Mohon tunggu...
Genoveva Tersiandini
Genoveva Tersiandini Mohon Tunggu... penggemar wisata dan kuliner

Pensiunan pengajar di sebuah sekolah internasional.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Petualangan Pertama ke Taiwan (Part 3): Berkunjung ke Jiufen

28 Juli 2025   17:32 Diperbarui: 29 Juli 2025   10:54 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepanjang tangga kenangan (sumber: foto pribadi)

Stasiun bus pada hari itu lumayan ramai dan kami langsung menuju ke jalur kereta api lokal. Dalam perjalanan menuju jalur kereta lokal kami melihat area stasiun (mall) sangat penuh dengan para pekerja migran. 

Banyak sekali TKI yang berkumpul di sana. Mereka duduk-duduk di lantai sambil membawa bekal dan saling bertukar makanan atau berfoto untuk mengabadikan kebersamaan hari itu. Ramai sekali dan saya bisa mendengar banyak yang berbahasa Jawa dan juga bahasa Tagalog. 

Selain pekerja dari Indonesia, pekerja dari Filipina juga banyak di sana. Mereka kelihatan sangat bahagia karena bisa menikmati hari libur mereka. Sepertinya pemerintah Taiwan memang menyediakan tempat untuk para pekerja migran berkumpul. 

Hari itu sudah siang dan kami belum sempat makan siang. Di situ banyak terdapat penjual makanan. Kami lalu membeli ricebox untuk makan siang. Mengingat jam keberangkatan sudah mepet, kami tidak makan di tempat tetapi 'take away'. 

Dari situ kami segera menuju ruang tunggu, seharusnya kami langsung menuju 'platform' karena jam keberangkatan kami sudah terpampang di layar, tetapi teman saya perlu pergi ke kamar kecil terlebih dahulu ... ketika selesai kami segera ke platform yang sudah diberitahu oleh petugas informasi. 

Rupanya kereta kami sudah berangkat. Nah di sini kami mulai kebingungan ... kereta yang mana yang harus kami naiki. Teman saya bertanya pada salah seorang penumpang di sana dan seperti biasa ada kendala bahasa di situ. Saya kemudian mendekati salah satu penumpang yang lain yang kelihatannya seperti seorang pelajar, dan benar saja dia mengerti bahasa Inggris dan dia memberitahu nomor kereta selanjutnya, jadwal kereta, serta di mana kami harus turun di layar monitor. 

Sambil mengawasi layar monitor, kami pun menunggu kereta yang akan membawa kami ke Ruifang (di sini kami harus turun). Cukup lama kami menunggu tapi akhirnya kereta pun tiba. Setelah satu jam lebih sedikit berada di kereta akhirnya kami tiba di Ruifang. Kami pun turun dan mencari bus yang menuju Jiufen. 

Awalnya kami menunggu di depan stasiun karena nomor bus tersebut ada di sana. Ketika bus tiba kami mengantre untuk naik, tetapi salah satu penumpang yang sudah naik lebih dulu turun lagi, kami pun penasaran dan bertanya kepada sopir ... dia menunjuk ke seberang jalan. Ah jadi kami harus menyeberang untuk menunggu bus. 

Penumpang yang tadi turun kembali rupanya berasal dari Filipina dan dia juga akan ke Jiufen. Tidak lama menunggu, kami melihat bus menuju Jiufen ... tetapi kenapa dia tidak berhenti??? Kebetulan ada seorang laki-laki yang sedang berbelanja di toko di depan kami berdiri, saya pun segera bertanya padanya dan rupanya kami harus berjalan sekitar 50 meter ke tempat pemberhentian bus. 

Ya ampun ... segera koper kami seret dan dengan cepat kami menuju halte bus yang dimaksud. Tidak lama setelah sampai di halte bus pun tiba ... segera kami naik bus tersebut.

Permandangan dari Riufang menuju Jiufen cukup indah. Selain pepohonan hijau kita juga bisa melihat laut di kejauhan. Jalan yang dilalui sempit dan berkelok-kelok. Teman saya mengatakan kami harus turun di kantor polisi dan dari situ harus berjalan ke hotel tempat kami menginap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun