Mohon tunggu...
Gita RahmadinaSari
Gita RahmadinaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN-T 128 UTM Membuat Sebuah Inovasi Produk dari Potensi Unggulan Desa Soket Laok

6 Juli 2022   15:00 Diperbarui: 6 Juli 2022   15:51 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bangkalan -- Rabu, 6 Juli 2022- Mahasiswa universitas Trunojoyo Madura melakukan sebuah pengabdian kepada masyarakat atau yang biasa disebut kuliah kerja nyata Tematik (KKN-T). Mahasiswa KKN-T Kelompok 128 melakukan pengabdian di desa soket laok kecamatan tragah kabupaten Bangkalan. 

Desa soket laok merupakan penghasil mente terbesar di bangkalan, namun yang menjadi kendala adalah masyarakatnya belum menemukan inovasi ide mau dijadikan apa mente tersebut. Biasanya mereka menjual mente mentah seharga 7000 rupiah per kg. 

Jika tidak dijual maka mente tersebut dibiarkan membusuk karena ketika sekali panen, hasil panennya melimpah ruah. Maka dari itu, Mahasiswa KKN Kelompok 128 ingin melakukan sebuah inovasi untuk menaikkan harga mente tersebut.

Eka Bayu indramawan selaku ketua KKN Kelompok 128 menjelaskan bahwa ide membuat inovasi produk tersebut berawal dari ide dosen pembimbing yaitu bapak Farid Ardiansyah, S.E., M.M untuk membuat produk olahan dari produk unggulan yang ada di desa soket laok. 

Hasil observasi yang telah dia lakukan bersama rekan-rekan KKN-nya, bayu menemukan beberapa produk unggulan di daerah tersebut yaitu jagung dan mente. Mente yang menjadi fokus utama mahasiswa KKN-T Kelompok 128 karena selain menjadi produk unggulan, juga berasal dari permintaan kepala desa soket laok yang ingin menciptakan sebuah produk khas desa soket laok agar ketika panen mente tersebut tidak terbuang begitu saja sampai busuk.

"Di soket laok ini ada potensi unggulan, potensinya itu jambu mente dan panennya setahun sekali, tapi sekalinya panen itu sampai melimpah ruah, 

nah warga sini gatau cara pengolahannya jadi sama mereka dijual mentahnya ya paling sekitar 7000 per kg, kalo ga dijual paling di simpan sendiri biasanya sampai busuk saking gak taunya mau dibuat apa, saya sendiri ada itu 4 sak mente tapi sudah busuk, karena itu mas saya ingin dibuatkan sebuah produk yang bisa menjadi ciri khas desa soket laok" ujar kepala desa soket laok.

Menurut paparan penjelasan kepala desa soket laok tersebut maka mahasiswa KKN-T Kelompok 128 ingin menciptakan sebuah produk yang bernama mente crispy pedas. Produksi mente crispy pedas tidak membutuhkan bahan yang banyak, dan alatnya pun mudah dicari. 

Produk ini hanya membutuhkan bahan-bahan seperti bawang putih, bubuk asin (penyedap rasa), bubuk cabe kasar, bubuk cabe halus, daun jeruk. Untuk alatnya hanya membutuhkan peralatan untuk memasak seperti wajan, sutil dan ulekan, jika ingin lebih praktis bisa memakai blender.

Pada pelaksanaannya sendiri, acara pelatihan dan produksi dilakukan oleh Gita Rahmadina Sari sebagai koordinator program kerja produksi mente crispy pedas bersama mahasiswa KKN-T kelompok 128 lainnya dan juga Yuli sebagai bendahara badan usaha milik desa (BumDes) soket laok di hari sabtu (18/06/2022) pukul 17.00. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun