Sejatinya kewajiban berpuasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus saja, melainkan lebih dari itu. Kita pun dituntut untuk menahan hawa nafsu hingga menjaga emosi supaya bisa memaksimalkan ibadah di Bulan Ramadan.
Dalam menjalaninya pun memang tidak mudah. Seringkali kita dipertemukan dalam kondisi yang membuat iman goyah, termasuk tentang kestabilan emosi yang berlanjut pada ketidaktenangan jiwa. Hal ini akan membuat ibadah puasa jadi terganggu dan bisa saja berefek ke ibadah-ibadah selanjutnya.
Oleh karena itu dibutuhkan langkah dari diri sendiri untuk bisa menjaga kestabilan mental dan menghindari hal-hal yang sekiranya akan menganggu berjalannya ibadah puasa.
Di tulisan inilah saya akan mencoba sedikit memberi tips dan trik sederhana yang bisa dilakukan oleh Kompasianer untuk membuat jiwa tetap tenang selama berpuasa. Cara ini merupakan opini pribadi yang mungkin tidak sama dengan pandangan orang lain. Untuk lebih lengkapnya, yuk simak di sini.
PUASA SOSMED
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah puasa sosial media. Sebenarnya ini bisa kita lakukan kapan saja tanpa perlu menunggu momen Ramadan. Tapi ketika dilakukan di bulan puasa ini, kita bisa lebih mengontrol diri dan memilah mana sekiranya sesuatu yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi di dunia maya.
Kita pasti paham bahwa sosial media seperti instagram dan tiktok (karena ini yang paling sering digunakan), seperti menjadi wadah untuk orang-orang memamerkan sesuatu dalam hidupnya. Hampir semua orang pun ingin menampilkan versi terbaiknya di sana, termasuk saya.
Satu sisi yang pelan-pelan akan jadi racun adalah melihat kebahagiaan dan kesuksesan orang lain, kemudian melihat pada diri sendiri yang ternyata belum ada di titik itu. Rasa iri pun tak lagi bisa ditahan yang malah membuat hati tak tenang bahkan overthinking.
Tak hanya itu, perdebatan dan drama-drama tidak penting pun sering muncul di beranda/explore/fyp padahal kita tidak mengikutinya. Tidak jarang juga kemudian banyak orang yang berlomba-lomba berdebat, bertengkar, hingga mengeluarkan kata-kata kasar di dunia maya. Melihat perdebatan saja kadang saya risih apalgi jika harus terlibat di dalamnya.
Oleh karena itu, sedikit membatasi diri pada sosial media menjadi satu dari sekian solusi sebagai bentuk kontrol. Jangan langsung logout atau hapus akun. Pertama cukup menyingkirkan hal-hal yang sekiranya membuat perasaan kamu tidak nyaman. Seperti mute, blokir, atau menggunakan pilihan not interested.
PERBANYAK BACA BUKU
Waktu luang yang kita miliki saat berpuasa hendaklah dilakukan dengan sesuatu yang bermanfaat, salah satunya membaca buku. Saya merekomendasikan buku-buku non-fiksi untuk pengembangan diri. Rekomendasinya bisa baca di sini ya >> Â Saatnya Upgrade Diri di Bulan Ramadan dengan 5 Rekomendasi Buku Ini
Tak terbatas pada buku yang membahas soal kehidupan, buku-buku keagamaan pun sangat bisa masuk list untuk bisa dibaca saat Ramadan. Entah itu buku tentang hukum islam, misalnya, atau sejarah kehiduapan nabi. Dengan melihat dari sisi agama islam tentu bisa memberikan rasa nyaman dan tenang bagi jiwa.
BATASI PERTEMUANÂ
Menjalin silaturahmi terutama dengan kerabat lama tentu bukan hal salah. Di bulan Ramadan ini biasanya pun menjadi ajang reuni untuk berkumpul dengan kawan-kawan lama dengan agenda bukber yang menumpuk. Mulai dari teman sekolah lah, teman kuliah, geng ini, geng itu, teman kerja, dan masih banyak lain.
Poin yang saya tekankan di sini adalah kita harus bisa memfilter siapa saja yang sekiranya memang bisa kita jalin hubungannya. Bukan maksud untuk memutus silaturahmi, tapi kadang ada beberapa orang yang secara personal kehadirannya justru tidak mengenakan bagi diri. Bisa karena cerita masa lalu, sikap yang mungkin tak disukai, ataupun hal lain.
Saya pribadi pun menerapkan ini sejak beberapa tahun ke belakang. Jika memang hubungan tidak dekat-dekat banget dan masih ada keperluan yang lebih penting, ajakan bukber dengan kawan lama beberapa kali saya pilih. Lain lagi jika memang bersama teman yang sudah dekat dan lama tak bertemu.
Belum lagi jika dalam pertemuan itu justru merembet ke pertanyaan pribadi seperti, kapan nikah, kapan punya anak, kerja di mana sekarang? dan lain hal yang sebenarnya membuat beberapa orang justru tak nyaman.Â
Membatasi pertemuan ini pun menjadi langkah prefentif atas hal-hal yang nantinya bisa membuat mental kita malah terganggu karena bertemu kawan lama.
MENDEKATKAN DIRI PADA SANG PENCIPTA
Tiga poin sebelumnya tadi berfokus pada hubungan kita dengan sekitar. Kali ini tentu menjadi yang tak kalah penting bahkan sebenarnya ada di posisi nomor satu. Yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT yang telah mencipatakan kita.
Dengan mendekatkan diri, tentu membuat jiwa jadi lebih tenang. Kita bisa mulai melakukannya dengan tetap menjalankan ibadah wajib (seperti solat dan berpuasa), kemudian menambah amalan dari ibadah lainnya seperti solat sunah, solat taraweh, tadarusan, hingga mendengarkan tausiyah-tausiyah Ramadan.
Semakin kita dekat dengan Allah SWT, tentunya kehidupan pun akan berjalan lebih mudah, memberi pikiran positif bagi diri, hingga menjalani hari pun tak terasa berat lagi malah lebih semangat di bulan Ramadan ini.
...
Nah, Kompasianer, itu tadi sedikit tips yang bisa saya berikan untuk menjaga kestabilan jiwa di Bulan Ramadan ini. Seperti yang telah disebutkan di awal, bahwa ini adalah dari sudut pandang pribadi yang mungkin akan berbeda dengan pandangan Kompasianer lain.
Saya hanya berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menginspirasi bagi siapapun.
Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya dan selamat berpuasa!
-M. Gilang Riyadi, 2025-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI