Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Author

Book, movie/series, and fiction enthusiast contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Akankah "A Business Proposal" Laku di Pasaran Setelah Kontroversi Aktornya?

4 Februari 2025   07:36 Diperbarui: 4 Februari 2025   07:36 2336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeran A Business Proposal (image by detik)

Mengutip juga dari salah satu komentar di Instagram Falcon, bahwa permintaan maaf bisa jadi dilakukan bukan karena kesalahan, tapi sebagai bentuk pembelaan di mata masyarakat agar film tetap ditonton oleh mereka. 

Bisa dibayangkan pula berapa budget yang telah dikeluarkan untuk proyek film ini. Mulai dari izin hak cipta, hingga pemilihan aktor dan aktris papan atas yang tentunya menelan biaya yang tidak murah.

Setidaknya rumah produksi butuh balik modal dulu agar tidak terlihat terlalu rugi. Tapi, melihat kejadian ini yang semakin dekat dengan waktu tayang, tentunya semakin membiaskan harapan bahwa akan laku di pasaran. Prediksi saya pribadi film ini akan flop alias tidak laku, mengingat netizen dari berbagai sosial media benar-benar ingin memboycotnya.

Jika mereka menargetkan bisa tembus jutaan penonton, saya rasa di angka 200 ribu pun masih cukup sulit untuk mendongkrak jumlah penonton. Tapi untuk benar-benar memastikannya kita harus menunggu sampai tanggal 6 ketika film ini resmi rilis di bioskop tanah air.

PELAJARAN PENTING UNTUK AKTOR HINGGA RUMAH PRODUKSI

Hal ini jadi sedikit mengingatkan saya terhadap aktris Arawinda Kirana yang sempat terkena kasus perselingkuhan hingga orang-orang menjulukinya sebagai pelakor. Ketika film Like & Share rilis beberapa tahun silam, film ini hanya mendapat jumlah penonton yang sedikit bahkan tak bertahan lama di layar bioskop.

Apa yang terjadi baik oleh Abidzar dan Arawinda, hendaknya dijadikan sebagai sebuah pelajaran penting bagi aktor/aktris lain hingga rumah produksi untuk bisa menjaga nama baik dari proyek yang mereka jalankan setidaknya sampai film itu tayang.

Image by Tabloid Bintang
Image by Tabloid Bintang

Netizen Indonesia yang bisa saya katakan ganas ini memang hendaknya jangan disulut lebih jauh jika tak ingin kebakaran. Jika ada satu kesalahan sebaiknya langsung diperbaiki tanpa memperkeruh suasana. Karena dalam dunia perfilman ini tetap saja ujung tombaknya ada di penonton yang merangkap sebagai netizen itu sendiri.

Rumah produksi pun sebaiknya memikirkan matang-matang siapa pemain yang akan digarap, terutama jika diadaptasi dari sebuah karya yang viral dan banyak dikenal masyarakat. Hal ini sebagai bentuk profesionalitas bahwa sebuah rumah produksi tidak main-main dan mengerahkan seluruh tenaga untuk membuat sebuah karya.

Jadi, bagaimana nih, Kompasianer? Apa kalian tetap tertarik untuk nonton film ini? Atau punya pendapat lain tentang seruan boycot oleh ulah aktornya ini? Yuk, bisa saling sharing di kolom komentar.

Akhir kata, sekian tulisan yang bisa saya buat. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2025-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun