Mohon tunggu...
Gilang Tata
Gilang Tata Mohon Tunggu... Programmer - Less Programming

Programmer dan Content Creator di EFDH Channel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menerka Fanatisme Fans K-Pop

14 Juni 2021   21:22 Diperbarui: 14 Juni 2021   21:59 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini jagat maya dihebohkan oleh BTS Meal, yaitu produk makanan cepat saji hasil kolaborasi antara grup musik Korea BTS dengan restoran cepat saji Mc Donald's. Berbagai cerita mewarnai kehebohan, atau bisa juga disebut demam BTS Meal ini. Dari mulai driver ojol yang harus menunggu 3 jam untuk mendapatkan pesanan pelanggan (yang ongkos kirimnya mungkin hanya sekitar 10 ribuan saja), gerai Mc Donald's yang sampai harus dijaga polisi karena saking ramainya antrian, hingga Polda Metro Jaya akhirnya harus meminta pihak McDonald's untuk menghilangkan paket BTS meal untuk sementara demi mencegah kerumunan massa.

sumber: cnnindonesia.com
sumber: cnnindonesia.com

Bukan kali ini saja pasukan militan fans KPOP tanah air meramaikan jagat maya. Beberapa bulan lalu, ketika indonesia dihebohkan oleh  RUU Cipta Kerja atau yang populer disebut Omnibus Law, fans KPOP tanah air juga menunjukkan taringnya. 

Berkat solidaritas dan tentu saja militansi mereka, tagar #MosiTidakPercaya mampu menggema hingga mampu mencapai Trending Topic Dunia. Ya, dunia. 

Jika dilihat dari analisa Ismail Fahmi dalam kanal Drone Emprit, polanya adalah ada beberapa cuitan dari akun K-popers yang kemudian banyak dishare dan juga disupport oleh akun aktivis lain yang kemudian terus menerus diretweet oleh akun-akun dengan ava Korea ini. 

sumber: pers.droneemprit.id
sumber: pers.droneemprit.id

image-73-60c74662d541df334a1ed902.png
image-73-60c74662d541df334a1ed902.png

sumber: pers.droneemprit.id
sumber: pers.droneemprit.id

Selain solidaritas dan militansinya, K-Popers juga terkenal sangat loyal bahkan royal terhadap para idola mereka. Banyak sekali cerita tentang K-Popers yang rela bahkan dengan senang hati menghabiskan uang jutaan rupiah demi membeli koleksi merchandise resmi dari grup band idolanya. 

Barang yang dibeli pun terbilang remeh atau bahkan tidak berguna jika dilihat dari kacamata orang awam, misal seperti light stick dan photo card idola mereka yang harganya mencapai ratusan ribu rupiah per buahnya.

tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
 Fakta-fakta tersebutlah yang membuat saya penasaran, sebenarnya apa yang terjadi pada para K-Popers tersebut. Sampai akhirnya saya juga menemukan fakta bahwa sudah banyak skripsi dan jurnal akademis dari Indonesia yang membahas tentang fenomena ini terutama dari bidang ilmu Psikologi. 

Perilaku Konsumtif

Jelas, perilaku ini lah yang menyebabkan demam BTS Meal menghebohkan Indonesia dan laku keras nya berbagai macam pernak pernik KPOP. Namun, apa itu perilaku konsumtif sebenarnya?

Menurut Grinder (dalam Fitriyah, 2013) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif merupakan pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Sedangkan menurut Dharmmesta dan Handoko (2011), perilaku konsumtif adalah kondisi ketika konsumen tidak dapat lagi membedakan antara kebutuhan dan keinginannya. Fromm (1995) juga mengemukakan bahwa perilaku ini juga didorong oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kelompok referensi dan faktor konsep diri sang fans tersebut.

Faktor kelompok referensi ini maksudnya bahwa perilaku anggota kelompok Fans KPop akan sangat mempengaruhi anggota yang lainnya. Interaksi seseorang di dalam kelompok sosial akan sangat berpengaruh terhadap pendapat dan seleranya. Sehingga mungkin saja terjadi ada seorang fans yang awalnya tidak memiliki keinginan untuk membeli merchandise pada akhirnya akan terpengaruh oleh kelompoknya hingga akhirnya menjadi kolektor merchandise KPop.

Sedangkan faktor konsep diri adalah ketika persepsi atau penilaian seorang fans terhadap dirinya sendiri akan mempengaruhi perilakunya untuk membeli dan menggunakan produk tertentu, yang dalam hal ini adalah merchandise resmi grup band Kpop. Misalnya seseorang yang memandang dirinya secara negatif cenderung berperilaku konsumtif untuk menaikkan citra dirinya.

Jadi itulah hasil yang saya dapat dari membaca tulisan akademik yang membahas tentang fenomena demam KPop ini. Namun, ternyata bukan hanya itu saja, ketika saya mecari lebih jauh, ternyata ada faktor lain yang lebih kuat lagi dalam mengobarkan fanatisme para pecinta KPop ini.

Perlakukan Istimewa Terhadap Penggemar

       Ya, manajemen grup band KPop sangat menyadari bahwa fanatisme dari penggemar adalah bahan bakar utama mereka untuk tetap eksis, sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk menjaga tensi fanatisme tersebut. Beberapa yang dilakukan manajemen adalah dengan mengakui secara resmi Fanbase yang muncul, dan melakukan kegiatan Fan Service secara rutin. 

       Fan service biasanya dilakukan dengan tajuk Fansign yang di dalamnya para penggemar bisa meminta tanda tangan dan berinteraksi fisik secara langsung dengan para idolanya. Fanservice grup band Kpop adalah yang paling terkenal istimewa dalam memperlakukan penggemarnya dibandingkan dengan grup musik Amerika dan Asia lainnya. Bayangkan apa yang kamu rasakan jika idolamu mengusap rambut dan pipimu sambil menatap mata mu dari jarak 30 cm?

       Konsep bahwa support dari fans sangat penting untuk tetap eksis, tertanam sangat kuat di kepala para fans. Itulah yang menyebabkan mereka rela membeli merchandise resmi dari Korea, meskipun harganya tidak masuk akal, demi meningkatkan keuntungan manajemen dan memperkaya Idola mereka. Mereka menyadari itu, dan bangga melakukannya. Hal itulah yang mereka sebut dengan kontribusi nyata untuk idolanya. Mereka tidak mau jika idolanya kalah bersaing dengan Idol-idol Kpop lain yang terus bermunculan dari waktu-kewaktu. Keren. Bayangkan jika seorang Presiden Jokowi mampu menanamkan konsep serupa kepada seluruh rakyat Indonesia.

Idol Yang Terus Jomblo

       Yang terakhir (yang saya tahu), ternyata fanatisme fans lah yang sepertinya menyebabkan para KPop Idol terus men-jomblo. Ya, dibalik alasan "Agar para Idol fokus terhadap karier mereka", manajemen pasti cukup cerdas untuk memanfaatkan fantasi para penggemar untuk dapat menjadi pacar Idolanya sendiri. Tentu saja ini menjadi energi yang cukup besar bagi para Fans untuk tetap mencintai dan mengidolakan malaikatnya masing-masing.

maxresdefault-13-60c761e58ede4805bc7774a2.jpg
maxresdefault-13-60c761e58ede4805bc7774a2.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun