Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penghormatan Terakhir untuk Briptu Heidar

13 Agustus 2019   22:12 Diperbarui: 14 Agustus 2019   12:34 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Briptu Heidar | Kompas

Duka masih menyelimuti Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena salah satu anggotanya meninggal pada masa tugasnya, Briptu Heidar.

Briptu Heidar adalah Anggota Direktur Reserse Kriminal (Direskrim) Polda Papua meninggal setelah disergap oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung usir, Kabupaten Puncak, Papua pada Senin 12 Agustus yang lalu.

Penyebab kematian dari Briptu Heidar karena luka tembak di daerah vital; leher dan kepalanya.

Diduga Briptu Heidar dijebak oleh kelompok separatis di bawah pimpinan Jambi Mayu Telenggen.

Kejadian ini bermula ketika Briptu Heidar bersama seniornya Bripka Alfonso Wakum sedang melakukan tugas penyelidikan di wilayah Kabupaten Puncak.

Sebelumnya Briptu Heidar mendapatkan telepon dari Jambi Mayu Telenggen untuk meminta gula dan kopi, Briptu Haidarpun menyiapkannya.

Kemudian ditemani oleh seniornya Bripka Alfonso Wakum, mereka pergi ke tempat yang sudah ditentukan di ujung Kampung Jerembaga Ilaga bersama Bripka Alfonso Wakum.

Ketika mereka tiba di tempat pertemuan, Jambi Mayu Telenggen mengajak Briptu Haidar untuk turun ke bawah dengan alasan tidak enak dilihat oleh orang suku Dani yang ada di atas.

Tak lama setelah itu, Briptu Heidar dikepung dan ditembak oleh anggota kelompok KKB dan tidak bisa menghindarinya, sedangkan Bripka Alfonso Wakum berhasil selamat dari kejadian tersebut karena jaraknya berjauhan dari Briptu Heidar.

Heidar adalah sosok polisi yang berprestasi, beliau mengikuti Pendidikan Bintara Tugas Umum Polri pada tahun 2014 di SPN Jayapura Polda Papua.

kemudian pada tahun 2015, Heidar ditempatkan di Polres Lanny Jaya selama dua tahun dengan jabatan Bintara Reskrim. Pada tahun 2017 Heidar berpindah tugas dan bergabung di Dit Reskrimum Polda Papua.

Prestasi Heidar dibuktikan dalam kurun waktu lima tahun dia berhasil menuntaskan 11 kasus kejahatan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Berbahaya (KKB) di wilayah pegunungan tengah Papua.

Tidak hanya itu, Heidar juga mendapatkan kenaikan pangkat yang luar biasa dalam aksinya membebaskan sandera warga Papua dan non-Papua di Kampung Banti, Distrik Tembaga Pura pada 2017 silam.

Tidak hanya berprestasi dalam pekerjaannya sebagai anggota kepolisian, Briptu Heidar juga memiliki keahlian mahir berbahasa Jerman.

Kabid Humas Polda Papua, Komber AM Kamal mengatakan bahwa heidar adalah sosok personel polisi yang disiplin, ulet, jujur dan bertanggung jawab ketika mendapatkan tugas dari pimpinannya.

Jenasah Briptu Heidar pun diterbangkan ke kampung halamannya di Makasar, Sulawesi Selatan.

Sampai saat ini Papua masih menjadi daerah yang rawan akan kekerasan bersenjata yang dilakukan baik oleh aparat maupun dari Kelompok Kriminal Bersenjata, dan KKB ini nyatanya telah meresahkan banyak pihak, baik warga sipil, pekerja pabrik hingga aparat Indonesia.

Terhitung sejak 2014 hingga 2018, setidaknya sudah ada 15 warga sipil dan 14 aparat Indonesia yang tewas menjadi korban dalam berbagai insiden kekerasan bersenjata yang ada di Papua.

Dalam empat tahun terakhirpun, insiden kekerasan bersenjata, baku tembak dan penyanderaan terjadi di empat tempat, yakni Kabupaten Nduga, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya, PT Freeport Mile 68 dan Kabupaten Puncak, dimana tempat terakhir Briptu Heidar bertugas dan menghembuskan napas terakhirnya.

Kita tahu bahwa permasalahan di Papua bukanlah permasalahan yang mudah diselesaikan, terlebih di negara yang masalah mudahnya masih sulit ditangani terlebih dengan permasalahan yang cukup rumit karena berurusan dengan banyak pihak dan "orang besar".

Beberapa wilayah di Papua masih terlalu sensitif, dalam perihal keamanan dan militer pun masih banyak persoalan, hal ini ditandai dengan banyaknya konflik terjadi yang berujung pada pertumpahan darah.

Persoalan-persoalan di Papua pun sangat beragam, kita tahu bahwa sampai saat ini tampaknya citra Papua masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Ditambah dengan kualitas beragam instrumen lini kehidupan masih jauh diambang batas wajar. Seperti masalah pendidikan, kesehatan, gizi, ekonomi, hingga kemanan. Masalah kesehatan saja contohnya, Pembangunan Kesehatan di Papua terendah se-Indonesia,

Hal inilah yang menyulut adanya beberapa gerakan yang menuntut kemerdekaan karena menganggap pemerintah Indonesia tidak memperhatikan kesejahteraan warga Papua, Selain itu Papua kita kenal sebagai daerah dengan kekayaan alam yang luar biasa dan selalu dikeruk untuk "kepentingan pusat".

Sehingga banyak sekali konflik-konflik dan pertikaian yang terjadi hingga menyebabkan korban jiwa baik dari sipil maupun aparat Indonesia, salah satunya adalah Briptu Heidar.

Pemerintah Indonesia seharusnya sudah mulai memusatkan perhatiannya baik ke Indonesia bagian barat maupun timur, supaya tidak hanya tingkat kesejahteraan di dua bagian ujung Indonesia ini meningkat, tetapi juga konflik-konflik yang menelan korban jiwa bisa diredam dan diselesaikan dengan cara-cara yang tidak instan.

Mengurusi permasalahan Papua membutuhkan jalan panjang yang sangat terjal, sudah saatnya Papua tidak dianaktirikan dan dijadikan sapi perah atas nama patriotism. Lebih dari itu, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia harus juga ditegakkan.

Karena Papua adalah bagian dari Indonesia, dan Indonesia adalah identitas untuk Papua. Briptu Heidar menjadi refleksi kita bagaimana kita harus serius mengurusi permasalahan yang terjadi dan berhubungan dengan kemahsyalatan rakyat sebagai bangsa yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun