Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saat Mengumpulkan Ribuan Orang, Mengapa Tak Ada Daftar Hadir?

9 April 2019   21:28 Diperbarui: 11 April 2019   04:24 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lego Figurines oleh Eak K. - Foto: pixabay.com

Beberapa kali saya melihat dan mengamati fenomena menggelitik ini. Mengapa ketika mengumpulkan ribuan atau ratusan ribu orang tidak menggunakan daftar hadir? Tahu-tahu mengklaim bahwa kerumunan orang tersebut sekian ratus ribu. Tak kadang digelembungkan menjadi jutaan?

Jangan seperti sebuah iklan wafer beberapa tahun lalu. Yang mengklaim kalau wafernya memiliki ratusan lapis. Padahal belum tentu demikian.

Ada beberapa solusi dari yang sederhana sampai mutakhir menghitung kehadiran banyak sekali orang.

Metode pertama dengan menggunakan cara tradisional, yaitu menulis tangan. Ya. Dengan mengedarkan daftar hadir resmi untuk orang yang hadir. Aktivitas ini cukup memakan waktu. Namun bisa diakali dengan dilakukan bertahap.

Misalnya, dibuat strata kelompok orang yang akan hadir. Baik itu per wilayah atau per regional. Edaran daftar hadir bisa diunduh via link yang dikirim dalam email. Lalu dicetak dan diedarkan. Yang mengedarkan adalah koordinator lapangan atau orang yang ditunjuk.

Keuntungannya, daftar hadir tertulis bisa lebih valid. Sebelum massa berkumpul dan menaiki bus misalnya. Nama dan jumlah penumpang dicocokkan dengan daftar hadir yang dijadikan manifes perjalanan.

Namun kelemahannya sudah barang tentu tak lepas dari rekayasa tanda tangan. Apalagi saat dibutuhkan jumlah kehadiran massa yang tinggi. Kehadiran yang semu di mata kamera. Bisa saja diperdaya dengan klaim daftar hadir tertulis.

Jika ada hitung-hitungan statistik tempat dan kepadatan populasi. Setidaknya bisa dikounter dengan daftar hadir tertulis yang didapat. Walau mungkin akan begitu sulit melacak masing-masing orang yang membuubuhkan tanda tangannya.

Metode kedua yaitu dengan model aplikasi online. Salah satu aplikasi yang saya pernah gunakan adalah EventBrite. Aplikasi ini bisa memberi konfirmasi kehadiran. Plus mencetak tiket atau tanda masuk yang diperlukan.

Keuntungannya, yang pertama tentu praktis. Semua orang yang hadir dengan smartphone akan mudah mendaftar sebuah perhelatan. Sekaligus mengkonfirmasi kehadiran dengan scan barcode saat di venue. Jadi jumlah orang yang akan hadir bisa diketahui. Sekaligus yang benar-benar hadir.

Kelemahannya tentu massa yang datang mendadak belum tentu bisa masuk. Karena yang saya tahu ada deadline untuk undangan sebuah event. Ditambah, akun bodong atau palsu bisa digunakan untuk sekadar mendaftar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun