Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kyai Ano Gagal Prediksi Pemimpin Negeri

2 Juni 2019   06:10 Diperbarui: 2 Juni 2019   06:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
publicdomainvectors.org

Ki Ratmoko kaget bukan kepalang. Sarung itu menutupi rahasia besar dirinya. Kalau sampai rahasia besar di balik sarungnya itu terekspos publik, bisa hancur reputasinya seketika. Melihat gelagat kurang menguntungkan itu, Ki Ratmoko memutuskan untuk lari meninggalkan gelanggang pertarungan. Tapi bukan cuma itu. 

Ki Ratmoko sempat memaki-maki panitia curang. Ia merasa ada konspirasi besar yang menyebabkannya kalah bertarung secara memalukan. Ki Ratmoko pun menghilang dengan diikuti para pendukung, abdi, bekasaan, dan prajineman-nya. Termasuk si tua Kobela-Bela produk gagal ajiannya. Konon ia mempersiapkan sebuah kudeta.

Singkat cerita, panitia pemilihan Adipati-Patih Kadipaten Karepem memutuskan bahwa pemenang kontes adalah Ki Lurah Petahana dan Patih pendampingnya. Pasangan itu berhak memimpin Kadipaten Karepem untuk 10 tahun ke depan.

Ada banyak romantika yang terjadi setelahnya, tapi yang akan diceritakan di sini adalah fenomena prediksi kyai keramat yang disampaikan oleh pendakwah paling mashyur di Kadipaten Karepem. Prediksi yang oleh sebagian orang dianggap terbukti tidak akurat. 

Prediksi yang secara fakta mestinya mempermalukan dan menghancurkan kredibilitas si pendakwah yang menyampaikannya pada Ki Ratmoko secara life dan lugas.

Berbekal rasa penasaran, serombongan orang dari Kadipaten Karepem pun menyelidik ke sana kemari, mencari informasi siapa sebenarnya sumber ide si pendakwah dalam mendukung Ki Ratmoko. 

Karena si pendakwah sendiri bungkam sejuta bahasa soal itu. Akhirnya, meski dengan berbagai cara berliku, mereka menemukan juga nama Kyai Ano lengkap dengan alamatnya. Mereka pun meminta izin untuk audiensi.

Berbeda dengan prasangka di hati mereka semua, ternyata Kyai Ano menyambut dengan riang gembira, bahkan tertawa-tawa. Di sela-sela tawanya itu Kyai Ano bertanya,

"Kalau ada kontes yang diikuti hanya dua kontestan dan aku menyebutkan salah satu nama kontestan itu, menurut kalian, apakah yang kusebut itu kontestan yang bakal menang atau yang bakal kalah?"

Dasarnya memang cerdas-cerdas, rombongan itu pun seketika paham. Tetapi ada di antaranya yang dengan kritis kembali bertanya," Tapi mengapa kyai memilih untuk menyebutkan nama Ki Ratmoko pada pendakwah kami?"

"Karena nama itu yang ada di kepalanya, di otaknya. Sejak awal dia sudah memilih nama itu. Aku hanya menyebutkan saja. Kalau ia bertanya lebih lanjut, aku akan menjelaskannya. Toh ia tidak bertanya lagi dan menyimpulkan sendiri. Menyimpulkan sesuai keinginannya sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun