Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menyingkap Resah Pesepak Bola di Balik Gemerlap Stadion

29 April 2020   15:33 Diperbarui: 1 Mei 2020   05:34 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lampu stadion sepak bola yang mati, tidak lagi ada pertandingan sejak wabah Covid-19 menyebar| Sumber: Kompas.com/Herpin Dewanto Putro

"Semakin mereka tersadarkan, maka layanan kami dapat digunakan oleh banyak pemain lain. Kami selalu meyakinkan mereka agar menceritakan apa saja yang mereka alami dan banyak pihak yang mendukung mereka," lanjut dia.

Setahun berselang mengacu pada laporan The Guardian. 9 Oktober 2018, data menarasikan bahwa kasus yang ditangani PFA memang mengalami peningkatan. Dari 160 pada tahun 2017 menjadi 403 kasus terdata di tahun 2018.

Mendiang Robert Enke membuka kisah memilukan tentang resah-resah yang berujung maut bagi pemain sepak bola, Ia melakukan bunuh diri ketika usianya masih sangat produktif sebagai seorang penjaga gawang di Hannover 96, yakni berusia 32 tahun. Pemain yang mencatatkan 8 caps bersama Timnas Jerman itu mengalami depresi sejak 2003.

Konon yang jadi penyebab utamanya adalah ketika ia kehilangan tempat utama di Barca. Sang istri, Teresa, terus berupaya menghapus depresi yang diidap oleh suaminya itu. Ia pernah mengatakan bahwa sepak bola bukanlah segalanya dalam hidup.

Namun, depresi yang dialami Enke malah menjadi semakin akut tatkala putri semata wayangnya yang bernama Lara meninggal dunia akibat penyakit jantung kronis pada tahun 2006.

Meski sang istri telah memutuskan untuk mengadopsi anak baru usai meninggalnya Lara. Enke tak kuasa menghindarkan rasa takut bahwa anak angkatnya itu suatu saat nanti bakal dikembalikan ke panti. Pada akhirnya Enke ditemukan tak bernyawa di sebuah perlintasan kereta api di Neustadt am Rubenberge.

Salah satu kisah memilukan lain mengenai gejala akut depresi juga pernah menimpa eks pesepak bola tenar yang juga sempat melatih Timnas Wales, Gary Speed. Eks pemain Leeds United itu ditemukan gantung diri oleh sang istri di garasi rumah mereka pada 27 November 2017.

Meski tak memperlihatkan gejala sedikitpun, Gary menyimpan erat-erat depresi yang dideritanya. Ia enggan jika orang lain mengetahuinya dan malah dicap sebagai kelemahan dirinya. Disamping itu, ia juga menyebut jika depresi tidak seperti penyakit pada umumnya yang perawatannya bisa dengan mudah diakses.

Cerita mendiang Robert Enke dan Gary Speed sebagai depresi yang berujung maut untuk kali terakhir tak bisa dijadikan indikator utama bahwa resah-resah telah usai di sepak bola. Sebab banyak yang tak mengungkapkannya ke publik karena ketakutan lain; dianggap lemah.

Padahal sepak bola merupakan olahraga dengan intensitas tinggi, tekanan dari tribun yang berujung teror, cedera yang tak cuma menyakitkan melainkan juga menumbuhkan rasa frustatif, persaingan ketat dalam tim, dan banyak lagi cara pesepakbola terkulai lemas dihantam depresi.

Keresahan Saat Lampu Stadion Terus Padam di Tengah Pandemi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun