Setelah puas menikmati keindahan desa adat tersebut, kami berjalan menuju pantai. Tentu saja kami dibuntuti oleh anak-anak yang 'ngoceh ' minta uang untuk sekolah atau membeli seragam.Â
Kami serba salah, jika diberi ini akan menjadi kebiasaan tapi jika tidak rasanya kok tega sekali. Tapi pemandu kami sudah mewanti-wanti agar kami tidak memberi uang.
Di pantai, seperti halnya di desa adat, anak-anak mulai mendekat dan menawarkan jasa untuk mengambil foto. Ketika kami ajak untuk foto bersama pun mereka minta uang.Â
Aduh ... akhirnya kami beri uang untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak yang ada di dalam foto. Saat kami akan kembali ke Tambolaka, mereka kami beri makanan kecil dan permen yang sudah kami siapkan. Mereka nampak senang sekali.
Sebelum kembali ke Tambolaka kami mampir ke pantai Pero untuk melihat sunset. Cuaca saat itu sedikit mendung, jadi kami pesimis bisa melihat matahari terbenam. Pantai ini penuh dengan karang-karang tajam dan ombaknya besar.Â
Akhirnya kami hanya berjalan-jalan di pantai dan melihat kegiatan penduduk lokal yang sedang memunguti rumput laut untuk makan malam mereka.Â
Banyak anak kecil berenang dan saat didekati mereka agak takut-takut. Akhirnya kami bisa berfoto dengan mereka. Mengingat cuaca sedang mendung dan dan kami tidak bisa melihat sunset , akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke  Tambolaka.