Mohon tunggu...
gilang fauzin
gilang fauzin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universiras Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengorganisasian dan Pengendalian: Meningkatkan Efisiensi Transportasi Publik di Indonesia

21 Mei 2024   13:09 Diperbarui: 21 Mei 2024   13:26 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Transportasi publik merupakan salah satu infrastruktur yang vital bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia, di tengah tantangan aksesibilitas yang kompleks dan kemacetan lalu lintas yang kronis, efisiensi dalam transportasi publik menjadi fokus utama untuk meningkatkan mobilitas, mengurangi kemacetan, dan memperbaiki kualitas hidup penduduk. Singapura, dengan sistem transportasi publik yang terintegrasi dengan baik, telah memberikan contoh nyata bagaimana investasi dalam transportasi dapat membawa dampak positif bagi kualitas hidup penduduknya. Dengan sistem transportasi publik yang efisien dan terintegrasi dengan baik, Singapura telah berhasil menciptakan lingkungan yang nyaman, berkelanjutan, dan mengurangi kemacetan lalu lintas serta emisi gas rumah kaca. Dalam upaya mencapai efisiensi ini, pengorganisasian dan pengendalian (POLC) memainkan peran kunci.

Bagaimana Indonesia mengejar efisiensi dalam transportasi publiknya? Salah satu perubahan sukses yang dapat diambil sebagai inspirasi adalah transformasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) di bawah kepemimpinan Ignasius Jonan sebagai Direktur Utama PT KAI. Jonan tidak hanya melihat PT KAI sebagai sebuah perusahaan kereta api, tetapi juga sebagai bagian integral dari infrastruktur transportasi nasional yang memerlukan pengelolaan yang efisien.


Pertama-tama, perlu dipahami bahwa efisiensi dalam transportasi publik tidak hanya tentang operasional yang lancar tetapi juga tentang pengorganisasian yang efektif dan pengendalian yang ketat. Ignasius Jonan menyadari hal ini ketika ia memimpin transformasi PT KAI. Langkah pertama yang diambil adalah memastikan bahwa PT KAI memiliki struktur organisasi yang jelas dan efektif. Ini mencakup penentuan tugas dan tanggung jawab yang terdefinisi dengan baik untuk setiap unit bisnis dalam perusahaan. Dengan demikian, sinergi antara berbagai bagian dari PT KAI dapat terwujud, memungkinkan mereka untuk bisa bekerja seksama dengan baik untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menyediakan layanan kereta api yang andal dan efisien bagi masyarakat.


Selanjutnya, Ignasius Jonan memahami bahwa pengendalian operasional adalah kunci dalam meningkatkan efisiensi transportasi publik. Dia memperkenalkan sistem pengendalian yang ketat di PT KAI, yang mencakup pengawasan terhadap operasi sehari-hari, manajemen inventaris yang efisien, dan pengelolaan biaya yang cermat. Data dari tahun-tahun setelah transformasi ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam efisiensi operasional PT KAI, dengan peningkatan jumlah penumpang dan peningkatan pendapatan yang sejalan dengan penurunan biaya operasional.

Tidak hanya itu, Jonan juga mengenali peran penting teknologi dalam meningkatkan efisiensi transportasi publik. PT KAI mulai menerapkan berbagai solusi teknologi, mulai dari sistem informasi manajemen untuk melacak operasi dan perawatan, hingga sistem pemesanan tiket online untuk meningkatkan aksesibilitas layanan bagi masyarakat. Selain itu, teknologi pemantauan digunakan untuk memastikan keamanan dan keandalan layanan, yang merupakan faktor penting dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik.

Menyadari bahwa perubahan tidak akan berlangsung tanpa pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan, Ignasius Jonan juga memperkenalkan sistem monitoring dan evaluasi yang lebih baik di PT KAI. Dengan memantau kinerja operasional secara teratur, perusahaan dapat mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan lebih lanjut dan mengambil tindakan yang diperlukan. Data dari sistem monitoring ini juga menjadi akar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang lebih baik, baik dalam hal perencanaan investasi maupun pengembangan layanan.


Melalui langkah-langkah ini, Ignasius Jonan berhasil meningkatkan efisiensi transportasi publik di Indonesia, khususnya melalui transformasi PT KAI. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dalam transportasi publik yang telah berkontribusi pada peningkatan mobilitas masyarakat, peningkatan produktivitas ekonomi, dan penurunan tingkat kemacetan di beberapa wilayah. Jonan berhasil mengubah kerugian PT KAI sebesar Rp 83,5 miliar pada tahun 2008 menjadi keuntungan sebesar Rp154,8 miliar pada tahun 2009, meningkatkan kualitas layanan dan keselamatan penumpang, serta memperluas jaringan kereta api di seluruh Indonesia. Dengan keberhasilannya memajukan transportasi publik di Indonesia, Jonan kerap dikenal sebagai Bapak perubahan PT KAI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun