Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ironi Komisi Perlindungan Anak Memadamkan Mimpi Anak Indonesia

8 September 2019   15:10 Diperbarui: 9 September 2019   02:18 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
50 Peserta Masuk Karantina di PB Djarum 2018 | Tribun Sport

Setiap tahunnya, ketika ada pertandingan badminton dalam skala internasional, para atlet besutan dari Beasiswa Bulutangkis Djarum sendirilah yang banyak memperoleh piala sekaligus membawa harum nama Indonesia di ranah internasional.

Tidak hanya sampai di situ. PB Djarum melakukan semua itu, dari audisi, pembinaan dan pelatihan, hingga membawa para atlet bertanding di berbagai negara dengan biaya secara mandiri dari Djarum sendiri tanpa ada dana dari pemerintah dalam jumlah yang signifikan.

Sebagai pihak swasta yang melakukan semua tahapan dari audisi hingga membawa piala, Djarum sudah mengeluarkan jumlah dana yang tidak sedikit dan dengan keluaran atlet yang sudah teruji kemampuannya.

Berbanding terbalik dengan cabang olah raga yang diurus oleh pemerintah sendiri, bukannya memberikan nama harum untuk Indonesia namun polemik demi polemik dengan nama yang semakin burukpun dihasilkan, salah satunya adalah PSSI.

Bukannya prestasi yang didapat, kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana pemerintah "gagal" mengelola persepakbolaan Indonesia sekarang ini.

Badminton sendiri bukanlah cabang olahraga yang murahan dan kaleng-kaleng, terbukti pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro yang lalu, Tantowi Ahmad/Liliaya Natsir berhasil meraih medali emas.

Pemerintah memberikan bonus masing-masing Rp 5 miliar, sebuah nilai yang terdengar besar namun cukup kecil bila dibandingkan biaya yang dikeluarkan oleh PB DJarum melahirkan atlet bulutangkis tingkat dunia secara mandiri.

Selama ini PP PBSI ditopang dari pasokan pemain dari sejumlah klub besar seperti PB Jaya Raya, PB Djarum, PB Tangkas, SGS, Mutiara, Suryanaga, PB Exist dan sejumlah klub lainnya.

Meskipun PP PBSI mengeluarkan biaya puluhan miliar setiap tahun, belum ada jaminan Indonesia memiliki atlet yang berhasil memenangkan di kompetisi kelas dunia.

Hal ini karena klub-klub seperti PB Djarumlah yang membiayai sendiri kemudian menempa para atlet sejak dini, hingga para pemain hebat ini terpilih dan masuk dalam pemusatan latihan di Cipayung.

Para klub-klub ini sendirilah yang menjaring anak-anak berbakat, memberikan beasiswa dan kemudian ketika para atlet ini sudah jadi, dipusatkan oleh PP PBSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun