Mohon tunggu...
Gita Trisyaramita
Gita Trisyaramita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah mahasiswa jurusan psikologi yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Langkah Memberikan Psychological First Aid (PFA) Sederhana untuk Membantu Penyintas Bencana

21 Desember 2022   19:30 Diperbarui: 21 Desember 2022   19:33 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan maupun penghidupan masyarakat, yang disebabkan oleh faktor alam maupun non alam, yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan gangguan psikologis (BNPB, 2020). Indonesia merupakan negara yang memiliki resiko bencana yang tinggi. Tercatat pada Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun hingga 2 november 2022, sudah terjadi 3.052 peristiwa bencana alam di seluruh Indonesia. 

Dampak Psikologis

Bencana secara umum merupakan masalah yang kompleks. Setiap tahun, hidup kita dipengaruhi oleh berbagai bencana yang dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, dari segi sosial, ekonomi, maupun masalah kesehatan mental.  Bencana yang seringkali terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan kerusakan besar dalam hitungan detik, hal ini tentunya dapat memberikan pengaruh yang kuat pada jiwa seseorang. 

Pengaruh tersebut mencakup pada emosi dan aspek kognitif dari korban bencana alam. Aspek emosi mencakup pada syok, rasa takut, rasa sedih, rasa bersalah, rasa malu, maupun kehilangan emosi-emosi positif seperti cinta, kegembiraan, dan lain sebagainya. Sedangkan, aspek kognitif meliputi perubahan pikiran menjadi kacau, salah persepsi, menurunnya kemampuan mengambil keputusan, dan menurunnya daya ingat seseorang. 

Kondisi traumatis ini dapat mengganggu keberfungsian korban dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, baik dalam peran sebagai individu, keluarga, maupun komunitas. Korban cenderung akan menyangkal kehilangan yang terjadi padanya dan mencoba lari dari kenyataan, kecenderungan ini akan mengakibatkan korban rentan terhadap stress, kecemasan, dan reaksi maladaptif lainnya. Dampak psikologis bencana umumnya lebih memengaruhi anak-anak, wanita, dan lansia.  

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, diperlukan sebuah strategi dalam menghadapi masalah gangguan kesehatan mental pasca bencana yang dapat dilakukan oleh berbagai kalangan, terutama mahasiswa jurusan psikologi. 

Strategi tersebut tentunya dimaksudkan untuk mengurangi dampak buruk bencana pada masalah kesehatan mental, meningkatkan resiliensi, dan meningkatkan kesejahteraan individu sehingga ia dapat bangkit dan menjalankan keberfungsian dalam peran sebagai individu, keluarga, maupun komunitas.

Salah satu dari strategi yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan psychological first aid. Psychological first aid atau PFA merupakan penanganan segera setelah kejadian untuk mengurangi dampak negatif dari bencana atau peristiwa traumatik serta memperkuat pemulihan penyintas. PFA menjadi salah satu teknik yang dikembangkan dan digunakan dalam menangani masalah psikologis yang diakibatkan oleh bencana di Indonesia. 

Metode Memberikan Psychological First Aid

  • Memberikan keamanan, keseimbangan, dan kenyamanan pada korban bencana, yaitu dengan menjauhkan penyintas dari lokasi yang rawan dan berbahaya menuju lokasi yang aman, menghubungi tim medis jika ia terluka, memberikan validasi atas perasaan dan reaksi-reaksi emosional yang ditujukan oleh penyinyas, serta membantu menenangkan korban dengan teknik-teknik pernapasan. 
  • Berikanlah informasi dan bantuan praktis sesuai yang dibutuhkan oleh korban, yaitu dengan memberikan segera kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, informasi mengenai keluarganya, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan korban dengan informasi yang faktual. 
  • Hubungkan korban dengan lingkungan sosialnya,  yaitu dengan mempertemukan atau menghubungkan kembali korban dengan keluarga, teman, rekan kerja, atau hewan peliharaannya. Hal ini diperlukan untuk membangun sistem dukungan jangka panjang untuk korban agar lekas pulih. 
  • Doronglah penyintas bencana gempa bumi untuk melakukan coping, sebab pola makan yang baik, istirahat yang cukup, serta memiliki aktivitas rutin akan membantu penyintas beradaptasi dengan situasinya.
  • Hubungkan penyintas bencana dengan tenaga ahli kesehatan jiwa seperti psikolog atau psikiater, jika penyintas memiliki masalah dalam meregulasi emosi, merasa depresi, berpikiran untuk bunuh diri, atau masalah gangguan kesehatan mental lainnya yang cukup serius.

Demikianlah metode PFA sederhana yang dapat dilakukan oleh anda, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun