Mohon tunggu...
Gita Anindya
Gita Anindya Mohon Tunggu... Freelancer - A girl
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

I do believe your galaxy

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tips Memilih Popok Bayi yang Aman dan Nyaman Serta Ramah Lingkungan

29 April 2021   18:05 Diperbarui: 30 April 2021   08:24 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, warga Surabaya, Jawa Timur yang memiliki tempat tinggal disekitar Kali Surabaya (pada bagian hilir dari Sungai Brantas), telah tertimpa kasus lingkungan hidup karena kualitas sungai brantas telah terkontaminasi mikroplastik dan telah membuat kita semua sadar bahwa bekas Popok Bayi sekali pakai juga yang menjadi limbah tidak bisa dipandang sebelah mata oleh kita semua.

Ada Sekitar 750.000 warga yang menggunakan popok bayi sekali pakai untuk para bayi mereka. Rata-rata bisa sampai 4x popok untuk pergantiannya. Jadi apabila kita jumlahkan bisa sampai 3 juta popok bayi bekas untuk dibuang setiap harinya. Dan bagaimana jika waktu sebulan hingga bertahun-tahun, dan terus-menerus selama bayi memakai popok? Apalagi disusul dengan generasi bayi berikutnya.

Ditambah masyarakat yang kurangnya edukasi tentu dapat memperparah keadaan yang membuat masyarakat tersebut terdorong untuk terus membuang popok bekas dan kotorannya. Apalagi dengan keyakinan yang dimiliki sebagian besar orang tua bayi, bahwa popok bekas bayi tidak boleh terkena api atau panas, dan dipercaya itu akan membuat bayi terkena dampak buruk terhadap kulitnya. Maka dari itu masyarakat yang menyakininya memilih membuang popok bekas bayi ke sungai  agar bayi merasa sejuk dibandingkan membuangnya ke tempat sampah karena khawatir akan dibakar.

Salah Satu Sumber Limbah dari Popok Sekali Pakai

Popok bayi sekali pakai sudah tercatat oleh data World Bank tahun 2017 bahwa telah ikut andil memberikan sampah terbesar nomor dua setelah plastik. Hingga angka 22 persen adalah presentase dari popok sekali pakai terhadap keseluruhan sampah, dan 44 persen adalah rekor tertinggi yang masih dipegang oleh sampah plastik. 

Ancaman serius dari limbah sampah yang menggunung terhadap kesehatan penduduk yang mengonsumsi air yang bersumber dari sungai tersebut. Ancaman lainnya yaitu potensi banjir karena sampah yang sulit terurai.

Popok bayi sekali pakai terbuat dari bahan sintetik, bahan ini termasuk kategori limbah bahan berbahaya dan beracun berupa Super Absorben Polymer (SAP). Maka dari itu Material ini sulit terurai oleh tanah.

Sekitar 500 tahun waktu untuk dapat menguraikan popok sekali pakai! Mungkin bisa saja lebih cepat, dan itu tentunya jika terus-menerus terkena sinar matahari dan oksigen.

Bagaimana degan manusia dan makhluk hidup lainnya yang menggunakan air sungai tersebut? Material SAP yang terlalu lama tergenang air akan berubah menjadi gel yang memungkinkan dikonsumsi oleh ikan dan makhluk hidup lainnya di sungai. Zat karsinogenik penyebab kanker adalah hasil dari perubahan gel tersebut, dan membuat dampak buruk bagi manusia jika mengonsumsi ikan tersebut karena akan mengendap dalam tubuh manusia.

Segera Beralih ke Popok Kain Cuci Ulang

Popok sekali pakai memang lebih banyak dipilih oleh orang tua untuk bayinya, mulai dari kepraktisan dan saat selama berpergian. Tidak merepotkan bunda untuk mencuci dan membersihkan kotorannya serta tinggal buang dan lalu ganti dengan yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun