Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Author

Book, movie/series, and fiction enthusiast contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Final Destination: Bloodlines", Kematian Brutal Kembali Datang Membawa Trauma Baru

14 Mei 2025   14:39 Diperbarui: 14 Mei 2025   16:16 5160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by finaldestinationmovie.com

Bagi saya, juga banyak dari Kompasianer lain di sini, yang besar di tahun 2000, tentu tidak asing lagi dengan franchise film Final Destination yang pertama rilis di tahun 2000. Film thriller tentang maut ini membawa trauma tersendiri bagi para penontonnya karena menyadari bahwa kecelakaan tragis bisa datang kapan saja dan di mana saja.

Di film pertama misalnya, kita dibuat trauma naik pesawat terbang. Di film keduanya (2003), tentu banyak yang tak bisa melupakan kayu gelondongan yang tiba-tiba jatuh di tengah jalan yang ramai. Lalu di Final Destination 3 (2006), kecelakaan roller coaster di wahana bermain pun menambah kembali list trauma bagi kami para penontonnya.

Tak berhenti di situ saja, karena kesuksesannya, cerita Final Destination kembali berlanjut pada film keempat dan kelima yang rilis di tahun 2009 dan 2011. Final Destination 4 membawa kecelakaan utama yang terjadi di arena balap mobil, sementara di Final Destination 5 kecelakaan utamanya diceritakan di sebuah jembatan panjang yang runtuh.

Nah, berselang 14 tahun sejak film terakhirnya, di mana menjadi perayaan 25 tahun dari film pertama, akhirnya cerita Final Destination berlanjut dan rilis tahun 2025 ini. Tidak menggunakan angka, melainkan subjudul Bloodlines di mana konsep pengelihatan dan kematiannya punya ide yang lebih segar dari lima film sebelumnya.

Final Destination 2 (image by Screen Greek)
Final Destination 2 (image by Screen Greek)

Final Destination: Bloodlines serentak hadir pada tanggal 16 Mei 2025 nanti. Sementara di Indonesia akan rilis di layar lebar di tanggal 14 Mei. Namun, saya berkesempatan menontonnya di sneak preview yang khusus dijadwalkan pada tanggal 9-10 Mei lalu.

Di tulisan inilah saya akan membahas film Final Destination: Bloodlines ini. Mulai dari sinopsis, bocoran cerita, hingga beberapa poin menarik bahwa film ini kembali membuka trauma baru bagi penonton. Kira-kira seperti apa ya? Yuk langsung simak!

SINOPSIS

Berlatar belakang 50 tahun lalu, seorang perempuan muda bernama Iris Campbell mendatangi sebuah tempat mewah, Skyview restoran yang letaknya berada sangat tinggi di sebuah bangunan mewah. Bersama kekasihnya, Iris akan melaksanakan agenda makan malam di sana bersama orang-orang kaya lainnya.

Semua berjalan baik sebagaimana mestinya sampai Iris dilamar di hadapan orang banyak. Tentu ia bahagia dan merayakannya dengan berdansa bersama orang-orang. Namun, hal fatal terjadi di luar dugaan.

Iris Campbell yang bisa melihat kecelakaan masa depan (image by Bloodu Disgusting)
Iris Campbell yang bisa melihat kecelakaan masa depan (image by Bloodu Disgusting)

Lantai kaca yang berada pada ketinggian itu perlahan retak karena kejatuhan lampu. Tentu saja orang-orang yang berdiri di atasnya langsung jatuh dan banyak memakan korban. Tak sampai sana saja, sebuah ledakan pun terjadi yang membuat situasi bertambah parah. Bangunan mulai hancur yang nyaris membunuh semua pengunjung.

Iris mencoba menyelamatkan diri dengan segala cara hingga hanya dialah yang masih selamat dari banyak orang yang mati tragis. Namun karena kondisi bangunan yang semakin hancur, tentu saja membuat probabilitas ia hidup semakin kecil. Pada akhirnya, Iris terjatuh dari ketinggian dan tewas dengan cara yang tak kalah tragis.

DATANG DARI MIMPI, BERLANJUT KE KELUARGA

Konsep film Final Destination: Bloodlines ini lebih terasa segar dari lima film sebelumnya di mana tokoh utama di sini bukanlah Iris, melainkan Stefani yang jadi cucunya. Stefani yang menjalankan kegiatan sebagai mahasiswa mendapat pengelihatan tentang kecelakaan yang dialami neneknya lewat mimpi.

Karena penasaran, ia mencari informasi keberadaan neneknya ini hingga berhasil menemui Iris di sebuah tempat terpencil. Iris kemudian menceritakan kisah 50 tahun lalu itu ketika ia mendapat pengelihatan tentang terjadinya sebuah kecelakaan besar. Untungnya ia berhasil menggagalkan kecelakaan di Skyview dengan menyelamatkan banyak nyawa di sana.

image by IMDb
image by IMDb

Layaknya kisah Final Destination lain, bahwa kematian tetap akan datang meskipun kita sudah berhasil menghindarinya. Iris selama puluhan tahun berhasil bersembunyi dari dunia luar untuk menghindari kematian sampai ia memiliki keturunan.

Namun sayang, Iris akhirnya mati dengan tragis, meninggalkan satu PR besar bagi Stefani dan keluarga. Karena setiap keturunannya tidak seharusnya hidup sejak kecelakaan Skyview itu. Sesuai pesan Iris bahwa kematian akan datang ke keluarganya. Stefani pun berusaha memberi tahu setiap keluarganya. Mulai dari dua anak Iris, adiknya, hingga 3 sepupunya yang terancam mati dalam waktu dekat.

KECELAKAAN TRAGIS MEMBAWA TRAUMA BARU

Rating untuk film Final Destination: Bloodlines ini adalah 17+ di mana akan banyak darah dan kematian brutal. Sudah dijelaskan juga dari distributor film bahwa film ini tidak ada yang dipotong, sensor, atau sekadar dizoom. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan penonton tidak membawa anak dibawah umur untuk menontonnya.

Dan memang benar saja bahwa kecelakaan tragis perlahan satu persatu mendatangi setiap keturunan Iris. Dimulai dari Howard Campbell, anak pertama Iris yang juga sebagai paman Stefani. Kematian dirinya sempat disinggung di trailer di mana tewas dengan cara mengenaskan karena menginjak pecahan kaca, hingga tergiling mesing pemotong rumput.

Kematian Howard ini menjadi sinyal penting bagi keluarga lain karena cepat atau lambat semuanya pun akan mengalami hal sama yang tak kalah tragis. Stefani pun mencari pola tentang urutan kematian dan sebisa mungkin mencegah agar hal itu tidak terjadi.

image by GamesRadar
image by GamesRadar

Layaknya film Final Destination lain, bahwa setiap kecelakaan selalu memberikan trauma baru bagi penonton. Di film ini pun sama. Tanpa memberikan spolier jauh, dan berkaca dari trailer film saja, hal kecil seperti pecahan kaca, kipas angin, pintu masuk otomatis, hingga rumah sakit pun jadi sesuatu yang membangkitkan trauma lama.

Hal ini selain membuat parno, juga memberi pesan secara tidak langsung bahwa kita harus berhati-hati dalam menjalankan aktivitas. Karena sedikit saja kesalahan bisa membuat kacau dan merugikan banyak orang.

Sekali lagi, adegan-adegan sadis, brutal, dan tragis ini menjadi catatan untuk para penonton. Jika memang suka dan terbiasa menonton gore thriller sih sah-sah saja. Tapi jika takut darah dan hal-hal sadis, mohon untuk menimbang kembali keputusan menonton. Apalagi, yang disajikan di Final Destination: Bloodlines masih tak kalah sadis dan brutal dari 5 film sebelumnya.

MAKNA KELUARGA YANG MENDALAM

Hal segar dalam film ini ialah memfokuskan cerita pada keluarga, di mana keturunan Iris lah yang jadi sorotan utama, bukan Iris sebagai orang yang punya pengelihatan kecelakaan layaknya film Final Destination sebelumnya.

Meski Stefani bukan lahir dari keluarga cemara yang sempurna, tapi kehadiran mereka punya makna di kehidupannya. Ia punya 3 sepupu; Erik, Bobby, dan Anna. Ia juga punya seorang adik laki-laki bernama Charlie yang selalu sedia menemaninya.

image by dailymotion
image by dailymotion

Dengan makna keluarga yang cukup mendalam ini, penonton diajak untuk melihat bagaimana eratnya Stefani dan keluarganya untuk saling membantu dan mengentikan kematian.

Di sini jugalah mereka akan bertemu karakter William Bludworth yang juga muncul di film-film sebelumnya. Akan ada hal menarik yang dibahas mengenai masa lalu William yang jadi kunci untuk bisa menghentikan alur kematian ini. 

...

Nah Kompasianer itu tadi sedikit ulasan untuk film Final Destination: Bloodlines yang bisa mulai ditonton di layar lebar Indonesia tanggal 14 Mei 2025 ini. Untuk pengalaman menonton yang lebih greget, kalian bisa memilih studio spesial seperti IMAX atau format 4DX.

Lalu, akankah Stefani berhasil menyelamatkan keluarganya? Atau justru mereka harus berakhir tragis seperti film Final Destination lain? Tentu saja jawabannya harus menonton langsung ke bioskop hehe.

Untuk rating film ini di IMDb ialah sebesar 7.4/10. Saya pribadi memberi nilai 7.5/10 dengan beberapa pertimbangan di atas. Hal lain yang cukup mengganjal adalah dari ending yang terlihat sangat dipaksakan. Ya meskipun secara keseluruhan ceritanya sudah cukup oke.

Akhir kata, sekian untuk ulasan kali ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2025-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun