Mohon tunggu...
Sosbud

Keberkahan Menjelang Hari Kemerdekaan

6 April 2017   18:38 Diperbarui: 6 April 2017   18:51 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 atas nama bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta yang telah mengproklamirkan kemerdekaan indonesia. Hari kemerdekaan adalah hari dimana indonesia telah bebas dari yang namanya penjajahan. Dan para pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankan negara Indonesia dari bangsa asing yang ingin mengambil alih atau merebut tanah air ini. Dan di tanggal tersebut memiiki banyak arti yang sangat penting untuk bangsa, termasuk Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan pengakuannya di dunia telah didapatkan bangsa ini dengan perjuangan berat tanpa pamrih.

Ditanggal tersebut telah menjadi hari spesial untuk seluruh rakyat Indonesia. Disetiap tahunnya seluruh bangsa Indonesia pasti memeriahkan atau merayakan hari kemerdekaan ini. Secara umum, memperingati hari kemerdekaan dengan melaksananakannya upacara di setiap daerah. Dengan bangga juga dengan mengkibarkan bendera kebangsaan “Sang Merah Putih”. Selain itu, adapula yang memeriakan dengan adanya perlombaan-perlombaan di setiap daerah.

Salah satunya di daerah penulis yang tidak kalah uniknya dengan daerah lainnya. Berlokasi di Kebonagung, Kaliwates, Jember, Jawa Timur dan dan tepatnya di RW 06. Lebih uniknya lagi di saat menjelang Hari Kemerdekaan. Sebelum memasuki tanggal 17 Agustus, yaitu lebih tepatnya tanggal 16 Agustus malam Hari Kemerdekaan. Diadakannya Tasyakuran memperingati hari Kemerdekaan yang dimeriahkan seluruh warga RW 06. Tasyakuran ini beda dari yang lain, mungkin saja ada yang sama tetapi beda dalam prosesnya.

Dalam tasyakuran ini, seluruh warga diumumkan untuk membuat nasi Tumpeng sesuai selera masing-masing.tempat diselenggarakannya tasyakuran ini dilaksanankan di sepanjang jalan gang KUD RW 06 yang telah digelar alas untuk duduk. Seluruh warga duduk membentuk 2 shaf di tepi jalan dengan saling berhadapan di sepanjang jalan. Dan nasi Tumpeng diletakkan di tengah jalan atau di antara 2 shaf yang berhadapan tersebut. Setelah semua warga telah berkumpul dan mengisi tempat yang telah disediakan, acarapun dimulai. Susunan acara tersebut yaitu, sambutan-sambutan, pidato atau ceramah tentang kemerdekaan, pembacaan prolamasi, sholawatan yang diiringi dengan hadrah dan membaca do’a bersama dan sebagainya.

Setelah semua acara di laksanankan, untuk penutup kita lanjutkan makan bersama dengan nasi Tumpeng yang telah dipilih, dan kita saling berbagi satu sama lain. Dan adapula yang membawa minuman, ada yang membawa air mineral dan ada juga yang membawa es. Setelah semua selesai terlaksanankan tidak lupa kita berdo’a dan mengucapkan hamdalah bersama-sama. Dan tidak lupa kita bekerja bakti untuk membersihkan atau membereskan untuk melakukan acara keesokannya. Tasyakuran ini bermanfaat untuk menunjukkan kebersamaan di suatu daerah, dan juga mendo’akan kepada setiap leluhur atau pahlawan yang telah banyak berkorban dan berjuang untuk mempertahankan negara Indonesia. Tasyakuran ini dilakukan rutin di setiap tahunnya, ketika menjelang hari kemerdekaan. Dan tasyakuran ini merupakan salah satu adat istiadat daerah penulis.

Keesokan harinya, seperti yang telah kita ketahui melaksanakan acara perlombaan-perlombaan dan hiburan seperti biasanya. Tetapi di daerah penulis juga mengadakan perlombaan rohani, seperti tartil dan Da’i cilik. Ini dilakukan umum untuk RW 06, dan daerah lainnya jika ada yang ikut. Semua itu juga termasuk tradisi daerah penulis.

Dari semua ini, salah satunya dalam bentuk tasyakuran ini jelas ada kaitannya dengan Islam Nusantara. Yakni sebuah tradisi yang dulu sudah ada, di modifikasikan dengan zaman yang modern ini dilaksanakan di hari besar Indonesia, tetapi tetap tidak menghapus tradisi tasyakuran yang dulu telah di ajarkan oleh leluhur. Anggapan ini berpesan untuk para generasi bangsa untuk ikut mempertahankan tradisi yang ada, agar tidak terhapuskan dengan masa yang akan smakin modern ini. Dan membuat semenarik mungkin untuk mempertahankannya, tetapi dengan satu alasan tidak menghapus tradisi yang telah ada.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun