Belum ada sejarah shahih yang memperkuat bahwa pertandingan Persija vs Persib layak dilabeli rivalitas abadi/musuh bebuyutan/el classico Indonesia. Sejarah hanya menarasikan jika PSMS Medan lah yang punya cerita panjang terkait rivalitas abadi dengan tim tersukses di Jawa Barat itu.
Meskipun laga yang mempertemukan antara Persib Bandung dengan Persija Jakarta berbau rivalitas semu. Faktanya, tim yang paling sering dihadapi oleh Maung Bandung adalah tim asal Ibukota Jakarta, Persija. Itupun baru 134 pertandingan resmi yang terdeteksi di Persib History. Data tersebut diperkuat oleh faktor sering bertemunya kedua tim di era perserikatan. Persib dan Persija kerap berada dalam satu pot/wilayah yang sama.
Sepanjang pertemuannya kedua kubu yang bertarung 90 menit dilapangan tidak pernah benar-benar memperpanjang permusuhan. Justru bumbu diluar dapur tim lah yang lebih memanaskan laga ini. Utamanya kedua kelompok supporter yang menamakan dirinya sebagai Viking Persib Club (VPC)/dulu dikenal dengan nama Bobotoh dan The Jakmania.
Terror dari arah tribun penonton baik saat Persija main di Bandung maupun Persib main di Jakarta selalu lebih berat dari sekedar menerima kekalahan dari pertandingan itu sendiri. Tak pelak jika kemudian mobil anti peluru kerap mengantarkan para pemain dan official tim pulang pergi menuju dan dari venue latihan/pertandingan.
Pada dasarnya terlalu banyak cerita-cerita permusuhan diluar konteks sepakbola yang dikonsumsi publik, sehingga permusuhan yang tidak ada kaitannya dengan olahraga si kulit bundar ini terus dipelihara dari generasi ke generasi. Sempat beberapa kali para panglima/petinggi VPC dan Jakmania melakukan aksi damai. Namun, ada saja aksi oknum tidak bertanggung jawab yang merusak tali persaudaraan.
Oleh karena itulah, setiap laga ini akan digelar mayoritas media olahraga lebih memfokuskan lensa nya keluar lapangan (aski supporter). Bahkan seorang Bambang Pamungkas pun sampai menghimbau kepada Jakmania agar Jak dimanapun berada tidak menyaksikan pertandingan secara langsung di Stadion GBLA, Bandung, demi alasan keamanan.
"Bagi seluruh pendukung Persija Jakarta dimanapun kalian berada, dengan segala hormat tidak perlulah datang ke Bandung. Saksikan saja pertandingan dari layar kaca di Jakarta, jangan lupa selipkan doa agar kami dapat membawa pulang hasil positif ke Ibukota. Karena, 'Tidak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa'." Tulisnya melalui akun twitter pribadinya, @bepe20.
Imbauan tersebut bisa kita cerna dengan persepsi masing-masing. Namun indikatornya utamanya adalah demi keselamatan dan tidak ada lagi gesekan yang membuat Jakmania dan VPC terus berlarut-larut dalam permusuhan abadi.
Rivalitas Di Dalam Lapangan
Terlepas dari rivalitas semu yang mengiringi laga ini. Ada rivalitas yang memang sewajarnya dimiliki setiap tim yang berhadapan sebagai lawan dilapangan. Persib membutuhkan poin sempurna untuk memperkokoh posisinya di posisi puncak klasemen. Sementara jika draw atau kalah tentu saja seperti membiarkan Persija mempersunting jarak di posisi big four Liga 1.
Tabungan poin Persib (41) masih bisa dikejar oleh Bali United, Madura United, dan Persija Jakarta yang sama-sama mengoleksi 36 poin hingga pekan ke-22 ini. Tak heran jika tanpa pengantar rivalitas kedua belah supporter pun laga ini akan tetap memanas mengingat jarak poin menuju tangga juara akan semakin ketat.