Tak terasa sudah satu minggu kami berada di Taiwan. Waktu cepat sekali berlalu dan kami merasa belum banyak tempat yang kami kunjungi.
Beberapa tempat yang masuk dalam daftar ketika masih di Jakarta tidak jadi kami kunjungi, tapi kami malah menemukan tempat-tempat baru yang menurut kami lebih menarik dan tidak ramai dengan turis.
Pada hari terakhir di Jiufen kami tidak melakukan apa-apa. Kami sarapan agak siang karena kami tidak mau buru-buru kembali ke Taipei.
Pada saat sarapan kami mengubah rencana keberangkatan lagi, dari yang tadinya mau naik kereta dari Ruifang menjadi naik bus dari Jiufen. Ini karena ternyata ada bus yang langsung menuju Taipei. Jadi daripada kami harus menyeret koper naik turun bus dan kereta, kini kami tidak perlu melakukan itu lagi.Â
Setelah menikmati sarapan yang sederhana namun lezat ditambah pemandangan dari teras ruang makan hotel yang indah, kami berjalan-jalan di sekitar hotel. Kami berkunjung ke rumah pemilik hotel yang letaknya hanya 20 meter dari hotel kami.
Di situ kami ngobrol ngalor ngidul sambil menemani pemilik hotel bersiap-siap pergi ke Taipei untuk mengunjungi orang tuanya. Setelah semua barang yang akan dia bawa masuk ke dalam mobil, kami pun pamit dan kembali ke kamar untuk bersiap-siap juga.
Kami sengaja berangkat agak siang karena di Taipei kami baru bisa check in pada jam 4 petang. Jadi kami tidak mau terburu-buru.
Jam 11 siang kami mulai meninggalkan hotel menuju Old Town Street untuk menunggu bus. Ada beberapa pengunjung yang rupanya juga akan ke Taipei.
Tak perlu lama menunggu, bus yang akan membawa kami menuju Taipei pun tiba. Tidak banyak penumpang di dalam bus. Sekitar satu jam kami sudah sampai di Taipei dan kami disambut hujan rintik.
Nah sekarang saatnya mencari hotel... kami tinggal di hotel yang berbeda dari ketika kami tiba pertama kali.
Kali ini kami lebih PD mencari hotelnya ... tapi lagi-lagi google map membawa kami berputar-putar... dan saat itu hujan semakin deras, tapi untungnya tidak harus berputar-putar ke sana ke mari seperti saat kami baru tiba.
Akhirnya kami dapat menemukan hotel kami. Setelah menitipkan koper, kami segera mencari restoran untuk makan siang.
Di dekat hotel banyak sekali terdapat restoran, jadi tidak susah mencari makanan... tapi kami jadi bingung karena banyak sekali pilihannya.
Siang itu kami langsung memilih restoran yang berada tepat di sebelah hotel. Porsinya cukup besar dan rasanya tidak mengecewakan untuk lidah kami.Â
Hujan rintik masih turun ketika kami selesai makan, tapi kami tidak mau berlama-lama karena kami ingin mengunjungi beberapa tempat.
Tujuan kami yang pertama adalah Chiang Kai Sek Memorial Hall. Sebenarnya kami bisa naik bus atau kereta, tapi menurut google letaknya tidak jauh jadi kami berjalan ke sana.
Kami berjalan memasuki taman kemudian menyeberang jalan yang sangat lebar dan tanpa sengaja kami menemukan kantor kepresidenan. Kami lalu memasuki sebuah taman yang ternyata adalah 228 Peace Memorial Park.
Di situ suasananya sejuk karena masih gerimis dan tidak terasa kalau sedang berada di sebuah kota besar. Setelah mengambil beberapa foto kami melanjutkan perjalanan.
Akhirnya kami tiba di gerbang Chiang Kai-Sek Memorial Hall. Pada waktu itu sedang ada konstruksi di gerbang, jadi pemandangan agak terganggu.
Sore itu tidak banyak turis yang berkunjung ke sana, jadi kami bisa mengambil foto dengan leluasa tanpa halangan. Kami kemudian naik ke atas dan melihat patung Chiang Kai-Shek.
Ketika di atas ada pengumuman bahwa tidak lama lagi akan ada upacara pergantian penjaga atau apa (saya lupa namanya). Kami pun menunggu untuk melihatnya.
Kami menunggu di bawah gedung dan tidak lama beberapa penjaga memasuki halaman depan (yang sudah ditandai dengan tali) dengan berbaris. Pokoknya mereka melakukan rutinitas baris berbaris. Gaya berbarisnya berbeda dengan gaya berbaris di Indonesia, menarik juga.
Setelah upacara tersebut selesai, kami langsung meninggalkan tempat itu. Kami melewati kantor kepresidenan ... jauh sekali dari kesan menakutkan. Penjaga yang menjaga istana masih kelihatan muda-muda dan tidak terkesan 'angker'.
Tujuan kami selanjutnya adalah Ximending. Karena letaknya tidak jauh, kami memutuskan berjalan kaki saja.Â
Pada malam hari Ximending semakin ramai... teman saya ingin membeli milk donut lagi... maka berjalanlah kami ke sana.
Alamak... antreannya panjang sekali... lebih banyak dari ketika kami ke sana pertama kali. Cukup lama kami mengantre dan ketika tiba giliran teman saya, rupanya donut yang viral itu sudah habis dan hanya tinggal donut kacang merah atau apa... terpaksalah dia membelinya karena sudah antre lama.
Ketika jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, kami bergegas kembali ke hotel karena kami harus check in sebelum jam 10 malam. Setelah check in, kami masuk kamar dan bersiap-siap untuk mandi dan beristirahat supaya keesokan harinya kami bisa merasa segar kembali.
Keesokan harinya kami mulai berpetualang lagi pada jam 9 pagi.
Hari itu kami akan mengunjungi Distrik Wulai. Daerah ini terkenal dengan mata air panasnya. Namun, kami tidak ke sana untuk ke mata air panas melainkan untuk ke air terjun.
Kami naik MRT ke stasiun Xindian lalu lanjut naik bus ke Wulai. Cukup lama kami menunggu bus dan akhirnya bus pun tiba.
Seperti tempat-tempat wisata lainnya di Taiwan, pengunjung ke Wulai kebanyakan orang-orang tua... lansia. Awalnya saya pikir mereka akan ke mata air panas, ternyata mereka akan ke air terjun.
Pemandangan menuju Wulai indah karena hijau dan Wulai terletak di daerah pegunungan. Setibanya di Wulai kita bisa melihat sungai yang panjang... namanya sungai Nanshi.
Hari itu cuacanya cerah dan puanas... jadi di sepanjang jalan kita bisa melihat banyak pengunjung berpayung atau mengenakan topi lebar.
Untuk menuju air terjun pengunjung harus naik kereta. Jadi dari tempat pemberhentian bus kami harus berjalan menuju stasiun kereta yang akan membawa kami ke air terjun.
Kami melewati Old Town dimana terdapat banyak toko cinderamata dan tentu saja restoran dan kedai makanan. Nampaknya di daerah-daerah kecil selalu ada Old Town dan di situ selalu ada restoran atau toko cinderamata.Â
Setelah berjalan kira-kira 200 meter dari tempat pemberhentian bus, akhirnya kami tiba di stasiun kereta dan... ternyata kereta yang akan kami naiki itu kereta anak-anak... seperti yang ada di mal-mal itu loh.
Setelah membeli tiket dan kereta tiba, kami langsung diminta menaiki kereta. Walaupun kereta ini kecil tapi dia bisa ngebut... wah kami melewati hutan dan tebing hijau... keren apalagi saat langit berwarna biru cerah. Jalan yang kami lalui tentu saja cukup berkelok-kelok.
Akhirnya kami tiba di waterfall station. Di sepanjang jalan pengunjung bisa menemukan restoran dan toko-toko cinderamata.
Sebenarnya banyak yang bisa kita lihat dan lakukan di tempat ini, tetapi kami hanya ingin ke air terjun saja. Udara yang panas benar-benar mematahkan semangat kami untuk mengeksplorasi kawasan ini lebih jauh lagi.
Banyak orang mengambil foto di air terjun. Kami berjumpa dengan empat perempuan... dan mereka rupanya kakak beradik. Mereka mengajak saya bercakap-cakap dengan bahas tarzan dan bahasa Inggris patah-patah... senang bisa berkenalan sekejap dengan mereka.Â
Kami sempat mampir di sebuah restoran untuk menikmati es krim. Sebenarnya rasa es krim tersebut tidak istimewa, tapi karena kami memakannya di saat hari sangat panas dan dengan memandangi air terjun... es tersebut terasa sangat enak dan nikmat.
Kami juga menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah museum kecil yang menceritakan asal muasal kereta di tempat tersebut. Museum itu kecil tetapi berpendingin ruangan, jadi kami berlama-lama di situ.
Ketika perut sudah mulai keroncongan, kami putuskan untuk turun ke Old Town dan mencari makan di situ. Akhirnya kami menemukan sebuah restoran dan makan siang di sana.
Selepas makan siang kami kembali ke tempat pemberhentian bus yang akan membawa kami ke stasiun Xindian. Cukup lama kami menunggu dan penumpang pun cukup banyak. Tiba di Xindian kami langsung menuju MRT dan kembali ke Taipei.
Setiba di Taipei kami langsung menuju Ximending ... kami kembali melihat akrobat yang sebelumnya kami lihat ketika kami pertama tiba di Taipei. Orang yang sama tapi atraksi yang berbeda.
Kali ini pertunjukan yang dia lakukan cukup membuat jantung penonton berdebar karena dia berakrobat di atas tumpukan kursi dan tanpa pengaman sama sekali. Penonton menahan nafas saat kursi sempat bergoyang. Benar-benar berani anak itu!!!
Ketika pertunjukan selesai, teman saya masih penasaran dengan donut viral karena hari sebelumnya dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.Â
Akhirnya kami kembali ke situ dan untungnya antrean tidak panjang. Dari sana kami mencari makan malam kemudian kembali ke hotel untuk beristirahat. Rencana mau ke Shilin kami batalkan karena kami sudah lelah.
Pagi harinya kami santai-santai di hotel sampai waktu check out tiba. Setelah check out kami menitipkan koper karena penerbangan kami masih lama, yaitu jam 12:00 malam, jadi kami mau menghabiskan waktu di Taipei.
Kami lalu memutuskan untuk pergi ke sebuah taman di Beitou. Untuk ke sana kami harus naik MRT dari Taipei main station ke Beitou lalu dari sana ganti kereta lagi.
Ketika menuju main station kami mengikuti beberapa calon penumpang menuju main station. Kami naik lift dan kami keluar lift tepat di dekat pintu masuk area kereta bandara. Wah senang sekali karena nanti malam kami bisa menggunakan lift ini dan langsung bisa menuju kereta bandara.
Nah untuk mencari jalur kereta yang menuju Beitou kami harus berjalan cukup jauh... tidak mengapa karena kami tidak terburu-buru. Hari itu kami hanya mau bersantai saja di sebuah taman.
Perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit. Ketika tiba di Xinbeitou kami menemukan carrefour, langsung kami ke sana dan membeli buah-buahan, juga beberapa oleh-oleh.
Hari itu sudah siang jadi perut sudah mulai bernyanyi. Kebetulan tidak jauh dari situ kami melihat KFC... iya betul KFC, dan kami memutuskan untuk makan KFC karena sudah bosan dengan makanan lokal. KFC di sini berbeda dengan di Indonesia... kulitnya lebih crispy dan tidak asin... 'coating'nya berbeda.
Kami makan sambil menikmati pemandangan taman. Di dalam cukup dingin karena memang ruangannya berpendingin. Selesai makan kami harus membuang sampah kami sendiri dan ada tempat khusus untuk tulang, gelas kertas, dll.Â
Selesai makan kami kemudian berjalan menuju taman. Kami mencari tempat yang nyaman. Di situ kami makan buah yang kami beli sambil menikmati tiupan angin dan suara sungai kecil.
Di daerah ini ternyata terdapat Beitou Hot Spring, tetapi kami tidak mau ke sana karena udara saat itu sangat panas, jadi kami hanya duduk-duduk saja di taman. Saya sempat tertidur karena hembusan angin yang membuat saya mengantuk.
Menjelang sore hari kami putuskan untuk kembali ke kota Taipei. Saat kami sudah dekat dengan stasiun Xinbeitou, kami melihat ada sebuah museum kecil, kami pun segera mengunjunginya.
Di seberang museum ternyata terdapat sebuah supermarket lagi... kami pun ke sana untuk membeli beberapa makanan. Dari sana kami lalu kembali ke Taipei.
Ketika tiba di Taipei hari masih sore, mungkin sekitar jam 5:30. Kami langsung menuju sebuah restoran yang menyajikan salad.
Saat tiba di sana ternyata restoran itu belum buka tapi sudah ada beberapa orang yang mengantre, jadi kami ikut mengantre. Cukup lama kami mengantre karena tempat itu baru buka jam 6 sore. Semakin lama antrean semakin bertambah panjang.
Ketika tiba giliran saya, eh salad yang kami inginkan ternyata tidak ada ðŸ˜ðŸ˜. Mau nangis ngga sih????
Akhirnya kami meninggalkan tempat itu dengan perasaan kecewa, karena harus mencari tempat makan lain. Akhirnya kami menemukan sebuah rumah makan yang menyajikan semacam bento... paling tidak ada banyak sayuran yang disajikan.
Selesai makan kami kembali ke hotel untuk mengambil koper kami. Kami sempat menunggu beberapa saat sambil membersihkan diri. Akhirnya kami pun berangkat menuju stasiun kereta bandara.
Kami naik lift yang tadi siang kami naiki ... ketika tiba di bawah kok berbeda dengan yang tadi siang. Nah di situ banyak terdapat orang-orang berjualan dan pintu masuk ke stasiun bandara tidak terlihat. Waduh ... jangan-jangan salah jalan.
Saya sempat bertanya pada salah satu pedagang di situ dan dia menunjukkan arahnya. Kami menemukan 'sign post' kereta bandara ... ketika kami ikuti ... loh kenapa harus naik tangga.
Kami pun bertanya kepada sepasang muda mudi yang sedang duduk di tangga tapi mereka tidak tahu... entah mereka tidak tahu di mana stasiun kereta bandara berada atau tidak mengerti pertanyaan kami.Â
Saatnya bertanya kepada google map... kami diarahkan ke suatu tempat tetapi di situ banyak anak-anak muda sedang menari-nari... hmmm apakah ini jalannya? Bingung juga...
Kami pun berputar lagi... tapi google membawa kami ke tempat anak-anak muda yang menari ... akhirnya kami berjalan terus melewati anak-anak yang sedang berlatih menari tersebut, dan ternyata tidak jauh dari tempat mereka berkumpul terdapat eskalator menuju stasiun kereta bandara.
Ya ampun ... beruntung kami berangkat agak awal untuk mengantisipasi jika kami tersasar dan benar khan.
Akhirnya kami tiba di pintu masuk dan langsung naik lift menuju platform. Beruntung kereta bandara sudah 'stand by' dan akan berangkat sebentar lagi. Segera kami naik dan tidak lama kemudian pintu kereta langsung tertutup.Â
Hari itu kami lelah sekali... begitu boarding kami langsung tertidur. Perjalanan ke Taiwan ini penuh dengan pelajaran baru dan kenangan baik indah maupun mengesalkan, tapi itulah bunga dari sebuah perjalanan.
Kami memang sering mengubah itinerary kami tapi justru itu yang membuat perjalanan ini berkesan. Ketika tiba di Jakarta kami sepakat untuk berjumpa lagi di perjalanan selanjutnya... entah ke mana lagi. 😀
gmt07082025
foto: koleksi pribadi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI