Gunungkidul -- Dalam rangka memberikan wawasan mengenai pemanfaatan sampah organik, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode 145 unit VIII.A.I menyelenggarakan kegiatan sosialisasi. Program KKN ini merupakan bentuk kerjasama Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPPM UAD) dengan Dusun Wareng, Kalurahan Ngalang, Kapanewon Gedangsari Gunung Kidul. Program PkM ini merupakan program bersama antara dosen dan mahasiswa. Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si.M.Kes ditunjuk sebagai dosen yang mewakili LPPM UAD dalam kegiatan ini. Sampah rumah tangga, terutama yang bersifat organik, sering menjadi masalah klasik di berbagai wilayah. Menumpuk, menimbulkan bau tak sedap, bahkan berpotensi mencemari lingkungan. Melihat permasalahan ini, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam KKN Unit VIII.A.I di Desa Wareng, Kalurahan Ngalang, Kapanewon Gedangsari, berinisiatif menghadirkan solusi sederhana: biopori.
Biopori: Lubang Kecil, Manfaat Besar
Biopori merupakan lubang silindris kecil dengan kedalaman sekitar 1 meter dan diameter 10 cm yang diisi dengan sampah organik rumah tangga, seperti sisa makanan, daun kering, atau rumput. Sampah ini akan terurai menjadi kompos alami yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Selain itu, biopori juga berperan meningkatkan daya serap air hujan, sehingga mengurangi genangan dan menjaga cadangan air tanah.
Peran KKN UAD Unit VIII.A.I
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN tidak hanya memperkenalkan teori biopori, tetapi juga mengajak masyarakat untuk langsung praktik membuatnya. Dengan cara ini, warga Wareng dapat melihat manfaat nyata dari pengelolaan sampah organik.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Machfudz Eko Arianto, S.K.M., M.Sc., menyampaikan bahwa program biopori dipilih karena dekat dengan kebutuhan masyarakat sekaligus relevan dengan isu lingkungan. "Melalui biopori, mahasiswa belajar mengabdi dengan solusi sederhana namun berdampak besar bagi lingkungan," ujarnya.
Dukungan dari LPPM UAD
Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UAD. Ketua LPPM, Indah Wenerda S., Sn., M.A., mengapresiasi kreatifitas mahasiswa dalam menjawab persoalan sampah di desa. "Inovasi kecil seperti biopori bisa menjadi gerakan besar jika diterapkan secara konsisten oleh masyarakat," terangnya.
Respon Masyarakat Wareng
Warga Wareng pun menyambut positif program ini. Mereka menilai biopori mudah dibuat, murah, dan bermanfaat jangka panjang. Selain mengurangi volume sampah rumah tangga, warga juga mendapatkan pupuk kompos yang bisa digunakan untuk pertanian dan pekarangan.