Mohon tunggu...
Diah Simangunsong
Diah Simangunsong Mohon Tunggu... Pelaut - Memperpanjang langkah

Berjalanlah selagi masih punya kaki dan mata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita dari Tanah Tolaki

16 Oktober 2019   11:13 Diperbarui: 16 Oktober 2019   11:43 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

01- Masiput 

Setelah pulang sekolah 2 anak didesa Walandawe bernama Kia dan Indah. Mereka bersiap dengan kacamata menyelamnya yang terbuat dari kayu batang kelapa dan baskom (wadah besar). Dengan canda dan tawa diselingi dengan saling ejek, siang ini mereka akan menuju sungai untuk masiput bersama. 

Masiput adalah tradisi masyarakat desa Walandawe mencari siput disungai, saat air sungai surut. Bagi masyarakat siput sebagai penggantinya ikan. Karena ikan didaerah ini sangat sulit ditemui. 

Sesampainya disungai mereka menggunakan kacamata, menunduk dan memasukkan wajahnya kebatas air, maka dasar sungai dengan jelas akan terlihat. Menelusuri sungai untuk berburu binatang hitam yang hidup di celah batu-batu sungai.

Setelah berjam-jam menelusuri dasar sungai mengumpulkan siput. Sampailah mereka didekat pohon jeruk yang tumbuh rindang dan tinggi menjulang.

Kia: Ambil jeruk yok? 

Indah: iya palek (boleh juga) 

Sedikit berlari keluar dari sungai barjalan menuju pohon jeruk dan mencari buat jeruk yang berjatuhan dibalik semak-semak.

Dengan tangkapan siput yang lumayan dan jeruk hasil berburu dihutan, saatnya pulang.

Indah: Mandi dulu kita mi? 

Kia: iye' 

Sejenak mereka mandi dengan menggunakan baju dibadan, berenang dan tak ketinggalan lompat-lompatan dari atas pohon. 

Bagi mereka hari itu sangat menyenangkan walau sebenarnya mereka sering melakukan ini, tapi pasti akan selalu ada cerita berbeda.

#gadispejalan

#ceritadaritanahTolaki

#dongengamatir

#cakrawalandawe

#walandawe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun