Mohon tunggu...
GILANG RAHMAWAN
GILANG RAHMAWAN Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya seorang introvert mempunyai hobi sepak bola, dan saya mengikuti organisasi kampus secara aktif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Keterampilan Hidup dan Motivasi untuk meningkatkan Disiplin pada Santri Pondok Tahfidz Ihsanul Qur'an

17 Oktober 2025   22:54 Diperbarui: 18 Oktober 2025   07:18 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama santri dan fasilitator

Masih banyak santri yang belum memahami tujuan hidupnya, terutama dalam konteks kehidupan pesantren yang memiliki ritme kegiatan padat dan jalur informasi yang terbatas. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan kegiatan intervensi berbasis keterampilan hidup (life-skill) dan motivasi di Pondok Tahfidz Ihsanul Qur'an, yang berlokasi di Gg. Guntur, RT01/RW.5, Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Rabu-Kamis, 15-16 Oktover 2025.

Tim mahasiswa yang terdiri dari Gilang Rahmawan, Jessa Indrawan, dan Rizky Ramadhan ini berada di bawah bimbingan Dosen Psikologi, Ibu Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si., Psikolog. Kegiatan ini mengusung tema "Pelatihan Life-Skill: Penguatan Kemandirian dan Perencanaan Diri melalui SWOT Analysis dan SMART Goals". Pelatihan ini ditujukan bagi para santri berusia 13-18 tahun untuk meningkatkan kemampuan mengenali diri, mengelola potensi, serta menyusun tujuan hidup yang lebih terarah dan realistis.

Menurut buku Life Skills - Skills for Life: A Handbook, keterampilan hidup tidak hanya berkaitan dengan kemampuan teknis, tetapi juga mencakup kemampuan kognitif, emosional, dan sosial yang mendukung kesejahteraan psikososial serta membangun resiliensi individu. Life-skill sendiri terbagi menjadi tiga kategori utama:

1. Cognitive Skill, yaitu kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, mengambil keputusan dengan bijak, serta merencanakan masa depan atau goal pribadi.
2. Personal Skill, yaitu kesadaran individu terhadap potensi diri, termasuk rasa percaya diri, kemampuan mengelola emosi, dan manajemen stres.
3. Interpersonal Skill, yaitu kemampuan berkomunikasi efektif dan mendengarkan aktif, seperti resolusi konflik secara damai, kerja sama, negosiasi, serta menjaga nilai tradisi dan kegiatan budaya bersama.

Berdasarkan kerangka tersebut, kegiatan pelatihan dilaksanakan selama dua hari dengan durasi 90 menit setiap sesi. Metode yang digunakan adalah lecturing dan pengerjaan bersama melalui panduan SWOT Analysis serta SMART Goals. Para santri tampak antusias mengikuti kegiatan sejak sesi pertama dimulai. Suasana kelas berlangsung hangat dan penuh semangat, dengan diskusi aktif mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pribadi masing-masing peserta.

Pada sesi pertama, fasilitator membantu para santri mengenali potensi diri dan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung serta penghambat melalui SWOT Analysis. Latihan ini mendorong santri untuk lebih reflektif terhadap kelebihan dan keterbatasan diri, serta bagaimana lingkungan sekitar dapat menjadi peluang dalam mengembangkan potensi tersebut.

Sesi kedua dilanjutkan dengan penyusunan SMART Goals - Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound yang digunakan sebagai panduan dalam menetapkan tujuan hidup yang terukur dan realistis. Fasilitator memberikan contoh penerapan konsep ini dalam konteks kehidupan santri, seperti pengelolaan waktu antara hafalan Al-Qur'an, kegiatan akademik, dan aktivitas sosial di pondok.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur pelaksanaan intervensi psikologi terapan. Para santri menunjukkan respon positif dan keterlibatan tinggi selama sesi berlangsung. Mereka menyampaikan bahwa kegiatan ini membantu mereka memahami pentingnya mengenali potensi diri serta merancang tujuan hidup dengan langkah yang lebih jelas dan terarah.

Foto bersama pengasuh pondok
Foto bersama pengasuh pondok
Sebagai tindak lanjut, tim mahasiswa merekomendasikan adanya program pendampingan lanjutan berupa workshop pengembangan diri yang berfokus pada praktik penerapan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Kegiatan lanjutan ini diharapkan mampu memperkuat regulasi diri dan orientasi masa depan santri, sehingga mereka dapat menjadi generasi yang tidak hanya unggul dalam aspek religius, tetapi juga matang secara psikologis dan sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun