Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jangan Tidur dengan Kucing

1 Juni 2016   00:11 Diperbarui: 1 Juni 2016   00:26 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ini pesan buat para lelaki. Bujangan maupun sudah berpasangan. Jangan tidur dengan kucing. Baik kucing jantan maupun betina. Meskipun itu kucing sopan dan setia. Apalagi yang tak beretika. Baik itu kucing biasa, maupun kucing candramawa. Kucing candramawa itu kucing langka yang istimewa karena dapat menjatuhkan tikus hanya dengan pandangan matanya saja. Apapun itu, bujangan jangan tidur dengan kucing. Bahaya!

Contoh kasusnya ada. Seorang lelaki bujangan, sebut saja namanya Rapis, terkenal karena kecintaannya pada binatang peliharaan, punya tupai punya bajing, punya punai punya kucing. Meski mencoba adil, tetap saja hanya satu yang diberi hak menemani tidur. Ya, the kucing. Namanya Kasem. Kalau lengkapnya Sem Sem Terima Kasem Sem Sempak Daun Rambutan.

Kasem sangat setia menemani tuannya tidur. Bukan hanya setia dalam arti bersama, tetapi setia menjaga keselamatan tuannya. Maklum, sebagai kucing ia memiliki kelebihan dibandingkan manusia, terutama dalam hal kewaspadaan. Kasem juga toleran. Meski mulut tuannya bau "cap tikus" yang membuatnya sangat ingin sekali menerkam dan meremukkannya, Kasem berusaha menahan.  

Hingga suatu saat terjadilah peristiwa yang menghebohkan. Malam itu Rapis sudah lelap tertidur sebelum tengah malam. Sementara itu, meski menemani di sampingnya, Kasem hanya tidur-tidur ayam. Theklak-thekluk kalau orang Jawa bilang.

Tiba-tiba naluri Kasem terusik oleh gemerisik lirih infrasonis di bawah selimut tuannya. Sesuatu terlihat bergerak-gerak. Kalau itu binatang berbisa jelas ancaman bagi jiwa tuannya. Sebagai refleksi atas kewaspadaan yang tinggi dan kesetiaan pada tuannya, Kasem membahayakan diri dengan menubruk makhluk itu. Dengan sekuat tenaga digigitnya makhluk itu hingga terdengar bunyi KREK‼

Gigi-gigi runcing Kasem ternyata mampu mengatasi lapisan selimut dan langsung menembus daging makhluk hidup di bawahnya. Selimut terlihat basah memerah tanda ada darah yang keluar. Kasem puas karena merasa telah menyelamatkan tuannya. Ia bersyukur tuannya tidak apa-apa, terbukti dari tadi diam saja terlihat pulas dalam tidurnya.

Tiba-tiba Kasem merasa dunianya gelap. Ia merasa berada di dalam sebuah kantong kain, didengarnya ada kebisingan dan suara berulang-ulang "bulaan..bulaaan..bulaaan..", lalu … DHUEGH! Sebuah pukulan di kepala membuatnya pingsan.

Kasem tak tahu jika saat ia berhasil menggigit remuk makhluk berbahaya tadi, Rapis bukannya masih tidur. Tuannya itu pingsan setelah satu kali memperdengarkan lengkingan kesakitan yang membangunkan seisi rumahnya.

Ya. Kasem tak tahu. Tak tahu kenapa tuannya tidak berterimakasih padanya. Ia tak tahu juga kenapa ia justru dikarungi dan dihadiahi pukulan pengantar pingsan. Ya, pasti Kasem tak tahu karena sedang pingsan. Tapi untungnya bukan mati. Kini Kasem mulai sadar. Ia berada di dalam ruangan berjeruji berlantai hangat lembut, cukup luas dan nyaman untuk dirinya yang sendirian. Badannya terasa segar. Hanya ia merasa sedikit risih karena di lehernya terpasang kalung perak yang kebesaran. Pada kalung itu tercetak sederet kode membentuk tulisan: KANDIDAT EKSEKUTOR PIDANA KEBIRI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun