Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rapor Caretaker Lebih Meyakinkan, Kenapa Tidak?

21 Juli 2017   10:02 Diperbarui: 21 Juli 2017   18:26 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertengahan bulan April 2017 lalu saya sempat menuangkan ide kedalam sebuah tulisan mengenai sosok yang pas menggantikan Coach Djanur sebagai pelatih Persib Bandung di masa depan. Isi tulisan tersebut tidak bermaksud untuk memprovokasi keadaan muram bobotoh yang sulit menerima hasil akhir di Piala Presiden 2017. Melainkan hanya sekadar mengingatkan bahwa era kepelatihan Djanur tidak akan selalu bisa bertahan di atas, dalam artian, setelah mengukir cerita manis membawa Persib meraih gelar juara Liga 2014, Celebes Cup, Piala Walikota Padang, dan Piala Presiden 2015 ada masanya ketika Djanur dilengserkan atau mengundurkan diri karena kita sudah tahu sama tahu bahwa kursi pelatih di Persib itu terbilang panas.Bisa diketahui dan pahami bersama bahwa kandungan tulisan yang berjudul "Mencari Suksesor Djadjang Nurdjaman" itu hanya untuk merekomendasikan pelatih jika kejadian-kejadian tidak diinginkan atau diluar ekspetasi menaungi tim Maung Bandung ditengah perjalanan kompetisi GT Liga 1. Lantas, penulis merekomendasikan beberapa nama calon pelatih potensial untuk menggantikan kegemilangan era Djadjang Nurdjaman. Nama KiatisukSenamuang yang pernah membawa Thailand berjaya berada di urutan pertama sebagai pelatih terfavorit yang diajukan, lalu ada dua eks pemain Persib Bandung yakni MiljanRadovic dan Nova Arianto yang sudah berhasil mendapatkan lisensi kepelatihan UEFA A dan AFC B. Dan nama terakhir datang dari Serbia, DejanGluscevic, Ia pernah mengukir cerita indah di Bandung bersama MBR (Mastrans Bandung Raya).

Mengacu pada persepsi penulis yang menyiapkan suksesor pelatih untuk masa depan maka tidak ada pertimbangan bahwa pelatih yang disebutkan dalam kandidat memiliki keterikatan kontrak dengan klub lain atau tidak. Karena bagaimanapun nama-nama diatas disiapkan untuk masa yang akan datang yang entah kapan itu akan terjadi. Hingga pada waktunya CoachDjanur harus undur diri dari Persib sebelum kompetisi GT Liga 1 ini berakhir. Saya rasa ini terlalu cepat, hingga nama-nama kandidat pengganti Djanur pun masih memiliki kesepakatan kontrak yang cukup panjang dengan klub yang ditanganinya masing-masing.

Kiatisuk Senamuang atau akrab disapa Coach Zico baru saja menandatangani kesepakatan kerjasama dengan klub Port FC di Thailand beberapa waktu lalu. Artinya, kemungkinan Coach Zico berlabuh di Bandung untuk saat ini sangat kecil. Kecuali jika ada hal-hal yang memberanikan Coach Zico sendiri mengambil keputusan untuk hengkang secepat itu. Hal demikian tak jauh berbeda dengan yang dialami Coach Nova Vava Arianto, anak dari pelatih kawakan Sartono Anwar ini sedang sibuk mendampingi tim Lampung FC di GT Liga 2. Pun dengan Dejan Gluscevic Ia masih terlihat sibuk dengan agenda pembinaan usia dini di Singapura. Mungkin yang tersisa hanya ada nama Miljan Radovic. Kebetulan sampai artikel ini dimuat Miljan tidak sedang terikat kontrak dengan klub profesional manapun.

Miljan bisa saja menjadi pilihan alternatif manajemen untuk mengisi kursi kosong yang ditinggal Djanur. Namun agak sedikit riskan memberikan debut bagi seorang pelatih muda yang masih minim pengalaman di Asia Tenggara khususnya Indonesia, pengalaman sebagai pemain tentunya akan sangat berbeda dengan pengalaman melatih, memang betul Ia pernah berkostim Maung Bandung. Namun sebagai calon pelatih Maung Bandung dibutuhkan CV yang mentereng berdasarkan pengalaman melatih bukan bermain saja. Kecuali jika pihak Maung Bandung mau memberi kehormatan untuk Miljan atas jasanya sebagai eksekutor tendangan bebas terbaik yang pernah dimiliki, bisa saja Ia dipilih oleh manajemen untuk mendampingi tim disisa laga GT Liga 1 ini. Ya, hanya sekadar bernostalgia, bonusnya Ia bisa memperbaiki posisi klasemen dan permainan buruk Persib saat ini.

Tidak mudah bagi pihak manajemen merekrut pelatih di pertengahan musim. Pelatih yang tersedia bukan yang terbaik, mengingat pelatih yang punya potensi sudah terikat kontrak dengan tim lain. Adapun beberapa pelatih berkualitas yang tengah menganggur akibat terdepak dari ganasnya GT Liga 1. Namun, untuk apa memungut pelatih yang jelas-jelas tidak terpakai oleh tim lain. Apa bedanya dengan mempertahankan pelatih lama?

Bila Persib serius, tidak sedikit pelatih berkualitas sedang menganggur saat ini diantaranya Milomir Sesilja, Dragan Djukanovic, Alfred Riedl, Wolfgang Pical, bahkan bisa mengembalikan Rahmad Darmawan satu paket dengan Konate Makan adalah merupakan salah satu langkah serius. Akan tetapi, agaknya pihak manajemen perlu berhati-hati dengan pemilihan pelatih. Mereka harus belajar dari masa lampau, ketika merekrut pelatih berkualitas namun tidak mampu dimanfaatkan dengan baik setelah mendarat ke Persib. Perekrutan Darko Janackovic atau Dejan Antonic masih segar diingatan kita.

Bagaimana pihak manajemen seolah hanya tergiur oleh prestasi yang pernah diraih sang pelatih di klub sebelumnya padahal banyak sekali hal-hal krusial yang menentukan sukses tidaknya seorang pelatih di sebuah klub. Termasuk menyamakan persepsi mengenai filosofi klub, bukan klub yang harus mengubah filosofinya hanya karena si pelatih berseberangan persepsi sepakbolanya. Justru pelatih lah yang harus beradaptasi dengan filosofi klub. Seperti yang terjadi saat merekrut DejanAntonic dari PBR, sebetulnya CoachDejan punya kualitas diatas rata-rata, namun, sayang agak sedikit dipaksakan mengingat CoachDejan lebih ke program jangka panjang dengan mengembangkan pemain muda bukan untuk mengejar prestasi instan untuk juara, tak heran jika CoachDejan selalu berbicara proses, proses, dan proses. Jadi, jika ada tanggapan bahwa Persib tidak cocok dengan pelatih asing itu tidak benar, yang salah hanya dari sistem rekrutmennya saja.

Kembali lagi, daripada berpotensi membuat keputusan yang salah dalam memilih pelatih mengacu pada waktu dan hal-hal lain yang urgent atau dalam kondisi keterdesakan. Saya rasa pihak manajemen perlu mengambil langkah untuk mempercayakan seorang caretaker. Saat ini Coach Herrie Jose Setiawan masih bisa dimanfaatkan dengan baik. Kita lihat saja sekurang-kurangnya hingga pertengahan musim ini bagaimana rapor sang careraker yang satu ini. Selain fasih betul dengan dapur pelatih sampai tekanan bobotoh Coach Jose juga sudah membuktikan diri saat tim ditinggal Coach Djanur umroh beberapa waktu lalu. Ia mampu meningkatkan level permainan Persib menjadi lebih atraktif dan tampil ngotot dengan high pressing. Alhasil, kemenangan pun diraih Persib atas sang pemuncak klasemen PSM Makassar.

Mari kita lihat bagaimana cara caretaker bekerja di Eropa sana. Baru-baru ini Craig Shakespeareberhasil menjalankan misinya untuk menyelamatkan sang juara bertahan Leicester City darijurang degradasi setelah pelatih sebelumnya Claudio Ranieri yang mempersembahkan gelar juara dipecat oleh pihak klub. Jauh sebelum itu, mekanisme kerja caretaker memang mengesankan. Tentu kita masih ingat bagaimana Roberto Di Matteomenghadirkan trofi si kuping besar dan trofi piala FA setelah mengambil alih kepemimpinan pelatih Andre Villas Boas.

Terlebih, selain berkaca ke Eropa nan jauh disana kita perlu mencermati sejarah atau kultur Persib saat di tangani oleh caretaker. Ketika Jaya Hartono minggat, Robby Darwis punya rapor apik saat mendampingi tim. Lalu, ada Daniel Roekito yang mengambil masa kelam kepelatihan Darko Janakovic saat itu Persib berhasil dibuat finish di posisi delapan. Saya rasa kinerja caretaker tidak buruk-buruk amat. Akan tetapi, masalahnya Coach Jose harus ikut kursus lisensi pelatih bulan depan. 

Lantas, siapa yang akan mengisi kekosongan? Ada nama Asep Soemantri yang secara struktural bisa naik menggantikan ketidakhadiran caretaker Jose namun saya rasa itu tidak mungkin. Masalah yang harusnya bisa segera dipecahkan daripada terlalu ambil resiko dengan tergesa-gesa dalam menunjuk pelatih baru. Karena pelatih anyar belum tentu bisa menjamin Persib melesat di klasemen. Selain itu, merekrut pelatih baru tak ubahnya mengembalikan kesiapan tim ke awal, semua harus dimulai dari titik nol lagi, pemain harus beradaptasi dengan program latihan baru, pendekatan manajemen yang baru, dan tentunya harus memahami strategi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun