Tentu saja, pilihan pertama punya risiko yang sangat besar. Terlepas menimang kondisi fisik para korban, seorang mantan anggota angkatan laut Thailand ditemukan tewas saat menyelam dan hendak mengantar oksigen serta konsumsi ke tempat para korban.
Bahkan muncul  ide evakuasi dalam jangka panjang mengingat cuaca ekstrem yang tak kunjung usai. BMKG setempat memberi informasi jika musim penghujan baru akan usai ketika Oktober nanti. Artinya, wacana yang diubah terkait para relawan adalah dengan menugaskan mereka memberi makan dan kebutuhan lainnya ke dalam gua selama empat bulan kedepan.
Ekkapol From Zero to Hero
Awalnya, pelatih Ekkapol dihujat banyak pihak karena telah ceroboh mengajak sebagian pemainnya berwisata ke gua Tham Luang di kawasan hutan Khun Nam Nang Non Distrik Mae. Selain itu menurut pengakuan petugas Gua, telah ditempel imbauan dibeberapa titik gua untuk tidak melakukan perjalanan lebih dari 2 kilometer terutama di musim penghujan seperti ini.
Sang pelatih dianggap sebagai biang keladi dan penyesalan itu sangat dirasakan oleh Ekkapol sendiri. Sehingga saat proses evakuasi berlangsung para penyelam yang harus menempuh waktu 9 jam ke tempat para korban membawa sepucuk surat dari Ekappol. Surat tersebut berisi mengenai permohonan maaf kepada orang tua kedua belas pemain yang dibawanya ke gua tersebut.
Namun dari orang yang telah dianggap ceroboh, mindset pun perlahan berubah. Karena setelah ditemukan Ekkapol merupakan orang yang kondisinya paling lemah akibat dari asupan makanan yang diterimanya lebih sedikit dari para pemainnya. Foto yang diambil oleh para penyelam pun seolah benar-benar bisa memutar balikan persepsi publik terhadap sang pelatih.
Selain itu Ekkapol di anggap sebagai kunci selamatnya anak-anak tersebut. Kisahnya pun mendunia. Sejak umur 10 tahun Ia merupakan seorang anak yatim. Sempat menjadi biksu, Ia kemudian meninggalkan vihara demi merawat ibunya yang sakit sampai sang ibunda meninggal dunia.
Diduga Ekkapol bisa mencegah kepanikan dan pertengkaran yang sangat mungkin terjadi diantara anak-anak itu selama menghadapi kondisi sulit. Ia juga mengajari anak-anak ini teknik meditasi untuk menjaga kondisi tubuh dan ketenangan jiwa selama berada di dalam gua.
Sampai kemudian evakuasi benar-benar dilakukan. Evakuasi berjalan lebih cepat dari rencana sebelumnya setelah seorang pesohor teknologi dunia, Elon Musk. Datang ke Thailand untuk merekomendasikan kapal selam pas bocah untuk memudahkan proses evakuasi.
Dengan kapal selam itulah satu persatu korban dikeluarkan dari gua. Tentu saja butuh pertimbangan dalam menentukan siapa yang harus keluar duluan. Semua ditinjau dari kondisi tubuh para pemain, meskipun kondisi sang pelatih dianggap paling drop namun Ekkapol tetap mengalah dengan membiarkan dirinya dievakuasi paling akhir.
Proses evakuasi kedua pada senin (09/07), empat remaja berhasil meninggalkan gua Tham Luang. Setelah pada hari sebelumnya empat remaja dengan kondisi paling lemah dibawa ke rumah sakit. Terhitung masih ada empat pemain dan satu pelatih yang masih terjebak didalam gua sampai Selasa (10/07).