Mohon tunggu...
Gina Dwi Septiani
Gina Dwi Septiani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tulisan ini sebagai jejak dan kenangan bahwa aku pernah ada di dunia yang fana ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Doktor Muda

29 November 2022   14:02 Diperbarui: 29 November 2022   14:08 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Terlahir dari kedua orang tua yang bekerja. Ayah dan Ibunya merupakan Pegawai Negeri Sipil di satuan pendidikan. Memiliki dua adik perempuan, yang pertama beda satu tahun dan yang kedua beda 5 tahun. 

Semasa sekolah dasar, Dia sudah mendapatkan perlakuan berbeda dari kedua adiknya. Ayahnya memberikan pelajaran matematika lebih intensif. Bukan karena paksaan melainkan memang dia menyukai pelajarannya juga. 

Walaupun tidak selalu mendapatkan peringkat kelas, tapi dalam pelajaran matematika dia selalu berusaha unggul dari yang lain. Di antara adik-adiknya, hanya dia yang dari sekolah dasar hingga sekolah menengah akhir selalu masuk sekolah negeri. 

Namun sayang ketika masuk ke perguruan tinggi dia masuk ke swasta. Di sanalah dia merasakan perbedaan. Tapi hal itu tidak menurunkan semangatnya untuk unggul di pelajaran matematika. Meskipun tidak bisa masuk perguruan tinggi negeri, dia membuktikan bahwa bisa unggul di mana pun. Di beberapa mata kuliah sulit dia selalu mendapatkan nilai terbaik. Ketika temannya hampir satu kelas mendapatkan nilai setengahnya, dia mendapatkan nilai hampir sempurna. 

Atas dukungan kedua orang tua, lulus sarjana dia langsung melanjutkan ke jenjang magister. Kali ini dia berhasil lulus di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Pastinya mengambil jurusan matematika yang disukai. 

Di saat teman-temannya sudah mengajar di sekolah, dia masih konsentrasi menyelesaikan pendidikannya. Bahkan mengesampingkan kehidupan pribadinya dengan lawan jenis. Bukan berarti dia tidak menyukai seseorang, tapi waktunya saja yang belum tepat. 

Lulus menjadi magister matematika, berselang dua tahun, dia lulus seleksi masuk S-3. Ketika itulah dia mendapatkan lamaran menikah dari seorang laki-laki. Laki-laki tidak lain adalah guru mengajinya ketika SMP. Walaupun berbeda usia 8 tahun, tidak menjadi penghalang bagi mereka. Melalui proses yang cepat, langsung pertemuan orang tua, lamaran dan menikah. 

Saat itu pula dia menjadi asisten dosen di perguruan tinggi, tempat menempuh pendidikan sarjananya. 

Setahun kemudian, dia dikaruniai seorang anak laki-laki. Anak tersebut menjadi cucu pertama di keluarganya. Berselang dua tahun dia dikaruniai seorang anak perempuan. Rasanya lengkap sudah mempunyai anak sepasang. Semakin lengkap saat dia menyelesaikan pendidikan S-3 -nya dan mendapatkan gelar doktor. Sepertinya dia menjadi salah satu yang mendapatkan gelar dokter di usia muda. Kini dia pun menjadi salah satu dosen di sekolah pascasarjana salah satu perguruan tinggi terkenal di kota Bandung. Dia adalah kakakku. 

Cimareme, 29 November 2022

Gina Dwi Septiani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun