Mohon tunggu...
Ghina Thaharah
Ghina Thaharah Mohon Tunggu... Mahasiswa - politeknik negeri padang

halo,saya Ghina merupakan mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di Sumatera Barat,saya hobi menulis dan membaca berita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksploitasi Anak di Balik Praktik Mengemis

10 Juli 2023   13:22 Diperbarui: 12 Juli 2023   18:39 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FENOMENA - eksploitasi anak dalam praktik mengemis  sedang menghadapi masalah serius yang mengancam masa depan anak-anaknya. Praktik mengemis, yang terlihat sepele bagi beberapa orang, ternyata menyimpan kekejaman yang tak terbayangkan di baliknya. Dalam realitas yang mengejutkan ini, anak-anak menjadi korban eksploitasi yang mengerikan.
 
Eksploitasi anak merupakan tindakan yang melanggar hak-hak dasar anak dan memanfaatkannya secara tidak manusiawi demi kepentingan pribadi. Praktik eksploitasi anak dalam bentuk mengemis adalah salah satu wujud dari kekejaman ini. Anak-anak yang seharusnya dilindungi dan diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, malah menjadi korban dari tindakan yang kejam dan memaksa.
 
Ada beberapa faktor yang mendorong praktik eksploitasi anak . Kemiskinan, pengangguran, dan rendahnya tingkat pendidikan menjadi faktor pendorong utama. Kondisi sosial yang sulit ini memberikan celah bagi pelaku eksploitasi untuk memanfaatkan situasi demi keuntungan mereka sendiri.
 
Salah satu contoh yang pernah saya temui,seperti seorang pengemis yang terlihat sangat bugar duduk di sekitaran bak sampah disalah satu lokasi yang berada di sekitaran rumah sakit di pusat kota, ia memberikan obat tidur kepada anaknya yang masih bayi dari sore hari hingga malam tetapi anak tersebut tetap dengan tenang dalam gendongan ibunya padahal jalanan sangat berisik. Sangat disayangkan dan penting untuk dicatat bahwa tindakan seperti ini tidak dapat diterima dan bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan dan keamanan anak.
 
Dampak eksploitasi anak dalam praktik mengemis terhadap korban sangatlah serius. Seperti psikologis yang mereka alami mencakup trauma, kecemasan, depresi, dan penurunan harga diri. Perkembangan emosional dan sosial anak juga terganggu akibat kondisi yang tidak sehat ini. 


Dampak fisiknya pun tak kalah menghancurkan, dengan malnutrisi, kelelahan, dan risiko tinggi terhadap kecelakaan dan cedera fisik. Selain itu, pendidikan mereka juga terganggu, menyebabkan putus sekolah dan akses yang terbatas terhadap pendidikan berkualitas.

 
Untuk menanggulangi kekejaman ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat. Pemerintah perlu meningkatkan penegakan hukum dan penindakan terhadap pelaku eksploitasi anak, serta memperkuat sistem perlindungan anak dan lembaga penanggulangan eksploitasi,seperti rehabilitasi . Lembaga non-pemerintah dapat memberikan pendampingan, dan reintegrasi bagi korban eksploitasi anak, serta menggalang dukungan masyarakat untuk melawan praktik ini. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang eksploitasi anak dan melaporkan kejadian yang mencurigakan.
 
Solusi yang dapat di implementasikan termasuk peningkatan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang bahaya eksploitasi anak melalui kampanye sosial dan penyuluhan. Penguatan peran pemerintah dalam penegakan hukum dan pengadopsian kebijakan yang melindungi hak-hak anak juga perlu dilakukan. Kita dapat berkolaborasi antara pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat akan menjadi kunci kesuksesan dalam melindungi anak-anak yang rentan dieksploitasi.
 
Dengan sinergi dan upaya bersama, kita dapat menyingkap kekejaman ini, memberikan perlindungan yang sejati bagi anak-anak , dan melahirkan perubahan positif dalam perlindungan anak di seluruh wilayah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun