Mohon tunggu...
Goldy Christian
Goldy Christian Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Law

Lawyering, Associate Lawyer at Samara Counsellors At Law Keahlian : Litigation Lawyer, Legal Research, Legal Opinions, Legal Advice and Legal Writing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menilik Politik Internasional Pasca Taliban Menguasai Afghanistan

17 Agustus 2021   01:02 Diperbarui: 20 Agustus 2021   23:52 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

16 Agustus 2021 dunia internasional dikagetkan dengan berhasilnya Kelompok Taliban menguasai Pemerintahan Afganistan. Masyarakat internasional tidak asing lagi dengan kelompok Taliban yang dianggap sebagai kelompok teroris selain Al-Qaeda, ISIS dan sebagainya. Kelompok Taliban sempat dikecam Amerika Serikat, dikarenakan melakukan perlindungan kepada pimpinan Al-Qaeda Osama Bin Laden pasca penyerangan terhadap World Trade Center (WTC) di New York pada September 2001. 

Taliban muncul pertama kali pada awal 1990-an di Pakistan Utara pasca penarikan pasukan Uni Soviet dari Afganistan. Gerakan ini berawal dari doktrin-doktrin seminari keagamaan yang sebagian besar didanai oleh Arab Saudi dengan inti doktrin garis keras ajaran Islam Sunni. Ada yang berpendapat bahwa kelompok Taliban didukung oleh Amerika Serikat, namun seiring berjalannya waktu ternyata Taliban dan Militer Amerika Serikat saling berperang ataupun mengadu kekuatan militer masing-masing. 

Selama perang tersebut rakyat Afghanistan menjadi korban baik laki-laki, wanita, dan anak-anak menjadi korban jiwa dan pertumbahan darah terus terjadi selama 20 tahun. Pada satu sisi masih belum bisa terkuak dengan pasti siapa yang mendanai dan mensuplai senjata-senjata Taliban untuk melakukan gerakan-gerakan terror.

Taliban mampu menguasai dan merebut Afghanistan berawal dari kesepakatan perdamaian dengan Amerika Serikat di Doha, Qatar pada Februari 2020 untuk menarik pasukan Amerika Serikat dan Taliban tidak melakukan serangan terhadap pasukan Amerika Serikat serta tidak mengizinkan Al-Qaeda ataupun kelompok lain untuk beroperasi di area kekuasannya. Namun pasca kesepakatan perdamaian tersebut Taliban tetap melakukan serangan kepada pasukan Afganistan. Setelah 20 Tahun Amerika Serikat dan Taliban melakukan perang, pada akhirnya April 2021 Presiden Amerika Serikat Joe Bidan menarik pasukannya hingga 11 September 2021. 

Pasca statement Presiden Joe Biden tersebut akhirnya pada Senin 16 Agustus 2021 pasukan Taliban mengambil alih Afghanistan dengan menguasai ibukota Kabul dan Istana Negara pun dikuasai. Pasca Taliban menguasai Istana Negara, Presidan Afghanistan Asraf Ghani melarikan diri dan dianggap berkhianat dan tidak bertanggungjawab kepada rakyat. Pertanyaannya apa efek yang akan muncul terhadap dunia Politik Internasional pasca Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan? 

Negara-negara internasional pun mungkin akan terganggu kestabilannya secara khusus yang ada di kawasan regional. Akan munculnya krisis kemanusiaan dan timbulnya gelombang pengungsi yang membludak yang mengikabatkan akan munculnya imigran-imgran gelap yang bisa jadi berekspansi ke Negara-negara yang dianggap pengungsi bisa menjadi tempat tujuan kehidupan selanjutnya. Diplomat-diplomat dari Negara luar yang ada di sana juga akan menarik diri dari Afghanistan.

Pada pengambilalihan pemerintahan Afghanistan, Taliban menyampaikan bahwa mereka ingin terbuka terhadap dunia Internasional dan tidak ingin ada lagi pertumpahan darah. Hal ini mungkin masih belum bisa meyakinkan Negara-negara Internasional untuk melakukan kerjasama antar Negara, dikarenakan Taliban masih dilabeli kelompok teroris yang sangat kejam dan tidak manusiawi apalagi merupakan sekutu dari Al-Qaeda. Afghanistan memiliki kekayaan yang melimpah dengan harta karun bernilai Rp. 43.000 Triliun bersumber dari mineral, emas, aluminium, perak dan biji besi.  Kekayaan alam yang melimpah belum tentu juga dapat dikatakan bahwa Afghanistan dapat sejahtera, melainkan menderita dengan labeli sebagai salah satu negara termiskin di dunia yang berasal dari akibat konflik yang terjadi. Mungkin saja jika Afghanistan bukan merupakan negara konflik negara-negara internasional akan melakukan kerjasama politik dengan penguatan ekonomi yang tentunya akan mensejahterakan rakyat Afghanistan dengan cara berinvestasi pada sumber daya alam yang ada di sana. Kondisi saat ini juga tentunya negara-negara internasional secara khususnya juga negara-negara Arab tidak akan membantu rakyat Afghanistan dari segi ekonomi, apalagi seorang pemimpin negara melarikan diri dan tidak memiliki jiwa kepimpinan terhadap rakyatnya. Jikalau Taliban telah resmi menjadi pemimpin baru , negara-negara maju tetap tidak akan mau melakukan kerjasama politik dengan Afganistan yang notabene dipimpin oleh kelompok teroris, artinya bahwa negara tersebut akan semakin hancur dan rakyat Afghanistan semakin miskin serta menderita.

Jika Taliban secara resmi memimpin negara tersebut mereka harus membuktikan bahwa mereka mampu menjaga perempuan dan anak-anak serta tidak akan mengeksploitasi mereka. Mungkin keadaan saat ini rakyat Afghanistan masih bisa bertahan hidup dengan suplai obat-obatan, makanan dan ekonomi yang seadanya, tetapi semua itu pasti tidak akan berlangsung lama. Pada sisi kebalikannya, jika Taliban mampu membuktikan bahwa mereka betul-betul bisa mensejahterakan rakyat, kedaulatan, keamanan dan kestabilan negaranya, bukan tidak mungkin negara-negara Internasional akan melakukan kerjsama dengan berinvestasi baik segi ekonomi, pembangunan manusia, pendidikan dan sebagainya. Jika hal tersebut terjadi maka akan ada sejarah baru pada politik internasional dengan terjadinya kerjasama baru dengan sebuah Negara yang dipimpin oleh bekas kelompok radikal dan dilabeli sebagai teroris. Harapannya pada situasi saat ini adalah semoga rakyat Afghanistan tetap aman dan tidak semakin banyak korban jiwa yang bermunculan serta tidak akan munculnya gelombang pengungsi yang besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun