Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

79 Persen Paket Internet Kita Habis untuk Iklan di Browser

23 November 2018   22:16 Diperbarui: 24 November 2018   00:33 2112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Publisher mobile pages are bloated and advertising is an enormous part of that," - Enders Analysis

Laman di browser HP kita begitu bongsor dan iklan mengisi bagian besar laman tadi.

Dalam mengelola kuota internet 'musuhnya' hanya satu, yaitu iklan. Iklan atau ads ini kabarnya menghabiskan sampai 79% paket data kita. Persentase ini didapat dari studi yang dibuat oleh Ender Analysis tahun 2016 lalu. 

Studi ini membandingkan sample kerja 6 browser saat membuka sebuah laman berita. Dari analisis isi laman seperti HTML, Javascript dan iklan. Sebagian besar isi laman berita ternyata dialokasikan untuk iklan. Sehingga kuota internet yang mungkin diserap iklan berkisar 19%-79%.

Jadi jika kita contohkan saja kita punya 10GB paket data selama 1 bulan. Dan selama 1 bulan kita sering membuka berbagai link via sosmed/app berita. Lalu kita menuju sebuah laman via HP kita. Maka kuota internet yang habis untuk iklan saja diperkirakan sekitar 2Gb - 8GB.

Mulai dari iklan banner sampai video muncul di laman muka. Untuk sekadar menekan tanda 'X' pada iklan pop-up saja begitu sulit. Sampai sering malah sengaja disembunyikan agar banner iklan sengaja ter-klik.

Ads - Ilustrasi: wired.com
Ads - Ilustrasi: wired.com
Bayangkan juga iklan video yang begitu saja muncul. Tanpa kita inginkan kita disuguhkan iklan. Menunggu 5-10 detik menjadi pilihan satu-satunya. Dan, untuk iklan video ini sudah barang tentu dapat menghabiskan dengan cepat kuota internet kita.

Di tahun 2016, provider Three di Italia dan UK serta Digicell di Karibia bekerja sama dengan Shine. Shine adalah startup asal Israel yang berfokus pada aplikasi ad-blocking. Bekerjasama dengan provider berarti iklan dikabarkan bisa diminimalisir 10%-50%.

Namun tidak dengan provider di Indonesia. Sudah sejak lama, Telkomsel memunculkan iklan pop-ad semena-mena di browser. Publik juga mengkritik XL yang beriklan macam ini. 

Begini solusi praktis menghemat kouta yang saya sendiri sudah terapkan. Unduh add-on atau aplikasi ad-blocker di mesin peramban kita. Baik di laptop/PC kita atau di HP. Dan saya sudah buktikan bahwa ad-blocker berfungsi dengan baik.

Adblock plus adalah salah satu aplikasi ad-blocking cukup baik. Aplikasi ini akan menjadi default pada browser laptop/HP kita. Tampilannya pun tidak berbeda dari laman browser biasanya.

Yang membedakan adalah tampilan laman akan sangat minim iklan. Iklan yang diblok akan terlihat jumlahnya. Dan pada waktu tertentu, app adblok ini akan memberitahu kita jumlah Gigabyte yang sudah kita hemat. 

Screenshot perbandingan iklan pada browser laman berita - Dokumentasi pribadi
Screenshot perbandingan iklan pada browser laman berita - Dokumentasi pribadi
Pada screenshot diatas, saya tampilkan gambaran fungsi ad-block. Di sebelah kanan, saya beri highlight merah jumlah iklan pada kedua laman. Laman pertama pada detik.travel. Sedang laman kedua pada tribunnews.com. Pada laman detik ada 9 iklan yang diblok, sedang 23 pada tribunnews.

Silahkan jika pada browser Anda membuka link berita diatas. Mungkin akan muncul video atau iklan lain di sebelah kiri-kanan dan atas-bawah laman. Dan mungkin akan terbuka cukup lama dengan kuota yang lebih banyak.

Setelah beberapa bulan menggunakan ad-block versi gratis ini beberapa keuntungan saya dapat. Saya merasa kuota internet dapat bertahan lebih lama. Tidak ada lagi iklan pop-up/video yang kadang menyebalkan. Dan, laman situs lebih bersahabat saat kita baca.

Namun, ada saja situs yang 'memusuhi' aplikasi ad-block ini. Pada beberapa situs, kita diminta menonaktifkan ad-block ini. Karena ada beberapa situs yang memang mencari revenue dengan iklan. Dengan me-whitelist situs tadi, kita dianggap bersumbangsih pada keberlangsungan situs. 

Beberapa situs bahkan menggunakan ad-block untuk ad-block. Dengan kata lain, situs ini memblokir aplikasi ad-block kita. Sehingga bagi pengguna ad-block, akan kesulitan mengakses atau melanjutkan kepada situs yang dituju.

Sehingga, cara lain mengakali kuota internet kita adalah 'memerangi' iklan. Walau bagi developer sebuah situs hal ini merugikan. Namun, kita sebagai user pun tidak mau merugi. Pertama rugi kuota internet dan kedua polusi fikiran karena iklan yang kadang menggangu.

Semoga bermanfaat.

Salam,

Solo, 23 November 2018

10:17 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun