Mohon tunggu...
Ghifari Raffasyah
Ghifari Raffasyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S-1 Teknik Biomedis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Beberapa Hal di Balik Permainan Video Game Masa Kini

3 Juni 2022   00:46 Diperbarui: 3 Juni 2022   00:48 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
E-Sport. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jamie McInall

Para pemain video game yang tidak memiliki kontrol diri yang bagus, akan tidak peduli dengan keadaan disekitarnya, bahkan mengabaikan interaksi dengan orang lain dan terlalu fokus dengan permainan video game yang dia mainkan, sehingga hal ini dapat mengakibatkan kurangnya sosialisasi pada pemain game tersebut sehingga kemampuan untuk berekspresi dan bersosialisasi didepan umum menjadi berkurang yang dapat berujung pada perilaku untuk mengurung diri dan menghindari kehidupan atau kegiatan bersosial.

  • Masalah Komunikasi dan Gangguan Emosi

    Tidak jarang, dalam permainan video game online yang memungkinkan para pemain untuk berkomunikasi secara langsung antar pemain yang satu dengan pemain yang lain, baik itu pada tim sendiri, maupun tim lawan, dan ketika timbul suatu kekecewaan, biasanya para pemain video game yang tidak bisa mengontol dirinya, bisa saja mengeluarkan kata-kata 'kotor' yang tidak pantas untuk diucapkan kemudian berujung pada kemarahan yang berakhir dengan 'rage quit' pada permainannya yang bisa berdampak munculnya emosi pada rekan satu timnya yang lain sehingga emosi itu terus berlanjut, dan permainan pun tidak berjalan kondusif. Tidak jarang emosi dalam permainan video game ini terbawa pada kehidupan nyata, dan ada juga yang sampai berujung pada tindak kriminalitas. Selain emosi, ucapan yang buruk dalam permainan video game juga seharusnya tidak perlu sampai terlontarkan, karena ditakutkan ada anak dibawah umur yang seharusnya belum mengetahui perkataan tersebut, dan belum bisa untuk mengontrol dirinya, sehingga kata kata 'kotor' yang anak dibawah umur tersebut dapatkan dari percakapan orang yang sedang emosi dalam bermain game, akan disampaikan oleh anak tersebut secara tidak sadar di kehidupan sehari-harinya, karena dia belum tau apakah hal itu baik ataukah buruk untuk diucapkan.

  • Kondisi Fisik yang Melemah

    Para pemain video game yang memiliki kontrol diri yang buruk, biasanya akan terbawa arus dan seolah-olah dirinya "masuk" kedalam game yang dia mainkan, sehingga dia lupa akan lingkungan sekitar dan kondisi fisiknya. Tidak jarang pemain video game mengacuhkan Kesehatan fisiknya mulkai dari kurangnya olahraga, melupakan makan, hingga melewatkan jam tidur, terlebih jika pemain minum minuman bernergi dan merokok pada saat bermain video game dengan alasan agar tidak mengantuk demi mencapai sesuatu di dalam permainan video gamenya.  Justru dari berbagai hal tadi, ada beberapa penyakit yang bisa terjadi jika para pemain video game mengabaikan Kesehatan fisiknya, antara lain seperti penyakit anemia, asam lambung naik, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, gangguan penyakit gula, flu, batuk, kelelahan, sesak napas, penyakit paru dan masih banyak lagi penyakit lainnya.

  • Boros

    Video game online selalu berhasil memberikan sesuatu yang dapat menarik minat para pemainnya baik dalam bentuk Skin, DLC, ataupun item lainnya. Tak jarang, Skin, DLC, bahkan hingga level permainan pun bukan merupakan sesuatu yang bisa didapatkan secara cuma-cuma, alias kita harus membeli item tersebut dengan uang riil yang biasa dilakukan dengan metode 'Top-Up'. Sebagai bentuk kemudahan melakukan pembelian untuk entah itu Diamond, Cash, Gold, Credit, atau alat tukar dalam suatu game, proses pembelian untuk hal-hal tersebut sekarang semakin dipermudah dengan adanya dompet digital, hingga toko online yang menyediakan jasa pembelian token game dengan hanya sekali klik kemudian pembeli mendapatkan token untuk kemudian di redeem dalam gamenya, yang intinya semua control hanya pada jari kita. Dan, apabila seorang pemain video game tidak bisa mengontrol dirinya atas godaan Purchasable item, DLC, Skin, dan lain sebagainya, maka pemain tersebut akan jatuh pada fase "Pemborosan", dan lama kelamaan uang yang dimiliki pemaini tersebut akan habis secara sia-sia dalam permainan video game. TIdak jarang beberapa developer seperti EA (Electronic Arts) pada platformnya yaitu Origin, sebagai developer video game untuk kelas 'rata kanan' memanfaatkan sifat boros dari para pemain video game yang tidak mengontrol dirinya melalui fitur micro-transaction. Penjelasan singkat tentang micro-transaction, micro-transaction adalah model bisnis di mana pengguna dapat membeli barang virtual melalui pembayaran mikro. Analogi mudah untuk micro-transaction ini. Bayangkan anda membeli semangkok bakso, untuk menikmati seporsi bakso yang dimisalkan berharga 13 ribu rupiah, anda harus menyewa mangkok seharga dua ribu rupiah per satu kali makan ditempat, kemudian menyewa sendok dan garpu seharga seribu rupiah per satu kali makan ditempat, dan untuk segelas es teh manis pun, es dijual terpisah seharga Rp. 500,00 persendok es, dan gula seharga seribu rupiah persendoknya. Jadi intinya, micro-transaction adalah suatu proses transaksi dimana satu kesatuan utuh diubah menjadi bagian bagain yang lebih kecil, dan untuk merasakan bagian yang lebih kecil tersebut, pembeli harus membayar lebih untuk bisa merasakan bagian yang terpisah-pisah tersebut.

  • Dan berikut adalah beberapa dampak negatif dari kurangnya kontrol diri dalam bermain video game. Untuk menghindari hal-hal tersebut, banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai penggemar dan mungkin pemain dari suatu video game, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti:

    • Menyibukkan diri dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperi berorganisasi, bermain alat musik, berolahraga agar tubuh menjadi lebih fit dan lebih bugar, dan lain sebagainya.

    • Menjaga pola makan yang sehat, perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran untuk mengoptimalkan kondisi mata setalah bermain video game.

    • Tidak bermain video game disaat waktu untuk tidur atau beristirahat, karena lama kelamaan hal itu akan mengganggu siklus tidur untuk hari-hari berikutnya.

    • Mencari teman berbicara atau bersosialisasi, tidak perlu banyak yang terepenting bisa menjadi tempat untuk saling berbagi cerita, ide, atau pun keluh kesah sehingga tidak menjadi dendam emosi apabila dipendam sendiri.

      HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
      Lihat Metaverse Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun