Mohon tunggu...
Sosbud

Halal, Haram, dan Umat Islam

17 Februari 2019   16:58 Diperbarui: 17 Februari 2019   17:13 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam hal konsumsi kita sehari hari, pastinya semua orang memilih makanan yang bergizi juga sehat dan berlabel halal khususnya untuk umat islam, seperti dalam firman Allah SWT.

'' Hai orang orang yang beriman,Janganlah kamu mengharamkan apa apayang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas, dan makanlah makanan halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu berikan kepada_Nya''

Allah telah memeriAntahkan kepada umat islam untuk memakan makanan yang halal lagi baik, makanan halal bagi umat islam adalah makanan yang harus wajib baginya, makanan halal menurut umat islam yaitu makanan yang diolah dengan benar sesuai syariat islam dan lagi bahan bahan yang dipakai tidak mengandung unsur haram yang dilarang agama.

Rationality adalah ''proses memaksimalkan kepuasan kepuasan (utility maximization)'' sedangkan morality adalah '' proses memaksimalkan kepuasan dengan batas tertentu (constrained utility maximization)''[1]

Batasan batasan tersebut berbagai ragam. Ketika kita memasukkan batasan bahwa proses memaksimalkan kepuasan harus mempertimbangkan situasin berlainan yang dihadapi (state dependent) misalnya segelas air kelapa dingin lebih disukai pasa saat terik dan secangkir jahe hangat lebih disukai pada saat hujan, maka kita akan membahas tepri Expexted Utility yang dikenal juga sebagai von Neumann Morgensten Utility Function.[2]

Kita ketahui saat ini tempat makan atau restoran mewah makin banyak dan tak semua yang mempunyainya orang islam sendiri, kebanyakan dari kalangan Kristen atau agama lain, dari sini seharusnya kita sudah mewaspadai apa yang di sediakan pihak restoran, untuk menjaga semua makanan yang dikonsumsi, sebagian dari kita tahu bahwa makanan yang disediakan memang terbuat dari daging yang baik untuk di konsumsi bagi umat islam, tapi kita tidak tahu bagaimana pengolahan dari pihak restoran, dengan cara islami atau malah dengan caranya orang kristen

Jelaslah bahwa Al Ghazali tidak hanya menyadari keinginan manusia untuk mengumpulkan kekayaan, tetapi juga kebutuhannya umtuk persiaan di masa depan. Namun demikian, ia memperingatkan bahwa jika semangat ''selalu ingin lebih" ini menjerumus kepada keserakahan dan pengejaran nafsu pribadi, maka hal itu pantas dikutuk.[3] Dalam pengertian inilah ia memandang kekayaan sebagai "ujian terbesar"[4]

Semua orang pastinya ingin mendapatkan keuntungan yang lebih dalam usahanya, tapi jangan sampai melalaikan syariat islam, semua yang malampaui batas tidaklah baik meskipun itu baik untuknya, tapi bagaimana dengan orang lain, dalam hal ini kita seharusnya lebih menghormati sisi sosial manusia .

Dalam meningkatkan kesejahteraan social, Imam Al-Ghazali mengelompokkan dan mengidentifikasi semua masalah baik yang berupa masalih (utilitas, manfaat) maupun mafasid (disutilitas, kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan social.Selamjutnya fungsi social dalam kerangka hierarki kebutuhan individu dan social.[5]

Menurut Al Ghazali, kesejahteraan (maslahah) dari suatu masyarakat tergantung pada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar : (1) agama (al-dien), (2) hidup atau jiwa (nafs); (3) keluarga atau keturunan (nasl); (4) harta atau kekayaan (maal); dan (5) intelekatau nakal (aql). Ia menitik beratkan bahwa sesuai tuntunan wahyu, "kebaikan dunia ini dan akhirat (maslahat al-dien wa al-dunya) merupakan tujuan utamanya.[6] 

Jadi untuk semua masyarakat umat islam yang memiliki usaha, laksanakan usahanya dengan jujur dan tidak melanggar syariat islam, seperti menipu atau  yang lain, jika kerugian menimpamu sesungguhnya agama juga akan menanggungnya dan juga sebaliknya, dan bagi umat islam yang di pihak konsumsi seperti manusia umumnya, pilihlah makanan yang jelas lagi baik yang akan kalian konsumsi, dan utamakan milik orang muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun