Mohon tunggu...
Gita Blantic
Gita Blantic Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Science Students

Haii semuaa, terima kasih telah berkunjung. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melestarikan Lingkungan jadi Kegiatan yang Seru?

10 Maret 2021   21:12 Diperbarui: 10 Maret 2021   21:20 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ecosoch.com

Manusia dengan lingkungannya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antar satu dengan lainnya. Manusia sebagai makhluk hidup, memerlukan lingkungan sebagai tempat mereka untuk  hidup dan berkembang, begitupun sebaliknya. Menurut Taufiq (2014) Lingkungan membutuhkan kehadiran manusia agar kelestarian mereka bisa tetap terjaga, dan bisa memberikan lebih banyak manfaat bagi setiap mahkluk yang menjadi penghuni bumi.

Lingkungan hidup baik itu faktor biotik maupun abiotic, memiliki pengaruh dan dipengaruhi oleh keberadaan manusia. Segala sesuatu yang ada pada lingkungan, bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan mereka. Apabila kedua elemen tersebut berada dalam komposisi dan proporsi yang stabil, tentu akan menghasilkan keseimbangan lingkungan yang mampu mendukung kehidupan masyarakat yang lebih harmonis.

Saat ini, isu-isu mengenai permasalahn lingkungan sudah mulai mendapat perhatian yang serius oleh dunia Internasional. Isu ini menjadi sangat penting untuk kita perhatikan, karena kualitas lingkungan yang kita tempati akan mempengaruhi kualitas hidup semua individu yang mendiaminya.

Di negara kita, khususnya di daerah  perkotaan  ada begitu banyak permasalahan lingkungan yang sering terjadi bahkan menimbulkan bencana alam, sebagai akibat dari ulah manusia itu sendiri. Menurut informasi yang ada, beberapa permasalahan lingkungan yang kerap terjadi di Indonesia adalah sampak plastik. Sampah plastik menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang paling sering terjadi dan mejadi masalah lingkungan yang paling serius untuk kita perhatikan. 

Dilansir dari Liputan 6.com jumlah sampah plastic yang ada di Indonesia terus mengalami kenaikan, terlebih di tengah pandemic yang mana sebagian besar dari kita malakukan pembatasan sosial berskala besar untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Hal ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang melakukan belanja online selama PSBB, dimana 96% paket belanja yang mereka terima menggunakan kemasan berbahan plastic, sehingga membuat frekuensi sampah plastic naik hingga 10 kali lipat tiap bulannya. Sampah plastic termasuk dalam masalah lingkungan yang sangat parah, karena  jumlahnya yang terus meningkat bisa membuat tanah, air, laut, bahkan udara, menjadi tercemar.

Selain sampah plastic, polusi udara juga menjadi masalah lingkungan yang cukup serius khusunya di daerah perkotaan, yang memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang ada di daerah pedesaan. Banyaknya pabrik-pabrik industri, kendaraan bermotor, serta asap rokok, membuat udara di kota besar semakin tercemar. 

Hal inilah yang membuat polusi udara terus terjadi, bahkan membuat langit-langit di perkotaan tidak terlihat dengan jelas sebagai akibat dari tingginya polusi udara di daerah tersebut. Tidak hanya sampah plastik dan polusi udara, masalah lain seperti perubahan iklim, penipisan sumber daya alam, hingga pembuangan limbah industri sembarangan, juga turut menjadi masalah lingkungan yang sering terjadi saaat ini.

Apakah cukup dengan hanya menjaga lingkungan?

Untuk beberapa orang, pertanyaan ini mungkin menjadi pertanyaan yang mudah untuk dijawab, karena mereka berfikir hanya dengan menjaga lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak menebangi hutan secara sembarangan, dan tidak  membuang limbah industri ke sungai-sungai, memang membuat lingkungan terbebas dari masalah yang ada. Namun, apakah hanya dengan menjaga itu semua teratasi? Bagaimana dengan kerusakan yang muncul akibat masalah-masalah lingkungann tersebut? Apakah kita akan membiarkan yang rusak itu tetap rusak, atau ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan kerusakan lingkungan tersebut?

Koalisi pemuda hijau Yogyakarta (KOPHI) Jogja, menjadi forum atau wadah bagi pemuda-pemudi di Indonesia, khususnya anak muda di Jogja yang memiliki kepedulian terhadap isu perubahan iklim, sehingga para pemuda ini bisa bergerak untuk melakukan sebuah tindakan secara kolektif dan berkelanjutan, demi terciptanya suatu lingkungan hidup yang lebih lestari. 

Tidak hanya itu, KOPHI Jogja juga mengajak kita untuk memperbaiki lingkungan yang rusak dengan melakukan beberapa tindakan seperti reboisasi atau penghijauan di lahan yang sudah rusak, penanaman mangrove untuk mencegah abrasi pantai, mengolah sampah plastic menjadi produk lain agar memiliki daya guna bagi masyarakat sekitar, sekaligus mengurangi volume sampah plastik yang terus mengalami peningkatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun