01- MasiputÂ
Setelah pulang sekolah 2 anak didesa Walandawe bernama Kia dan Indah. Mereka bersiap dengan kacamata menyelamnya yang terbuat dari kayu batang kelapa dan baskom (wadah besar). Dengan canda dan tawa diselingi dengan saling ejek, siang ini mereka akan menuju sungai untuk masiput bersama.Â
Masiput adalah tradisi masyarakat desa Walandawe mencari siput disungai, saat air sungai surut. Bagi masyarakat siput sebagai penggantinya ikan. Karena ikan didaerah ini sangat sulit ditemui.Â
Sesampainya disungai mereka menggunakan kacamata, menunduk dan memasukkan wajahnya kebatas air, maka dasar sungai dengan jelas akan terlihat. Menelusuri sungai untuk berburu binatang hitam yang hidup di celah batu-batu sungai.
Setelah berjam-jam menelusuri dasar sungai mengumpulkan siput. Sampailah mereka didekat pohon jeruk yang tumbuh rindang dan tinggi menjulang.
Kia: Ambil jeruk yok?Â
Indah: iya palek (boleh juga)Â
Sedikit berlari keluar dari sungai barjalan menuju pohon jeruk dan mencari buat jeruk yang berjatuhan dibalik semak-semak.
Dengan tangkapan siput yang lumayan dan jeruk hasil berburu dihutan, saatnya pulang.
Indah: Mandi dulu kita mi?Â
Kia: iye'Â