Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Di Bawah Umur", Potret Kenakalan Remaja yang (Bisa) Terjadi pada Kehidupan

14 November 2020   15:51 Diperbarui: 16 November 2020   03:17 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by wartakota.tribunnews.com

Seperti yang saya katakan di awal tadi, film ini sebenarnya lebih baik ditonton untuk usia yang bukan di bawah umur. Karena di film ini ada bagian perempuan berpakaian seksi, kata-kata kasar yang keluar dari mulut pemain ketika berantem, bahkan sampai menjurus ke arah hubungan seksual. Oleh karena itu pengawasan orang tua diperlukan jika ingin menonton film ini.

image by youtube/MD Pictures via Tirto.id
image by youtube/MD Pictures via Tirto.id
Meski memang mengandung beberapa unsur dewasa, tapi inti cerita tetap akan memfokuskan pada pengejaran Aryo pada Lana. Juga bagaimana sikap Aryo yang (lagi-lagi) harus berhadapan dengan Kevin karena telah mendekati sepupunya itu.

Unsur persahabatan cukup terasa di sini baik itu geng Aryo, geng Kevin ataupun geng Marsya. Hal ini sedikit mengingatkan saya pada teman-teman di SMA dulu. Selain soal persahabatan, keluarga pun punya peran penting di sini. Apalagi nanti akan terungkap kenapa Ibu Aryo tidak membolehkan anaknya itu untuk berpacaran.

Alur dari film Di Bawah Umur ini akan mudah dipahami oleh penonton, meskipun di satu sisi penonton akan dibuat penasaran tentang masa lalu Aryo yang selama ini disembunyikan oleh Kevin.

Akting para pemain pun sudah sangat baik yang bisa mewakili potret-potret remaja nakal. Kehadiran Angga Yunanda pun sangat epik ketika memerankan sosok Aryo yang nakal. Berbeda sekali dengan akting dia sebelumnya di film Dua Garis Biru.

Ya meskipun sebenarnya ada beberapa cerita dari film ini yang menurut saya kurang masuk akal danmembuat  berpikir "masa iya bakal kayak gini?" Tapi over all semuanya cukup baik, kok.

Dari film ini pun saya jadi paham bahwa di luar sana, akan ada cerita lain soal kenakalan remaja saat ini. Entah itu soal hamil di luar nikah, mabuk-mabukan agar terlihat keren, bolos pelajaran, atau sekadar berbuat ulah kecil di sekolah.

Memang, masa remaja adalah tahap pendawasaan diri. Saat itu mereka masih penasaran akan hal-hal yang belum pernah dilakukannya. Sayangnya, beberapa justru terjerumus pada hal yang dulu tak perlu dilakukannya. Di sinilah baru penyesalan datang.

Maka dari itu mengontrol diri sendiri serta diawasi juga oleh orang tua adalah bentuk tindakan preventif yang bisa dilakuakan agar hal-hal yang tidak diinginkan itu tidak perlu terjadi.

Film Di Bawah Umur pun hadir dengan memberi gambaran apa saja yang bisa terjadi pada kehidupan sekitar kita. Dan di sinilah kita harus berhati-hati baik pada diri sendiri ataupun lingkungan sekitar.

Untuk Kompasianer yang penasaran dengan jalan cerita film Di Bawah Umur, bisa lihat trailernya di sini ya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun