Mohon tunggu...
Gita Lidya
Gita Lidya Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Penulis Lepas, Ahli Gizi

lupakanlah masalah hari kemarin,hiduplah dengan tenang hari ini. allah swt number one,my parents it's t.best and i love my family

Selanjutnya

Tutup

Politik

Muhammad Ridho Ficardo dan Jembatan Selat Sunda

1 Maret 2014   11:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JIKA kelak terpilih sebagai gubernur Lampung pada pilkada 9 April 2014, sebuah masalah membentang dihadapan Muhammad Ridho Ficardo, calon gubernur termuda di Indonesia yang akan dipilih rakyat.

Bentangan masalah itu berupa mega proyek  yang selama setengah abad lebih selalu tertunda pelaksanaannya. Akankah proyek ini terwujud dalam pemerintahan Ridho Ficardo bila ia terpilih? Mengingat Lampung menjadi gerbang utama keluar masuknya transportasi dari dan ke Sumatra.

Proyek Jembatan Selat Sunda direncanakan jauh sebelum Ridho lahir di masa Presiden Soekarno. Hingga dilanjutkan ke pemerintahan Presiden Soeharto sampai sekarang. Tetap belum terwujud sama sekali.

Platform Ridho Ficardo sebagai calon gubernur Lampung sangat jelas membawa Lampung sebagai propinsi terbaik. “Insya Allah, bila Allah memberikan Ridho untuk masyarakat Lampung, maka tahun 2019 Lampung menjadi propinsi termaju dan terdepan”, janji kubu Ridho jelang pilkada Lampung.

Jembatan Selat Sunda sepanjang 31km dan lebar 60m akan menjadi landmark Lampung (juga propinsi Banten) kelak. Dilengkapi jalur kereta api, jalur ganda dan  Dengan biaya diperkirakan lebih  IDR 100.000.000.000.000 dan akan membengkak lagi dengan penundaan sesuai kondisi laju ekonomi.

Selama ini Lampung mengandal tiga pelabuhan laut untuk arus trasportasi dari dan ke Sumatra, yaitu di Panjang (barang), Srengsem (ekspor gula tetes) dan Bakauhuni (penumpang dan kendaraan). Bakauhuni saja sudah melayani sekitar lebih 4,8 juta penumpang pada 2008. Kepadatan ini akan terasa jelang hari-hari besar dengan waktu tunggu keberangkatan yang puluhan jam penantiannya.

Lalu apakah dengan adanya Jembatan Selat Sunda semua permasalahan selesai? Hampir dipastikan jembatan tersebut akan lebih memacu perekonomian Sumatra, terutama Lampung sebagai gerbangnya. Akan ada lonjakan laju ekonomi yang sangat masif. Ketimpangan perekonomian antara Jawa dan Sumatra perlahan bisa sejajar.

Hadirnya Jembatan Selat Sunda membentang jauh antara Lampung dan Banten itu bukan tidak ada hambatan. Kondisi alam seperti aktifitas vulkanik Anak Krakatau harus diperhitungkan dengan baik. Juga arus angin yang meniup kencang bisa mengganggu aktifitas dan mobilitas kendaraan. Ditambah daerah Selat Sunda bagian selatan adalah daerah resiko tinggi gempa bumi.

Tiga kondisi alam ini sudah menjadi hambatan serius mengapa wujud jembatan ini sulit terwujud selama lebih setengah abad. Bandingkan dengan Jembatan Suramadu yang sudah bisa dinikmati. Untuk jembatan antara Jawa dan Bali terhambat karena masalah teritorial kedaerahan.

Andai proyek ini tetap tertunda bagaimana platform Ridho-Bakhtiar (pasangan gubernur dan calon gubernur) untuk mewujudkan Lampung sebagai propinsi terdepan? Jawabnya sederhana saja. Perdayakan pelabuhan Bakahuni, Panjang dan Srengsem dengan lebih modern dan optimal. Biayanya jauh lebih murah dan tentunya lebih aman dari resiko aktifitas vulkanik Krakatau dan getaran tektonik Selat Sunda.

Bukankah kita negara maritim?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun