Pergulatan pemilihan presiden tinggal sebentar lagi. Tidak terasa kita sudah di penghujung tahun 2018, dan sebentar lagi kalender akan mengantar kita semua ke tahun yang baru. Namun pertanyaannya, apakah akan ada presiden baru?Â
Tentu saja, presiden baru yang akan dipilih dari dua kandidat, yakni Jokowi dan Prabowo. Dua-duanya sama-sama kuat. Yang satu, mantan jenderal, yang satu mantan pebisnis dan orang lama yang malang melintang di pemerintahan dari bawah hingga sekarang merangkak ke kursi kepresidenan.Â
Yang ditakutkan masing-masing kandidat selain debat-debat live yang disaksikan jutaan pasang mata di televisi atau internet tentu saja adalah kalau TPS demi TPS menunjukkan suara mereka kalah dari lawannya. Keputusan untuk menang atau kalah akhirnya berujung di dunia peradilan, di meja hakim-hakim yang mulia di Mahkamah Konstitusi.
Menang atau kalah menjadi segala-galanya. Padahal, apabila ditilik dari motivasinya, sama, yakni membangun negeri ini. Namun, tanya kenapa, semua menginginkan kemenangan, dan apakah apabila kemenangan tak diraih, harus menempuh cara apapun baik legal maupun tidak, untuk meraih kemenangan itu?Â
Pada akhirnya, rakyat yang memilih. Rakyat tentu ingin presiden yang bersih, presiden yang peduli rakyatnya. Cukup sudah kita punya presiden yang hanya bisa retorika belaka. Sekarang jaman digital, semua yang penting data, fakta, dan hasil. Jadi, janganlah lagi memakai lagu lama, kalau kalah gugat ke Mahkamah Konstitusi, kalau menang, diam-diam saja, menikmati kemenangan yang manis.