memberi sesajen ditempat angker dan lain sebagainya. Dengan tanpa pernah menyapa konstituen, tanpa pernah menyerap aspirasi dan kebutuhan rakyat.Apakah dengan cara sepertibisa memberikan manfaat kepadanya? Serta manfaat bagi bangsa dan negara pada umumnya? Agan lah yang menilai kira-kira orang seperti ini layak tidak mewakili kita di parlemen.

Yang terparah menurut saya adalah mereka melakukan money politic! Bahasa kerennya memakai strategi transaksional.Jelas cara ini tidak berkah gan.Mereka menghargai kedaulatan kitadengan uang receh.Setelah dibeli, kita tidak lagi mampu menuntut apa-apa kepada mereka. Ketika seorang CALEG menghabiskan sampai miliaran rupiah, setelah menjabat apa yang dia pikirkan? Hanya menggembalikan utang dan cost money politiknya kan? Apakah gajinya cukup? Kita bisa menebak sendiri kisah selanjutnya,

4) Menelisik Partai Si Caleg

Partai merupakan kendaraan berpolitik sekaligus tempat edukasi leadership bagi para politisi, perilaku partai dan kader-kadernya bisa jadi rujukan Gan, meski semua partai sepakat memerangi KKN tetapi kita lihat, ada partai yang kader-kader unggulannya masuk bui gara-gara korupsi, siapa yang salah, partainya atau opnum kadernya? Kalau presidennya sendiri yang korupsi.. walah parah kuadrad gan. Udah gtu doyan kawin lagi.

Hampir smua partai kehilangan ideologi pegangan, kalah dengan pragmatisme yang instan meraup suara banyak, lum tentu gan partai yang sering nonggol di TV adalah yang baik. Citra semu yang dipertontonkan sangat mengelabuhi, apalagi hampir smua TV nasional sudah dikuasai oleh partai-patai dan tentunya sudah syarat dengan kepentingan. Apakah Agan percaya dengan partai yang ingin menganggkat Indonesia sebagai macan Asia hanya lewat iklan? Sementara selama partainya berdiri belum pernah berkontribusi membawa negara ini sejajar dengan Negara lain? kita butuh bukti bukan janji.

Agan juga bisa liat dari kondisi organisasi partai, ada beberapa partai yang mengaku “Demokrasi” tetapi sistem organisasikepartaiannya sangat otoriter, Agan bisa bayangkan ketika seorang pimpinan merangkap segudang jabatansebagaiKetua Dewan Pembina, Ketua Dewan Kehormatan, Ketua Umum dan Ketua Majelis Tinggi Partai sekaligus. Ada pula kepemimpinan ketua umumsemumur hidup dari kongres ke kongres tak ada yang mampu menggeser,dan lain sebagainya.

Gan, Hanya anak muda yang mengerti kemauan anak muda, kita bisa check mana partai yang memiliki kader dan CALEG yang didominasi anak muda atau dipenuhi orang tua, saran saya Aganharus bisaselektif dan jelimemilih partai mana yang mau peduli dengan lingkungan, go green,isu-isu HAM, membela minoritas,pluralisme kebangsaan, dan memiliki visi-misi kebangkitan bangsa.

Tulisan ini tidak bermaksud menjelek-jelekkan siapapun, saya hanya berharap anak muda cerdas memilih dan selektif menentukan pilihan, menjadi pemilih yang rasional, peduli dengan nasib dan masa depan bangsa.

Jika Anda abai terhadap urussanpolitik,berarti Anda sepakat jika para bandit menguasai kebijakan publik

Hadi Mustafa

Akpolbang IV National Awakening Party


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun