Mohon tunggu...
Gillian
Gillian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

menerapkan prinsip makan, nonton, tidur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang si Kertas

19 November 2022   20:01 Diperbarui: 19 November 2022   20:08 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di mana ada teman, di situ ada lawan. Si Kertas memiliki banyak kenalan sana-sini, tetapi tentu saja tidak semuanya merupakan teman. Jika diminta untuk memilih satu, si Kertas akan memilih si Angin. Keberadaan si Angin tidak berbeda jauh dengan si Kertas, sama-sama berada di segala tempat. 

Dan yang membuatnya lebih tidak suka dengan si Angin adalah karena waktu datangnya tidak bisa diprediksi. Durasinya pun datang dan pergi, tidak pernah menetap. Kedatangannya bisa membawa suka atau duka. Tetapi bagi si Kertas, kedatangan si Angin hanya membawa duka.

Pada dasarnya si Kertas memiliki struktur tubuh yang tipis dan ringan. Oleh sebab itu, saat si Angin datang dengan hembusan kecil pun sudah terasa seperti badai bagi si Kertas. Suatu waktu si Kertas sedang berkumpul dengan komunitas kertasnya membentuk sebuah tumpukan yang tebal. Ketika si Angin datang, si Kertas harus kehilangan beberapa anggotanya yang terletak pada bagian paling atas tumpukan karena hembusan si Angin. 

Tidak hanya saat sedang bersama yang lain, saat si Kertas sendiri pun pernah berselisih dengan si Angin. Waktu itu si Kertas sedang tergeletak begitu saja di jalanan dan bukannya dibantu, si Angin malah datang untuk membuat si Kertas terbang jauh ke tempat yang tinggi sebelum akhirnya terjatuh ketika sudah tidak berhembus lagi. 

Si Kertas pun belajar bahwa tidak semuanya bisa dijadikan teman. Teman yang sesungguhnya tidak membawa musibah, melainkan membawa berkah. Teman juga tidak datang sesaat dan pergi, melainkan terus bersama dalam suka dan duka. Dari situ si Kertas lebih berhati-hati dalam memilih teman untuk kedepannya.

Dalam perjalanannya, si Kertas sudah bertemu dengan berbagai macam hal. Ada satu kejadian yang tidak terlupakan bagi si Kertas. Si Kertas sebenarnya sudah sering bertemu dengannya di dalam maupun di luar ruangan. Tetapi tidak pernah benar-benar berinteraksi sampai pada suatu hari di malam yang sunyi.

Pada kala itu, Si Kertas berperan untuk menyajikan berita-berita terbaru pada hari itu. Setelah si Kertas selesai dibaca, ia dijadikan alas sandwich agar tidak kotor langsung mengenai meja. Tidak disangka ada anak-anak yang sedang bermain tembak ketapel berada dekat dengannya. 

Sehingga si Kertas pun diremas dan dijadikan bahan lempar. Karena bukan ahlinya, lemparan pun tidak mengenai lawannya dan malah terlempar ke kolam di sebelah rumahnya. Si Kertas sudah cukup merasa tidak berguna semenjak dijadikan alas sandwich dan sekarang ia terlempar ke kolam. Di situlah si Kertas bertemu dengan si Air.

Selama beberapa hari, tidak ada yang melihat adanya si Kertas yang tergenang di kolam tersebut. Si Kertas yang masih bertahan pun menyimpulkan jika si Air ini tidak banyak berlagak dan tidak banyak mengungkapkan perasaannya. Karena itu si Kertas merasa damai dan rasa tidak berguna yang ia alami pun perlahan pudar. Setelah beberapa minggu, si Kertas merasakan strukturnya mulai terurai. Si Air tetap tidak berbuat apa pun terhadap si Kertas. 

Sampai akhirnya si Kertas mengungkapkan bahwa si Air ini memiliki sifat yang unik. Si Air bisa menjadi tempatnya untuk menenangkan diri dan melupakan hal-hal negatif yang sempat ia alami. Tetapi si Air juga bisa menghambat si Kertas yang masih memiliki banyak kesempatan untuk menjalani kegiatan.

Si Air yang tenang membuat si Kertas merasa nyaman. Kenyamanan itu berlangsung lama dan membuat si Kertas melupakan jika dirinya berada di media cair, ia bisa terurai lebih cepat. Zona nyaman yang sudah terlalu lama ditempati akan memberikan dampak buruk. Seperti mencegah perkembangan diri, tidak mau mencoba hal-hal baru, dan hanya menetap pada satu titik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun